Sudahkah Anda mengetahui tax ratio? Nah, jika belum pada dasarnya rasio pajak atau tax ratio adalah sebuah pengukuran perbandingan penerimaan pajak pemerintah terhadap gross domestic product (GDP).
Di sisi lain fungsi pajak pada tax ratio adalah untuk memperoleh seberapa besar kira-kira porsi pajak dalam suatu perekonomian negara.
Di mana tax ratio ini sebenarnya bisa diketahui melalui dua sisi yaitu yang pertama tax ratio dapat menunjukkan kemampuan pemerintah untuk bisa mengumpulkan penerimaan pajak.
Kemudian yang kedua tax ratio ini dapat dilihat sebagai fungsi beban perpajakan. Namun untuk di Indonesia sendiri cara mengukur tax ratio masih menggunakan metode, yaitu penerimaan pajak pusat dibagi dengan PDB.
Karena besarnya penerimaan perpajakan melalui perhitungan rasio pajak hanya memperhitungkan penerimaan pemerintah pusat saja.
Table of Contents
Dalam mengukur kinerja pajak suatu negara memiliki banyak cara, salah satunya dengan memakai rasio pajak. Nah secara umum rasio pajak atau tax ratio adalah suatu perbandingan, atas penerimaan pajak terhadap produk domestik bruto (PDB).
Sementara PDB ini diketahui termasuk dari pengeluaran pemerintah, belanja konsumen, investasi, hingga ekspor bersih. Adanya rasio pajak juga memberikan suatu gambaran mengenai kondisi manajemen perpajakan suatu negara.
Di mana pada setiap negara juga memiliki cara mengukur tax ratio pajaknya sendiri dengan melihat dari komponennya. Di samping itu perhitungan ini berdasarkan pada IMF (International Monetary Fund/Dana Moneter Internasional), ataupun OECD (Organisation for Economic Co-operation and Development/Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi).
Untuk IMF itu sendiri ternyata masih menggunakan komponen penerimaan pajak yang dimulai dari bea cukai, pajak pusat, pajak daerah, keuntungan badan usaha selain dividen, serta penerimaan negara dari Sumber Daya Alam (SDA).
Namun pada perhitungan OECD ini sangat berbeda yaitu masih menggunakan komponen penerimaan pajak secara luas yang melalui penambahan kontribusi jaminan sosial untuk menentukan rasio pajak.
Baca Juga: Koreksi Fiskal : Penjelasan, Jenis Dan Contoh Penerapannya
Untuk melakukan perhitungan komponen tax ratio di Indonesia, yaitu dengan menganut dua pemahaman secara makna sempit dan makna luas.
Berdasarkan makna sempit bahwa angka rasio pajak bisa didapatkan dari perbandingan total nilai penerimaan pajak. Di mana dipungut oleh pemerintah pusat yang dikumpulkan contohnya Bea dan Cukai PPh, PPN/PPnBM, PBB, serta pajak lainnya dengan PDB nominal.
Sedangkan secara makna luas komponen yang termasuk menjadi perbandingan PDB adalah total nilai Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP), migas, Sumber Daya Alam (SDA), hingga pertambangan mineral, serta batubara (minerba) dengan PDB nominal.
Akan tetapi jika dibandingkan dengan negara lain dalam Asia Pasifik, maka secara umum negara Indonesia memiliki angka tax ratio yang paling kecil. Di mana secara 5 tahun terakhir Indonesia pernah menyentuh angka rendah yaitu sekitar 10,7% di tahun 2017.
Sedangkan apabila mengacu standar internasional, maka rasio pajak di Indonesia diharapkan untuk dapat menyentuh angka 15%.
Setelah Anda mengetahui pengukurannya, selanjutnya adapun yang menjadi faktor dalam mempengaruhi tingkat tax ratio adalah:
Dapat meliputi yaitu adanya komitmen, tingkat kepatuhan wajib pajak, koordinasi antar lembaga negara, hingga kesamaan persepsi antara wajib pajak dengan petugas negara.
Berdasarkan yaitu tingkat pendapatan per kapita, tarif pajak, serta tingkat optimalisasi tata laksana pemerintahan secara baik.
[elementor-template id="26379"]
Salah satu penyebab dikarenakan rendahnya rasio pajak yaitu adanya penerimaan pajak yang rendah, sehingga pemerintah harus dapat melakukan peningkatan rasio di Indonesia.
Bagaimana caranya? Salah satu caranya adalah dengan melakukan optimalisasi penerimaan pajak, hingga meningkatkan tingkat kepatuhan wajib pajak dan meminimalisir kebocoran penerimaan pajak. Adapun caranya yaitu:
Seperti itulah mengenai pembahasan apa itu tax ratio yang secara hakikatnya, merupakan sebuah pengukuran penerimaan pajak dalam suatu negara yang harus ditanggung masyarakat.
Sehingga melalui pengukuran ini semakin tinggi tax ratio maka semakin tinggi penerimaan pajak hingga pemerintah dapat membiayai anggaran belanjanya.
Terkait perpajakan tentunya tidak lepas dari pembukuan bisnis Anda. Agar bisnis Anda lancar ke depannya, sebaiknya Anda pastikan terlebih dahulu apakah pembukuan bisnis Anda sudah benar atau belum.
Nah, untuk memastikannya Anda juga bisa melakukan pembukuan laporan keuangan secara realtime dan akurat. Anda bisa mencoba memanfaatkan Harmony software pembukuan.
Tidak hanya membantu mencatat unsur pajak saja, Anda juga bisa menyiapkan dan memperhitungkan laporan keuangan di mana saja dan kapan saja tanpa perlu repot.
Fitur lainnya yang bisa digunakan seperti pemantauan stok, pembuatan invoice otomatis, rekonsiliasi bank transaksi secara otomatis, penghitungan aset, dan keuangan usaha yang mudah dikelola karena terdapat 20 lebih laporan keuangan secara real time.
Yuk, coba gunakan Harmony GRATIS 30 hari di sini. Dapatkan juga update informasi dari Harmony dengan mengikuti media sosialnya di Facebook, Instagram, dan LinkedIn.