Ketika Anda akan mengalokasikan dana untuk keperluan operasional perusahaan, maka sangat perlu bagi Anda untuk melakukan financial modelling terlebih dahulu. Financial modelling perlu dilakukan agar Anda bisa mengetahui perencanaan dan perancangan keuangan bisnis Anda di masa depan. Dengan kata lain, Financial modelling adalah gambaran arah bisnis menurut pendekatan finansial dan operasional usaha.
Financial modelling dilakukan perusahaan untuk mendapatkan rancangan dan analisa kinerja keuangan yang lebih realistis.
Perusahaan-perusahaan besar yang sudah sangat berpengalaman pasti akan melalui proses financial modelling. Selain untuk perancangan bisnis, proses ini juga dilakukan perusahaan bisa mendapatkan analisis atas kinerja keuangan yang lebih realistis.
Bagi bisnis pemula atau usaha menengah ke bawah, tidak ada salahnya menerapkan proses ini. Ada banyak contoh financial modelling yang bisa dijadikan inspirasi. Misalnya analisa keuangan ataupun budgeting yang dilakukan oleh perusahaan perbankan maupun perusahaan finansial lainnya. Berikut ini, pengertian dan penerapan contoh financial modelling yang sangat penting untuk kemajuan bisnis Anda.
Table of Contents
Financial modelling adalah suatu aktivitas dalam membuat suatu financial model atau aktivitas membuat sebuah model yang bisa menampilkan kinerja keuangan bisnis di masa depan. Umumnya model dari proses ini dituangkan dalam bentuk spreadsheet.
Financial modelling tidak bisa dipisahkan dengan proses budget management perusahaan karena bertujuan untuk mendapatkan gambaran keuangan. Hanya saja, proses ini sangat komplek karena diperlukan beberapa variabel yang harus ada dalam hitungan.
Variabel-variable tersebut antara lain memasukan histori kinerja sebelumnya, laporan-laporan keuangan (laporan arus kas, laba rugi, dan neraca), dan asumsi yang diharapkan dari kinerja perusahaan ke depan.
Asumsi yang dimaksud hanya berupa hipotesis atau masih sebatas dugaan sementara yang muncul dari data-data yang tersedia. Kemungkinan terjadinya juga bisa saja tidak sesuai dengan yang diharapkan.
Maka itu, dalam menyusun asumsi financial modelling harus diperkuat dengan data komprehensif yang mengaitkan seluruh aspek operasional perusahaan.
Jika dipelajari lebih lanjut, proses financial modelling bisa menjadi pekerjaan panjang. Itulah sebabnya, sebaiknya Anda percayakan tugas ini pada tim yang paham betul dan kompeten mengenai ilmu keuangan dan ilmu ekonomi.
[elementor-template id="26379"]
Setelah mengetahui gambaran umum dari financial modeling, saatnya bagi Anda untuk mengetahui sekilas cara penerapannya untuk bisnis Anda. Setidaknya ada 5 tahap yang bisa Anda lakukan untuk menerapkan financial modelling. Berikut ini, penjelasan mengenai kelima tahap tersebut.
Tahap pertama yang dilakukan adalah tahap persiapan. Pada tahap ini, Anda perlu mengumpulkan data-data yang akan digunakan untuk variabel seperti data histori kinerja perusahaan, laporan keuangan, dan data asumsi.
Laporan keuangan/financial statement setidaknya harus tersedia untuk 3 tahun terakhir dalam bentuk spreadsheet. Mulailah dengan buka seluruh asumsi yang dibandingkan dengan data historis kinerja keuangan untuk mengukur pertumbuhan pendapatan, margin, biaya-biaya pendukung hingga biaya tetap.
Pada tahap kedua, Anda harus tahu bagaimana cara membaca laporan keuangan perusahaan Anda. Untuk memulainya, Anda bisa menganalisis laporan laba rugi menggunakan basis asumsi periode mendatang. Selanjutnya, Anda bisa menghitung laporan laba rugi, laba kotor, biaya operasional, hingga pendapatan kotor sebagai asumsi periode mendatang.
Baca Juga : Fungsi Financial Leverage Lengkap dengan Contohnya
Analisis juga harus Anda lakukan dari data neraca usaha Anda. Perhitungannya bisa dimulai dari kalkulasi piutang dan inventaris, kemudian diteruskan dengan menggunakan perhitungan menurut standar akuntansi.
Dari analisis-analisis laporan keuangan yang dilakukan, maka Anda segera bisa menyusun jadwal modal aset. Anda bisa menarik kesimpulan dari asumsi inventaris peralatan, hutang, bunga, hingga properti.
Pada tahap ketiga, Anda bisa membuat laporan laba rugi yang perhitungannya dilakukan dengan menghubungkan depresiasi, jadwal inventaris peralatan, dan bunga dengan jadwal hutang. Sedangkan untuk neraca, Anda bisa mengaitkan saldo inventaris penutup dengan saldo utang penutup. Perhitungan laba rugi dan neraca sebelumnya adalah dasar untuk menyusun laporan arus kas usaha Anda. Tujuan menyusun laporan ini adalah agar kondisi keuangan bisnis dapat lebih terprediksi.
Pada tahap ini Anda harus menilai prospek pertumbuhan bisnis Anda ke depan. Caranya adalah dengan analisis Discounted Cash Flow (DCF). Analisis ini bisa Anda lakukan untuk memulai penilaian bisnis. Selanjutnya tahap ini diakhiri dengan skenario sensitivitas untuk mengetahui kemungkinan terjadinya perubahan pada asumsi yang telah dibuat.
Skema atau grafik dibuat sebagai penutup tahap financial modelling. Tujuan tahap ini adalah supaya financial modelling yang dibuat akan lebih mudah dipahami. Bentuk grafik yang digunakan sangat beragam, Anda bisa memilih dalam bentuk tabel atau diagram, atau bahkan kedua-duanya supaya lebih mudah dipahami oleh pihak lain.
Kunci penting dari financial modelling adalah menyusun laporan keuangan yang akurat dan mudah dibaca. Maka itu, Anda harus memastikan laporan keuangan yang akan digunakan sebagai variabel financial modelling tersusun dengan rapi. Maka dari itu, Anda membutuhkan bantuan software akuntansi seperti Harmony.
Harmony yang mudah digunakan untuk mendapatkan laporan keuangan yang mudah dipahami, praktis, dan otomatis. Saat ini, software akuntansi Harmony tersedia dalam free trial selama 30 hari setelah Anda melakukan pendaftaran disini sekarang.
Bagi Anda yang sibuk dan membutuhkan jasa pembuatan laporan keuangan beserta analisanya bisa menggunakan Harmony Accounting Service. Untuk mendapatkan info terupdate. jangan lupa follow akun Facebook, Instagram dan LinkedIn Harmony.