Umumnya orang keuangan atau akuntan mengetahui tentang net present value (NPV). Bagaimana dengan para pebisnis? Apakah mereka juga memahami apa itu NPV dan bagaimana perhitungannya? Semoga artikel kami yang mengulas tentang pengertian, fungsi dan contoh perhitungan net present value (NPV) ini bisa menambah wawasan Anda dalam bidang bisnis dan ekonomi, bahkan menerapkannya dalam usaha Anda. Selamat menyimak.
Seorang pebisnis sebaiknya memahami cara menghitung net present value (NPV) agar bisa menghindari kerugian dalam berinvestasi.
Table of Contents
Net present value adalah selisih antara pengeluaran dan pemasukan yang telah disesuaikan dengan menggunakan social opportunity cost of capital sebagai faktor diskon. Atau dengan kata lain, NPV adalah arus kas perkiraan pada masa yang akan datang yang disesuaikan dengan saat ini. Secara sederhana, NPV bisa diartikan sebagai selisih antara nilai sekarang dari arus kas yang masuk dengan nilai sekarang dari arus kas yang keluar pada periode waktu tertentu.
Istilah net present value biasanya digunakan dalam proyeksi arus kas atau proyeksi untung rugi suatu proyek, bisnis, atau investasi. Di mana tujuannya adalah untuk mengetahui nilai aset atau kas perusahaan saat ini, yang disetarakan dari nilai kas di masa yang akan datang. NPV berkaitan erat dengan teori time value of money, yaitu uang dengan jumlah yang sama akan memiliki nilai yang berbeda di periode waktu yang akan datang.
Dengan melakukan kalkulasi NPV sebelum berinvestasi, diharapkan bisa memberikan dampak positif untuk kinerja keuangan perusahaan. Para direksi juga bisa mempertanggung jawabkan usaha mereka dalam menjalankan bisnis, khususnya dalam menjaga aset atau uang perusahaan
Baca juga : Bagaimana Cara Membaca Laporan Keuangan Dengan Mudah?
Untuk sebuah bisnis, fungsi net present value adalah untuk mengukur kemampuan dan peluang sebuah perusahaan dalam menjalankan investasinya hingga beberapa tahun yang akan datang yaitu ketika nilai mata uang berubah dan berdampak padaarus kas perusahaan.
Dengan begitu, NPV dapat digunakan oleh perusahaan untuk memproyeksikan investasi yang dijalankan di masa depan. Perusahaan bisa memproyeksi apakah investasi tersebut akan untung atau rugi. Hal lain yang juga bisa diukur adalah seberapa besar margin keuntungan dari investasi tersebut.
Tujuan akhirnya agar manajemen perusahaan tahu apakah investasi itu layak untuk dijalankan dan apakah usaha yang akan dikeluarkan sebanding dengan hasilnya. Hal ini dilakukan agar perusahaan bisa menerapkan budget management yang efektif dalam menjalankan usahanya. Oleh karena itu, NVP (Net Present Value) juga bisa diartikan sebagai perkiraan keuntungan yang didapatkan sebuah usaha di masa depan jika menanamkan modal dengan nilai uang saat ini.
Cara menghitung NPV dapat dilakukan dengan dua tahapan, yaitu :
1. Tahap pertama adalah menghitung Present Value (PV) dari total pengeluaran per tahun dan Present Value (PV) dari total keuntungan per tahun.
2. Tahap kedua adalah dengan menjumlahkan masing-masing Present Value (PV) total keuntungan dan Present Value (PV) total pengeluaran, kemudian mencari selisih antara jumlah keduanya.
Present Value (PV) adalah jumlah nilai yang harus diinvestasikan saat ini jika kita menginginkan sejumlah nilai tertentu di masa yang akan datang. Sedangkan Future Value (FV) merupakan jumlah nilai di masa yang akan datang dari jumlah nilai yang diinvestasikan di masa yang sekarang. Agar bisa memahami konsep PV dan FV dengan lebih mudah, simak contoh berikut ini.
Ibu Ani menginginkan uangnya berjumlah Rp 100.000.000 lima tahun yang akan datang. Dengan tingkat bunga sebesar 6% per tahun, berapa uang yang harus ditabung oleh Ibu Ani sekarang agar mencapai Rp 100.000.0000 dalam waktu lima tahun lagi atau berapa PV nya?
Data yang diketahui :
FV sebesar Rp 100.000.000
i (diskon factor) sebesar 6% atau 0,06
n (lama investasi) selama 5 tahun
Jawaban :
PV = FV / (1+i)^n
= Rp 100.000.000 / (1+0,06)^5
= Rp 100.000.000 / 1.3382255776
PV = Rp 74.725.817
Jadi ingin memiliki uang sebesar Rp 100.000.000 untuk masa 5 tahun mendatang, maka Ibu Ani harus menabung sebesar Rp 74.725.817 di masa sekarang.
[elementor-template id="26379"]
Charlie memiliki sebuah bisnis advertising dan membutuhkan sebuah mesin printing untuk mendukung bisnisnya. Harga dari mesin printing tersebut adalah Rp 20.000.000. Apakah pembelian mesin printing itu menguntungkan atau merugikan?
Untuk mengetahuinya bisa dilakukan dengan cara membandingkan uang Rp 20.000.000 tersebut jika di masukan ke deposito. Dengan asumsi bunga deposito pada saat itu adalah 5% per tahun, maka dalam menghitung NPV juga menggunakan tingkat bunga yang sama. Dengan jangka waktu tiga tahun maka perhitungan NPV dapat kita hitung menggunakan rumus :
P / (1 + i)t
P = perkiraan jumlah arus kas yang didapatkan setelah pembelian mesin printing.
i = adalah tingkat suku bunga.
t = periode tahun (tahun ke)
Misalkan diketahui :
Tahun pertama = 10.000.000 /(1+0,05)^1 = 9.523.809
Tahun kedua = 8.000.000 /(1+0,05)^2 = 7.256.236
Tahun ketiga = 6.000.000 /(1+0,05)^3 = 5.183.026
Dari data diatas maka bisa dihitung proyeksi NPV adalah :
Rp (9.523.809 + 7.256.236 + 5.183.026) – Rp 20.000.000
= Rp 21.963.071 – Rp 20.000.000
= Rp 1.963.071
Dengan proyeksi NPV selama tiga tahun mendatangkan keuntungan sebesar Rp 1.963.071 maka pembelian mesin printing tersebut dapat dipertimbangkan karena menunjukkan NPV yang lebih besar dari nol (> 0).
Untuk mengetahui layak atau tidak sebuah investasi dijalankan dapat dilihat dari hasil perhitungan NPV dengan table dibawah ini.
Penjelasannya adalah sebagai berikut :
• Nilai NPV yang positif atau lebih besar dari 0 (> 0) menunjukkan bahwa penerimaan lebih besar dibandingkan dengan nilai yang diinvestasikan.
• Nilai NPV yang negative atau lebih kecil dari 0 (< 0) menunjukkan bahwa penerimaan lebih kecil dibandingkan dengan pengeluaran. Dengan kata lain mengalami kerugian pada investasinya setelah mempertimbangkan Nilai Waktu Uang (Time Value of Money).
• Nilai NPV yang netral atau sama dengan 0 (= 0) menunjukkan bahwa investasi tersebut hanya balik modal (tidak untung dan juga tidak rugi).
Sebagai seorang pebisnis, sebaiknya Anda memahami cara menghitung NPV karena berguna untuk pengembangan usaha. Menerapkan perhitungan NPV sebelum berinvestasi menunjukkan bahwa pebisnis tersebut mencoba mengelola keuangannya dengan baik. Agar keuangan usaha Anda bisa dikelola secara optimal, gunakan software akuntansi untuk pencatatan dan pembuatan laporan keuangannya.
Harmony adalah software akuntansi online yang bisa membantu Anda mengelola keuangan usaha dengan cepat dan tanpa repot. Harmony praktis dan mudah digunakan serta memiliki 20 lebih laporan keuangan real time yang akan mempermudah Anda dalam menjalankan usaha. Harmony sudah membantu ribuan pemilik bisnis dalam merapikan pembukuan dan laporan keuangan mereka. Jadi, tunggu apalagi? Coba gunakan GRATIS Harmony 30 hari dengan mendaftar disini.
Anda juga bisa mendapatkan informasi tentang akuntansi, keuangan, pajak, bisnis dan marketing di media sosial Harmony. Follow akun Facebook, Instagram dan LinkedIn Harmony.
Bagaimana jika Anda adalah pebisnis yang sibuk sehingga tidak sempat membuat laporan keuangan? Jangan khawatir, Anda bisa menggunakan Harmony Accounting Service yaitu jasa pembuatan laporan keuangan dengan harga terjangkau yang dikerjakan oleh profesional berpengalaman dalam bidang akuntansi.