Harmony » Blog » 

Menggunakan Nilai Free Cash Flow Untuk Mengukur Kinerja Perusahaan

Fina Pratiwi
/
Diupdate 
Juli 15, 2020

Berbicara keuntungan (return) atas investasi suatu perusahaan di pasar modal tidaklah mudah tergantung dari tersedianya free cash flow (FCF) yang memudahkan investor dalam membaca laporan keuangan suatu perusahaan.

Free cash flow perusahaan tersebut terbentuk dari hasil kinerja perusahaan dalam menghasilkan laba dalam suatu periode tertentu sehingga investor dapat meningkatkan nilai investasinya.

Seperti dilansir dari media berita online idnfinancial.com edisi 26 Desember 2019, memberitakan PT PP Presisi Tbk (PPRE) mengalokasikan anggaran keuangan yaitu anggaran kas sebesar Rp. 293 milyar guna membeli kembali sahamnya yang beredar di pasar modal. Dana tersebut diambil dari kelebihan arus kas bebas (excess free cash flow) di mana per 30 September 2019 jumlah saldo laba tercatat sebesar Rp 546,71 miliar.

Dengan begitu PT PP Presisi Tbk (PPRE) akan mengendalikan kelebihan free cash flow dapat meningkatkan earning per share (EPS) dan Return on Equity (ROE). Pada 30 September 2019, ROE sebesar 8,43% akan naik menjadi 8,75%, laba bersih tahun berjalan Rp 201,85 miliar, akan turun menjadi Rp 183,04 miliar.

Kali ini akan dibahas menggunakan nilai free cash flow untuk mengukur kinerja perusahaan. Simak terus artikel ini.

Kelebihan free cash flow dapat membangun struktur modal yang lebih efisien sehingga terjadi penurunan biaya modal keseluruhan untuk peningkatan kinerja perusahaan.

Baca Juga: Mengenali Opini Audit Laporan Keuangan

Pengertian Free Cash Flow

Adapun beberapa pengertian menurut beberapa narasumber, diantaranya sebagai berikut:

Menurut Wikipedia.org adalah cara untuk melihat arus kas bisnis untuk melihat apa yang tersedia untuk didistribusikan di antara semua pemegang sekuritas dari entitas perusahaan.

Menurut Investopedia.com adalah kas yang dihasilkan perusahaan setelah memperhitungkan arus kas keluar untuk mendukung operasi dan mempertahankan aset modalnya.

Menurut Brigham dan Houston (2006:65), adalah arus kas yang benar-benar tersedia untuk didistribusikan kepada seluruh investor (pemegang saham dan pemilik utang) setelah perusahaan menempatkan seluruh investasinya pada aktiva tetap, produk-produk baru, dan modal kerja yang dibutuhkan untuk mempertahankan operasi yang sedang berjalan).

Menurut Jensen (1986), adalah aliran kas yang merupakan sisa dari pendanaan seluruh proyek yang menghasilkan net present value (NPV) positif yang didiskontokan pada tingkat biaya modal yang relevan.

Menurut White et al (2003) adalah kas dari aktivitas operasi dikurangi capital expenditures yang duginakan perusahaan untuk memenuhi kapasitas produksi saat ini.

Dari kelima pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa free cash flow adalah kelebihan arus kas bebas yang dapat digunakan pembelanjaan valuta asing pada pasar modal dengan orientasi pertumbuhan (growth-oriented), untuk pembayaran hutang perusahaan kepada perantara keuangan seperti perbankan dan pembayaran kepada pemegang saham berupa deviden.

Semakin besar free cash flow yang tersedia dalam suatu perusahaan, maka semakin sehat perusahaan tersebut karena memiliki kas yang tersedia untuk terhindar dari risiko keuangan. Free cash flow ini juga sering menjadi pemicu timbulnya perbedaan kepentingan antara pemegang saham dan manajerial perusahaan.

Rumus Free Cash Flow to Equity

Besarnya free cash flow sangat berkaitan dengan modal pemegang saham sering dikenal dengan istilah free cash flow to equity atau FCFE, terdapat 2 pendekatan cara menghitung free cash flow to equity, diantaranya sebagai berikut:

a.Pendekatan melalui Equity Earning

FCFE = Net Income – (Capital ExpenditureDepreciation) – Non-Cash Working Capital + (Debt RepaymentNew Debt Issued)

Keterangan

FCFE = Free Cash Flow to Equity

Net Income = Pendapatan Bersih

Capital Expenditure = Pembelanjaan Modal

Depreciation = Penyusutan Aset Tetap

Non-Cash Working Capital = Bukan Modal Kerja Bersih

Debt Repayment = Pembayaran Hutang

New Debt Issued = Hutang yang Baru Dikeluarkan

Dari rumus free cash flow to equity melalui equity earning diatas dapat digunakan untuk menganalisis perusahaan dalam memberikan deviden kepada para pemegang saham. Pengaruh terhadap pertumbuhan perusahaan Anda dapat menggunakan pendekatan earning per saham (laba per saham) jika diketahui deviden payout ratio (DPR) perusahaan dan juga pendekatan net income (laba bersih) jika belum diketahui DPR-nya tersebut.

b.Pendekatan melalui Operating Income

FCFE = EBIT (1-Tax Rate) – Interest Exp (1-Tax Rate) - (Capital Expenditure + Depreciation) – Non-Cash Working Capital + (Debt Repayment New Debt Issued).

Keterangan

FCFE =Free Cash Flow to Equity

EBIT = Laba sebelum Bunga dan Pajak

Tax Rate = Persentase Pajak

Interest Exp = Beban Bunga

Capital Expenditure = Pembelanjaan Modal

Depreciation = Penyusutan Aset Tetap

Non-Cash Working Capital = Bukan Modal Kerja Bersih

Debt Repayment = Pembayaran Hutang

New Debt Issued = Hutang yang Baru Dikeluarkan

Sedangkan dari rumus free cash flow to equity melalui operating income diatas dapat digunakan untuk menganalisis perusahaan yang tidak teratur, jarang atau tidak memberikan deviden kepada pemegang saham.

[elementor-template id="26379"]

Baca Juga: Revenue Stream: Pengertian, Fungsi Dan Contoh Penerapannya

Pengaruh Free Cash Flow terhadap Kinerja Perusahaan

Menurut Chung et al (2005), berpendapat dengan FCF yang berlebih justru akan berdampak negatif terhadap profitabilitas perusahaan. Jika suatu perusahaan menghasilkan FCF tidak adanya peluang investasi yang menguntungkan, manajemen cenderung menyalahgunakan FCF tersebut mengalokasikan sumber dana yang tidak efisien dan investasi yang salah mengakibatkan terjadi penurunan kinerja perusahaan.

Contoh Free Cash Flow

Menurut Ross et al (2002:57), adapun contoh free cash flow dengan menggunakan rumus, diantaranya sebagai berikut:

FCF = AKO – PM – NWC

Keterangan:

FCF = Arus Kas Bebas

AKO = Arus Kas Operasional

PM = Pengeluaran Modal

NWC = Modal Kerja Bersih (Net Working Capital)

Dari penjelasan rumus FCF diatas dapat disimpulkan rumus free kas bebas diperoleh dari pengurangan arus kas operasional, pengeluaran modal dan modal kerja bersih. Dimana arus kas operasional berasal dari arus kas dari kegiatan operasional utama pendapatan perusahaan dan diluar arus kas dari kegiatan investasi maupun kegiatan pendanaan.

Adapun penjelasan pengeluaran modal adalah pengeluaran bersih pada fix asset (aset tetap) dengan perhitungan sebagai berikut:

PM = Aset Tetap Bersih Akhir Periode – Aset Tetap Bersih Awal Periode.

Sedangkan penjelasan modal kerja bersih atau net-working-capital adalah selisih current asset dengan current liabilities dan disebut juga rasio modal kerja bersih.

NWC = Aset Lancar – Hutang Lancar.

Jika jumlah NWC yang semakin besar menunjukkan tingkat likuiditas yang tinggi bagi perusahaan tersebut.

Contoh Perhitungan Free Cash Flow

Dalam periode tahun 2019 diketahui PT ABC memiliki arus kas dari kegiatan operasional sebesar Rp. 1,5 milyar, pada tahun yang sama ternyata pengeluaran modal perusahaan tercatat sebesar Rp. 750 juta dan memiliki modal kerja bersih sebesar Rp. 350 juta. Berapa free cash flow pada PT ABC tahun 2019 tersebut?

FCF = AKO – PM – NWC

FCF = Arus Kas Operasional – Pengeluaran Modal – Modal Kerja Bersih

FCF = Rp. 1.500.000.000 – Rp.  750.000.000 – Rp. 350.000.000

FCF = Rp. 400.000.000.

Jika free cash flow dari perusahaan adalah positif (FCF ≥ 0) maka keuangan perusahaan dalam kondisi yang baik. Jika Free cash flow perusahaan adalah negative (FCF ≤ 0) dan perusahaan harus mengeluarkan saham untuk menambah modal, hal ini akan mengakibatkan berkurangnya keuntungan per saham dari perusahaan tersebut.

Seperti itu penjelasan mengenai menggunakan nilai free cash flow untuk mengukur kinerja perusahaan. Seperti yang Anda ketahui dalam perhitungan FCF Anda membutuhkan laporan arus kas yang valid dan akurat. Untuk memudahkan Anda dalam membuat laporan arus kas, Anda bisa menggunakan alat bantu seperti software akuntansi.

Software akuntansi ini dapat membantu segala keperluan keuangan bisnis dalam satu sistem aplikasi keuangan bisnis bernama “Harmony Smart Accounting Solution” yang mana menyediakan 20 lebih jenis laporan keuangan secara real-time yang bisa membantu dalam menganalisa, memeriksa dan mengembangkan bisnis.

Harmony merupakan software akuntansi praktis dan mudah, yang merupakan pilihan utama bagi ribuan pemilik bisnis yang ingin memiliki laporan keuangan lengkap walau tanpa memiliki background sebagai keuangan atau akuntan. Coba GRATIS selama 30 hari Software Harmony disini.

 

trial harmony
Pembukuan Lebih Mudah!
Coba Gratis 30 Hari dan Rasakan Perbedaannya!
COBA GRATIS
Anda juga mungkin suka:
Fina Pratiwi
Fina Pratiwi adalah seorang ahli strategi keuangan dengan lebih dari 5 tahun pengalaman dalam industri keuangan. Dia memegang gelar dalam bidang Keuangan dan dikenal karena kemampuannya untuk menyederhanakan konsep keuangan yang kompleks menjadi sesuatu yang mudah dipahami. Fina percaya bahwa pemahaman yang baik tentang manajemen keuangan adalah kunci sukses bisnis. Dengan pengetahuannya yang luas, dia berdedikasi untuk membantu bisnis memahami dan memanfaatkan software Harmony untuk mencapai tujuan keuangan mereka.
chevron-down
Scan the code
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram