Harmony » Blog » 

Consumer Price Index (CPI) : Pengertian dan Cara Mengukur Tingkatan Inflasi

Fina Pratiwi
/
Diupdate 
Januari 2, 2021

Bagi setiap negara, tingkat inflasi harus terkontrol supaya perubahan terhadap harga-harga produk bisa sejalan dengan kinerja keuangan masyarakatnya. Untuk memastikan kondisi tersebut, diperlukan Indeks Harga Konsumen (IHK) atau sering disebut dengan Consumer Price Index (CPI). Di beberapa negara, Consumer Price Index diterbitkan bulanan, meskipun tidak ada aturan periode tertentu untuk menerbitkannya. Penerbitan Consumer Price Index berguna juga untuk menentukan tingkat biaya pada satuan harga yang tetap.

Dengan adanya CPI, Instansi Pemerintah di bidang Ketenagakerjaan akan memiliki petunjuk pada suatu tingkat rata-rata produk yang disebut sebagai kelompok perwakilan atas pembelian rata-rata konsumen. Berikut ini, pembahasan CPI secara lebih lengkap.

Penerbitan Consumer Price Index berguna juga untuk menentukan tingkat biaya pada satuan harga yang tetap.

Pengertian Consumer Price Index

Di dalam ilmu ekonomi, Indeks Harga Konsumen (IHK) atau consumer price index adalah alat ukur yang berguna untuk menilai perubahan rata-rata atas suatu harga produk yang dihitung dengan melakukan pemantauan terhadap perubahan harga pada setiap produk. Data-data dari CPI disimpan dan diberikan dalam periode tertentu, misalnya bulanan atau setiap tiga bulan sekali. Data yang diterbitkan merupakan hasil dari penilaian CPI pada periode sebelumnya. Data tersebut kemudian akan dikumpulkan untuk mengukur tingkat inflasi yang terjadi pada setiap tahun.

CPI diperlukan karena nilai inflasi yang terjadi pada suatu negara bisa dengan mudah mengubah kebijakan fiskal yang berlaku pada suatu negara. Secara tidak langsung, consumer price index adalah indikator ekonomi untuk menilai tingkat signifikansi dari inflasi. Misalnya indeks konsumsi individu, harga produk, harga impor barang, indeks biaya buruh, biaya unit buruh, dan lain sebagainya.

Selain itu, perusahaan juga perlu didukung dengan budget manajemen yang baik dan profesional. Hal ini dibutuhkan, sehingga perusahaan mampu menyediakan laporan anggaran atau laporan keuangan usaha yang kredibel. Pada gilirannya, hal ini akan membantu perusahaan mengantisipasi terjadinya inflasi dengan beberapa strategi yang sudah terencana dengan baik.

Baca Juga : Financial Leverage : Pengertian, Manfaat, dan Contohnya

[elementor-template id="26379"]

Cara Menghitung Consumer Price Index Untuk  Mengukur Tingkat Inflasi

Setiap negara memiliki cara menghitung consumer price index dan tingkatan inflasi yang berbeda. Sebab, indikator yang ada di setiap negara bisa saja berlainan. Angka untuk setiap indikator diperoleh dari berbagai sumber dalam jangka waktu tertentu. Jika kondisi harga terus naik dan bertahan, maka inflasi sudah terjadi. Untuk menghitung inflasi dengan CPI, Berikut ini indikator yang dimiliki oleh pemerintah.

• Indeks Harga Konsumen (IHK) yang menjadi harga rata-rata kebutuhan konsumen.

• Indeks harga produsen yang menjadi harga rata-rata dari bahan baku atau material untuk kegiatan produksi.

• Indeks harga komoditas pada barang-barang tertentu.

• Indeks biaya hidup pada rata-rata biaya hidup yang dibutuhkan setiap masyarakat.

• Perubahan harga Produksi Domestik Bruto (PDB)

Indikator untuk setiap periode bisa berubah karena disesuaikan dengan kondisi yang terjadi pada suatu negara. Cara menghitung consumer price index untuk mengukur inflasi bisa dilakukan dengan menghitung selisih IHK lama dengan IHK terbaru, kemudian dibagi dengan IHK terbaru dan dikalikan dengan 100%.

Sebagai contoh : diketahui IHK BBM tahun 2010 adalah sebesar Rp 4.000, per liter dan IHK BBM tahun 2020 adalah Rp 6.750 per liter. Dari contoh ini bisa dihitung besarnya inflasi, yaitu :

Inflasi = ((Rp Rp6.750 – Rp4.000) : Rp6.750) x 100% = 40,74%

Jadi, selama kurang lebih 10 tahun, inflasi yang dialami Indonesia jika dilihat dari IHK BBM adalah sebesar 40,74%. Selanjutnya, bisa dihitung rata-rata inflasi per tahun dengan cara membagikan inflasi dengan periode (tahun) perbandingan, yaitu

Rata-rata inflasi per tahun = 40,74% : 10 = 4,074%.

Jadi, bisa diketahui bahwa rata-rata inflasi BBM di Indonesia selama 10 tahun yaitu sebesar 4,074%.

Membuat Laporan Keuangan dengan Software Akuntansi Harmony

Adanya inflasi yang dialami suatu negara akan berdampak pula pada perekonomian usaha. Maka itu, setiap pebisnis harus bisa menyusun laporan keuangan yang terorganisir dan akurat demi meminimalisir risiko inflasi yang bisa saja terjadi. Software Akuntansi Harmony tersedia GRATIS selama 30 hari. Cukup mendaftar disini sekarang.

Lalu bagaimana jika Anda adalah pebisnis yang sibuk sehingga tidak sempat membuat laporan keuangan Anda? Tentu Anda bisa menggunakan Harmony Accounting Service yaitu jasa pembuatan laporan keuangan dengan harga terjangkau yang dikerjakan oleh profesional berpengalaman dalam bidang akuntansi. Follow akun Facebook, Instagram dan LinkedIn Harmony untuk update info menarik lainnya.

trial harmony
Pembukuan Lebih Mudah!
Coba Gratis 30 Hari dan Rasakan Perbedaannya!
COBA GRATIS
Anda juga mungkin suka:
Fina Pratiwi
Fina Pratiwi adalah seorang ahli strategi keuangan dengan lebih dari 5 tahun pengalaman dalam industri keuangan. Dia memegang gelar dalam bidang Keuangan dan dikenal karena kemampuannya untuk menyederhanakan konsep keuangan yang kompleks menjadi sesuatu yang mudah dipahami. Fina percaya bahwa pemahaman yang baik tentang manajemen keuangan adalah kunci sukses bisnis. Dengan pengetahuannya yang luas, dia berdedikasi untuk membantu bisnis memahami dan memanfaatkan software Harmony untuk mencapai tujuan keuangan mereka.
chevron-down
Scan the code
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram