Beternak lele atau budidaya lele merupakan usaha yang cukup menjanjikan, karena terbukti memberikan omset yang melambung. Bapak Muhammad Komarudin, peternak lele asal Ponorogo telah berhasil dalam menekuni usaha ini sejak tahun 2014 lalu. Dan omset yang diperoleh perbulannya mencapai Rp18.000.000,00. Bagaimana cara agar dapat sukses dalam usaha budidaya lele?
Beternak lele tidak bisa dilakukan dengan mudah, karena harus dilakukan dengan benar. Salah langkah dalam beternak lele, bisa-bisa akan memberikan kerugian yang cukup besar.
Sebelum menyimak tips-tips yang akan diberikan oleh Bapak Komarudin berikut ada salah satu pengusaha Lele asal Cirebon yang juga sangat sukses dalam menjalankan budidaya lele.
Bapak Suganda, pembudidaya ikan lele asal Desa Kertasura Kecamatan Kapetakan, Kabupaten Cirebon telah berhasil dalam menekuni usaha ini sudah lebih dari 20 tahun dimulai dari hanya 1 petak sawah. Dan sekarang beliau sudah memiliki lahan sawah sekitar 45 Hektar dengan total 390 kolam ikan lele. Simak kisahnya dalam Video berikut:
Bagaimana? Apakah Anda semakin yakin untuk menjadi pembudidaya ikan lele? Yuk simak tips dari Bapak Muhammad Komarudin Berikut ini:
Table of Contents
Bapak Komarudin menjelaskan bahwa budidaya lele ini dilakukan di dalam kolam yang menggunakan sistem bioflok. Sistem budidaya lele bioflok juga mulai populer karena telah diperkenalkan oleh Menteri Susi Pudjiastuti sejak tahun 2017.
Dengan melakukan studi kelayakan bisnis, Bapak Komarudin mengungkapkan bahwa sistem bioflok membuat kolam ikan lele menjadi selalu bersih dan tidak bau amis. Bahkan, ikan yang dihasilkan juga tidak berbau amis.
Bentuk kolam untuk budidaya lele milik Bapak Komarudin tidak berbentuk kotak seperti pada umumnya, tetapi berbentuk bulat dengan dilapisi kain terpal sebagai wadah air.
Kolam seperti ini dinilai lebih praktis dan menghemat tempat karena untuk satu kolam ikan berbentuk bulat dengan diameter 3 meter ini mampu menampung 3.000 hingga 5.000 ekor lele.
Bapak Komarudin menjelaskan banyak keunggulan dengan menggunakan kolam Bioflok, di antaranya yaitu:
• Keadaan kolam yang selalu bersih karena tersedia pipa khusus yang dapat mengeluarkan kotoran lele. Kotoran lele tidak mengendap sehingga air dan kolam tetap bersih.
• Setiap kolam juga dilengkapi dengan aerator untuk menambah pasokan udara dalam air sehingga ikan dapat tumbuh lebih cepat.
• Tidak perlu membuang semua air namun cukup mengganti sebagian air saja, karena air selalu bersih.
Baca Juga: 7 Kebiasaan Pengusaha Sukses Yang Harus Ditiru
[elementor-template id="26379"]
Pada budidaya lele yang dibuat oleh Bapak Komarudin, Beliau memberikan tips untuk untuk ternak lele pemula dengan memilih bibit lele jenis. Menurutnya, jenis sangkuriang ini lebih mudah dan lebih dan cepat panen, makanya cocok untuk para peternak. Namun, Beliau juga menambahkan bahwa semua jenis lele cocok dengan kolam bioflok.
Bapak Komarudin mengaku bahwa pakannya berasal dari rempah-rempah seperti kunyit, kencur, jahe dan temulawak yang dicampur dengan prebiotik. Bahan-bahan tersebut diracik dengan cara direndam terlebih dahulu dengan cairan prebiotik hingga tampak megembang.
Menurutnya memberi pakan seperti ini membuat lele tidak berbau amis dan mengurangi konsumsi pakan. Bapak Komarudin mengakui bahwa pemberian pelet (pakan ikan) seperti ini lebih mudah dan banyak menghemat biaya pakan ikan lele.
Dalam sehari, lele dalam satu kolam bioflok mampu menghabiskan 8 kg hingga 9 kg pelet yang sudah direndam larutan prebiotik. Pakan lele bisa berkurang hingga 20% dari pada pakan pada umumnya.
Pakan lele hanya dilakukan dua kali saja dalam sehari, yaitu di pada pagi hari pukul 07.00 dan pada malam hari sekitar pukul 19.00.
Pemberian pakan harus dijadwalkan dengan berselang 12 jam supaya ukuran lele tidak cepat membesar. Bapak Komarudin juga menjelaskan bahwa, ukuran lele yang terlalu besar justru jarang laku atau jarang diminati.
Budidaya lele dengan bioflok membutuhkan waktu 3 sampai 4 bulan. Lele yang berusia 4 bulan lebih ideal untuk dipanen karena ukurannya tidak terlalu besar. Lele yang sudah dipanen biasanya diambil oleh para pedagang atau kadang-kadang Bapak Komarudin mengantarkan lele yang sudah dipanen kepada konsumen yang sudah menjadi langganannya.
Budidaya lele Pak Komarudin sudah banyak menarik hati para pelanggan. Alasannya karena lele tidak terlalu besar dan tidak amis. Tak heran jika omset yang diperoleh Bapak Komarudin dari budidaya lele mencapai Rp18.000.000,00 dari penjualan 1,2 ton lele per bulan.
Saat ini, Bapak Komarudin sudah memiliki 24 kolam bioflok yang siap panen setiap bulan. Menurut pengakuan Beliau, modal yang diperlukan untuk satu kolam bioflok lumayan besar, yaitu Rp3.000.000,00. Namun, kalau melihat omset yang dihasilkan dirasa layak dan cukup mengeluarkan modal sebesar itu
Beberapa tips budidaya lele di atas dapat Anda ikuti sebelum memulai dan saat menjalankan bisnis budidaya ikan lele. Tapi bukan hanya melakukan tips-tips tersebut saja, Anda juga harus melakukan pencatatan terhadap seluruh keuangan bisnis, mulai dari modal, biaya yang dikeluarkan, penjualan, menentukan harga jual dan lain sebagainya.
Seperti kisah sukses Pak Suganda dan Pak Komarudin, agar kegiatan bisnis selalu lancar maka pencatatan keuangan pun haruslah mudah untuk diakukan, maka pilihlah software akuntansi online yang mudah digunakan seperti Harmony. Dapatkan 30 Hari Gratis untuk mencoba Software Harmony pada bisnis Anda dengan klik disini.