Setiap bisnis yang dijalankan oleh perusahaan tentu ada pemasukan kotor yang belum dibagi dan dibayarkan yang belum bisa menunjukkan nilai aset bersih. Setelah semuanya selesai dikelola, pada akhirnya perusahaan mengambil untung bersih dari laba tersebut.
Hal ini didasarkan pada nilai semua aset dan kewajiban atas nilai yang tercatat dalam laporan keuangan. Sejauh neraca tidak mengungkapkan nilai pasar sebenarnya, maka aset bersih tidak akan akurat. Ketika Anda membaca neraca, jika akumulasi kerugian melebihi ekuitas pemegang saham, maka kekayaan bersih perusahaan menjadi negatif.
Secara teoritis keuangan, aset bersih dirumuskan sebagai jumlah atau total aset yang dikurangi dengan total kewajiban atau hutang.
Aset yang dimaksud di sini tidak terbatas pada jumlah uang tunai saja melainkan termasuk juga aset dalam bentuk lain seperti aktiva tetap berwujud (rumah, tanah, investasi lainnya) yang bisa dicairkan menjadi bentuk nominal uang dan aktiva tidak berwujud (hak cipta, hak eksplorasi dan eksploatasi, paten, merek dagang).
Aset atau aktiva bersih dalam akuntansi tidak terbatas keuntungan yang diperoleh setelah satu periode pembukuan saja, namun jauh lebih luas selagi masih bisa memberikan manfaat lebih jauh untuk kepentingan perusahaan pada periode bisnis yang akan berlangsung.
Table of Contents
Kekayaan bersih atau aset bersih perusahaan merupakan profit atau keuntungan yang dimiliki seutuhnya yang didapatkan dengan perhitungan yang sudah selesai dan tidak adanya beban tanggungan yang harus dikeluarkan.
Aset atau aktiva bersih dalam akuntansi biasa disebut dengan istilah net worth. Hal ini berguna sebagai cara pengukuran terbaik untuk berbagai macam perkembangan perusahaan termasuk bersamaan dengan perhitungan akuntansi dalam penyusutan aset tetap bisnis.
Aset bersih dipengaruhi oleh beberapa aspek luar yang cukup kuat sehingga kadang-kadang pengaruhnya berada di luar kendali dari manajemen perusahaan. Beberapa faktor yang paling kuat yaitu inflasi, ekspor dan impor, serta tingkat suku bunga.
Inflasi menjadi pengaruh kuat kekayaan bersih perusahaan yang berhubungan dengan negara luar, dan tingkat suku bunga. Dampak dari Inflasi akan terasa ketika peredaran uang di masyarakat menjadi terlalu banyak sehingga masyarakat memiliki kesediaan yang lebih tinggi untuk berkorban demi mendapatkan sesuatu.
Ekspor dan impor merupakan kegiatan bisnis yang sangat mempengaruhi perusahaan selain dari inflasi. Selain itu, tingkat suku bunga juga memberikan pengaruh dalam penilaian nominal kekayaan bersih perusahaan.
Baca Juga : Pengertian Aktiva Lancar dan Jenisnya dalam Akuntansi
[elementor-template id="26379"]
Cara termudah untuk menghitung dan mengetahui kekayaan bersih adalah dengan mencari selisih antara total aset dan utang perusahaan. Jadi, bisa pula disimpulkan bahwa kekayaan bersih merupakan sisa dari nilai seluruh aset perusahaan yang terjual yang kemudian digunakan untuk membayar seluruh utang. Untuk lebih mudah menghitungnya, bisa dilakukan dengan rumus :
Aset Bersih = Total aset (harta) – liabilitas (hutang)
Perlu Anda ketahui bahwa total aset atau harta perusahaan tidak sebatas pada aktiva tetap saja, melainkan aktiva tidak tetap. Seluruh total aset meliputi kekayaan tetap berwujud, tidak berwujud, aktiva lancar, dan aktiva tidak lancar. Selanjutnya, liabilitas perusahaan juga sangat luas, mulai dari hutang jangka pendek hingga hutang jangka panjang.
Semakin luas jangkauan perusahaan, maka cara menghitungnya menjadi semakin rumit. Bahkan, bisa jadi terjadi kesalahan ketika dilakukan secara manual. Maka dari itu, untuk menghitung aset bersih perusahaan sebaiknya menggunakan software akuntansi harmony.
Laporan keuangan perusahaan tidak boleh ada kesalahan ketika dicatat dan disajikan, sebab akan mempengaruhi kelancaran bisnis selanjutnya. Software akuntansi Harmony yang mudah digunakan telah dilengkapi dengan fitur-fitur yang pastinya perhitungan keuangan menjadi tepat, akurat, dan otomatis. Mari tingkatkan software akuntansi bisnis Anda dengan mendaftar promo GRATIS 30 hari di link ini.