Mungkin Anda sudah pernah mendengar, bahwa redenominasi rupiah merupakan penyederhanaan pecahan mata uang. Untuk itu dalam menerapkan kebijakan redenominasi, sebaiknya dilakukan secara berhati-hati. Karena hal ini akan berdampak kepada permasalahan ekonomi bagi masyarakat maupun investor.
Bagi pelaku bisnis yang sangat yakin bahwa kinerja ekonomi negara sangat baik, maka redenominasi rupiah bisa berjalan sesuai dengan harapan. Namun sebaliknya jika pebisnis beranggapan ekonomi melambat atau memburuk, akibatnya redenominasi rupiah akan mempengaruhi angka inflasi yang meningkat.
Untuk itu, keberhasilan redenominasi tergantung kesiapan masyarakat dengan pebisnis. Sehingga hal ini juga harus dijalankan oleh Bank Indonesia dengan melakukan sosialisasi kepada masyarakat, agar gejolak ekonomi tidak terjadi dan inflasi tetap stabil serta rendah.
Arti redenominasi rupiah juga harus memliki persepsi yang sama dengan masyarakat, dengan tujuan menghindari adanya penarikan dana atau investasi ke luar negeri.
Table of Contents
Berdasarkan KBBI redenominasi adalah penyederhanaan nilai mata uang rupiah tanpa mengubah nilai tukarnya. Sehingga digit mata uang menjadi tampak lebih kecil, dan pencatatan menjadi lebih sederhana.
Berdasarkan Peraturan Kementrian Keuangan Nomor 77/PMK.01/2020, redenominasi rupiah adalah kemudahan untuk memberikan efisiensi perekonomian yang mempercepat waktu pencatatan transaksi, mengurangi resiko human eror, dan menyederhanakan penulisan harga barang atau jasa.
Secara informal redenominasi telah dilakukan oleh masyarakat secara tidak langsung, misalnya melakukan penyederhanaan transaksi serta pencatatan keuangannya. Meskipun kebijakan tersebut belum ada informasi resmi dari otoritas moneter.
Kini masyarakat memang sudah terbiasa menilai angka nominal rupiah menjadi lebih kecil dari biasanya. Dengan cara menulis angka dagangannya misalnya Rp.30.000 menjadi harga 30 K saja.
Hal ini juga berkaitan jika penyebutkan âKâ yang berarti memiliki kelipatan seribu atau 3 digit nol dibelakang. Secara sederhana redenominasi rupiah bisa dianggap hal yang positif dan memberikan keuntungan, tetapi jika dianggap merugikan biasanya akan dianggap sanering atau pemotongan nilai uang.
Baca Juga : Lembaga Keuangan: Pengertian, Jenis, Fungsi dan Contohnya
Bisa Anda ketahui, bahwa setiap negara akan memiliki tujuan redenominasi yang berbeda-beda. Perbedaan jumlah digit mata uang dapat terjadi karena akibat dari akumulasi krisis ekonomi, dan inflasi masa lalu. Maka berikut ini bagaimana tujuan dan pengaruhnya dari pembentukan redenominasi :
Dengan mengurangi digit nol pada mata uang rupiah, akan memudahkan pebisnis melakukan pencatatan akuntansi dalam kesehariannya. Tentu hal ini bisa Anda ketahui bahwa tiga digit nol dibelakang tidak terlalu penting, dan hanya memperpanjang tulisan digit nol saja.
Sehingga dengan menghilangkan tiga digit nol, seluruh pencatatan keuangan menjadi lebih sederhana dan bisa meminimalisi adanya kesalahan dalam pencatatan.
Sudah Anda ketahui bahwa perbedaan nilai tukar Rupiah dengan Dolar Amerika memang sangat jauh. Dengan nilai $1 dan nilai tukar rupiah menjadi kurang lebih Rp 14.000, atau sama dengan 4,24 Ringgit Malaysia serta 21,3 Baht Thailand.
Munculnya redenominasi dapat memberikan pandangan bahwa nilai tukar Rupiah, akan memiliki nilai mata uang yang sama dengan mata uang asing. Maka hal ini aka memberi kesan yang positif terhadap perdagangan dan juga pasar.
Sehingga tujuan redenominasi juga dapat meningkatkan kredibilitas, serta meningkatkan daya saing mata uang di perdagangan internasional.
Adanya peraturan presiden di tahun 1965, ternyata Indonesia pernah melakukan redenominasi. Namun redenominasi tersebut gagal diterapkan, karena salah satunya masyarakat belum mengerti sepenuhnya dan akibatnya inflasi menjadi sangat tinggi.
Solusi untuk menerapkan redenominasi adalah dengan memberikan pemahaman kepada masyarakat sebagai pelaku utama ekonomi. Maka dari itu tanpa adanya sosialisasi ke masyarakat akan membuat redenominasi rupiah mengulang kegagalan yang pernah terjadi.
Perbedaannya dengan redenominasi, sanering adalah suatu pemotongan nilai mata uang yang bertujuan untuk mengurangi jumlah digit mata uang tersebut yang sedang beredar. Tujuan ini digunakan saat ketika adanya inflasi yang tinggi, sehingga menggunakan kebijakan sanering.
Sanering yang dapat menurunkan daya beli masyarakat bisa menyebabkan nilai mata uang ternyata berkurang namun harganya tetap sama.
Baca Juga : Instrumen Kebijakan Moneter : Penjelasan Lengkap dan Contohnya
[elementor-template id="26379"]
Dampak redenominasi rupiah yang harus dipertimbangkan oleh pemerintah, juga dapat memperburuk kondisi atas tindakan ekonomi dalam bisnis, berikut ini ada dua dampak tersebut:
Dalam kebijakan untuk membulatkan harga ternyata bisa membuat ekonomi mengalami inflasi yang tinggi. Akibat kondisi ini Anda hanya melihat angka uangnya saja, bukan daya beli pada uang tersebut.
Misalnya Anda biasanya menghabiskan sekali makan Rp20.000, namun adanya redenominasi berubah menjadi Rp20. Di sinilah terjadi kurangnya pemahaman bagi setiap masyarakat, yang ternyata daya beli Rp20.000 dengan Rp20 sama.
Setelah pemerintah menerapkan kebijakan untuk redenominasi, maka pemerintah juga harus mempersiapkan rencana atas kebijakan tersebut. Setelah itu pemerintah juga akan menyiapkan biaya yang tinggi dalam mensosialisasi kepada masyarakat.
Dengan memiliki negara Indonesia yang pulaunya sangat luas, maka kondisi geografis, pendidikan, akses, serta fasilitasnya juga akan berbeda. Untuk itu diperlukan biaya yang besar untuk memberikan sosialisasi dari masyarakat.
Tujuan ini dilakukan agar redenominasi berlaku di masyarakat, dan dapat diterapkan ke dalam sistem ekonomi dan bisnis. Selain itu biaya yang dikeluarkan bukan hanya sosialisasi saja, namun untuk proses uang redenominasi seperti pencetakan uang, penyaluran uang serta proses hukum.
Menjadi masyarakat di era digital, tentunya tidak sulit dalam memahami kebijakan redenominasi rupiah. Yang telah terbukti bahwa nilai mata uang tidak berkurang di dalam bisnis.
Secara umum tentunya redenominasi hanya permasalahan dalam penyederhanaan digit angka rupiah saja. Namun justru hal ini menguntungkan pebisnis dalam pencatatan keuangannya dalam akuntansi.
Untuk memudahkan Anda dalam mencatat keuangan, bisa menggunakan Harmony software. Apa sih itu Harmony? Harmony merupakan sistem atau software akuntansi berbasis online yang bisa membantu Anda membereskan pembukuan lebih cepat dan rapi
Menggunakan Harmony, tidak hanya memudahkan pencatatan saja tetapi banyak fitur lainnya seperti mudah dalam membuat dan mengecek laporan keuangan bisnis Anda dimanapun dan kapanpun. Selain itu, data laporan juga akan tersimpan dengan aman. Agar lebih optimal cobalah gunakan Harmony software gratis selama 30 hari disini.
Bagi Anda yang sibuk dan membutuhkan jasa pembuatan laporan keuangan beserta analisanya bisa menggunakan Harmony Accounting Service.
Untuk mengenal Harmony lebih lanjut, kunjungi halaman sosial media Harmony supaya tidak ketinggalan berita terbaru seputar keuangan, bisnis dan lainnya. Dengan mengklik sukai dan ikuti updatenya melalui Facebook, Instagram, dan Linked In Harmony.