Melalui laporan keuangan yang telah tersusun, fungsi manajemen seperti pada manajemen laba akan memiliki peranan pentingnya dalam strategi pengembangan bisnis. Berikut akan diulas lebih lengkap terkait manajemen laba.
Bagi manajer keuangan, membuat laporan keuangan perusahaan pada akhir periode merupakan salah satu tanggung jawab yang harus segera dilakukan.
Laporan keuangan memberikan banyak informasi penting mengenai kinerja perusahaan dalam suatu periode, khususnya informasi mengenai keuntungan yang diperoleh perusahaan.
Pengertian Manajemen Laba
Dalam ruang lingkup bisnis, sering dikenal sebuah istilah earning management yang merujuk pada suatu kegiatan intervensi yang dilakukan pengelola perusahaan untuk mencapai tujuan tertentu dalam proses pelaporan keuangan eksternal.
Proses ini dilakukan dengan sengaja, tetapi tetap dalam batasan General Adopted Accounting Principle (GAAP) agar tetap mengarahkan kepada tingkatan laba yang hendak dilaporkan.
Dengan demikian, dapat diketahui bahwa manajemen laba merupakan manipulasi keuntungan pada laporan keuangan dengan tujuan memperoleh keuntungan yang lebih optimal. Hal ini juga dapat didukung dengan adanya sistem informasi manajemen yang baik dalam menjalankan perusahaan.
Tujuan Manajemen Laba
Tindakan manajemen laba bukan dilakukan tanpa motif dan tujuan mendasar. Ada beberapa hal yang membuat perusahaan merasa perlu mengelola keuntungan yang didapat dengan manajemen laba. Berikut ini beberapa tujuan tersebut:
1. Sebagai Tujuan Bonus
Biasanya, manajer perusahaan mempunyai informasi dari laba bersih perusahaan. Maka dari itu, manajer berusaha untuk melakukan pengelolaan dengan cara memaksimalkan laba. Dengan demikian, manajer perusahaan dan beberapa jajaran lainnya bisa memperoleh bonus (bonus purposes).
2. Alasan Motivasi Politik
Motivasi politik biasanya diterapkan oleh perusahaan yang memiliki kaitan dengan kepentingan pemerintah. Perusahaan tersebut akan cenderung mengurangi laba akibat adanya tekanan publik. Namun, dalam kondisi lain, tindakan manajemen ini bisa membuat perusahaan menghemat pajak.
3. Menaikkan Harga Saham Perusahaan
Tujuan yang sangat diinginkan dari strategi manajemen laba adalah menaikkan harga saham perusahaan. Laba yang besar akan membuat profil perusahaan meningkat, sehingga harga saham perusahaan akan cepat naik.
Strategi seperti ini umum dilakukan manajemen ketika perusahaan melakukan penawaran saham perdana ke publik atau Initial Public Offering (IPO).
4. Laporan Untuk Para Investor
Tujuan umum yang mendorong perusahaan mengelola laba bisnis adalah karena dorongan laporan untuk para investor. Pada akhir periode, perusahaan harus menyampaikan laporan keuangan kepada para investor.
Peningkatan laba dipandang sebagai salah satu indikator kinerja baik sebuah perusahaan, sehingga manajemen terkadang harus menggunakan strategi ini.
Pola Manajemen Laba
Secara umum ada empat pola manajemen laba yang biasa dilakukan oleh manajer perusahaan. Keempat pola tersebut antara lain :
a. Income Maximization, adalah pola yang sering diterapkan ketika laba sedang turun yang bertujuan melindungi perusahaan ketika berhadapan dengan utang.
b. Income Smoothing, merupakan pola manajemen laba dengan meratakan laba yang dilaporkan agar, laba tampak stabil dan investor menilai positif kinerja perusahaan.
c. Income Minimization, sebuah pola yang umum digunakan untuk mengurangi beban pajak, sehingga perusahaan tidak menarik perhatian pemerintah.
d. Taking a Bath, berupa pola yang dilakukan melalui pembebanan biaya yang akan datang dan menghapus beberapa aktiva perusahaan.
Baca Juga : Apa Saja Tugas Manajer Keuangan? Simak Selengkapnya
Strategi Manajemen Laba
Manajemen ini tidak bisa dilakukan tanpa dasar yang bisa diterima sebagai sebuah alasan. Selain itu, pihak manajemen juga perlu mengetahui proses produksi berjalan dengan baik agar dengan cepat melihat laba yang akan dihasilkan.
Perlu strategi yang tepat untuk menerapkannya. Berikut ini, beberapa strategi yang bisa dilakukan ketika harus memainkan manajemen laba.
1. Mengatur Estimasi Akuntansi
Manajemen dapat memanfaatkan kesempatan dengan mengatur estimasi akuntansi. Manajemen bisa memperkirakan estimasi akuntansi pada beberapa komponen, seperti amortisasi aktiva tidak berwujud, estimasi terkait piutang tidak tertagih, periode depresiasi aktiva, dan biaya garansi.
2. Mengubah Metode Akuntansi
Manajemen dapat mengubah metode akuntansi pada pencatatan suatu transaksi. Misalnya, manajemen mengubah metode depresiasi aktiva tetap.
Semua perusahaan menggunakan metode depresiasi angka tahun, kemudian mengganti dengan menerapkan metode depresiasi garis lurus. Perhitungan yang berbeda tentu akan menghasilkan laba yang berbeda pula.
3. Menggeser Periode Pendapatan atau Biaya
Manajer perusahaan juga bisa menggunakan strategi dipandang cukup efektif dalam menerapkan pengelolaan laba. Manajemen bisa melakukan pergeseran periode pendapatan atau biaya tertentu dalam laporan keuangan yang akan disusun.
Sebagai contoh, manajer perusahaan bisa menunda atau mempercepat pengeluaran untuk divisi riset dan pengembangan atau dengan menunda pengeluaran promosi hingga periode akuntansi berikutnya.
Manajemen ini dalam strategi pengembangan bisnis sangat diperlukan agar kelangsungan bisnis lebih maksimal untuk periode mendatang. Maka dari itu, perusahaan membutuhkan software akuntansi untuk pengelolaan laba yang tepat.
Harmony adalah pilihan terbaik untuk menerapkan strategi manajemen laba dengan benar. Melalui software akuntansi ini, Anda dapat melihat dan menganalisis beberapa rasio di dalam laporan keuangan yang telah tersajikan secara realtime.
Dengan begitu, Anda akan lebih cepat mengembangkan bisnis dengan keputusan yang tepat. Harmony juga telah membantu ribuan pebisnis melalui konferensi FinTax Fair untuk mengembangkan usahanya dengan pembukuan berbasis teknologi. Gunakan 30 Hari Gratis, untuk merasakan hal yang sama seperti pebisnis lainnya.