Kas merupakan aset lancar yang amat penting bagi perusahaan. Kas tidak boleh kosong karena dibutuhkan untuk operasional dan kebutuhan mendesak perusahaan. Tanpa kas tentu operasional akan terhambat. Kas sendiri ditampilkan dalam neraca saldo, neraca akhir dan laporan arus kas. Dalam pengelolaan kas akan timbul istilah surplus dan defisit kas.
Melalui surplus dan defisit kas maka Anda bisa mengetahui apakah pengelolaan dana telah dilakukan dengan baik atau tidak.
Istilah surplus dan defisit kas juga digunakan untuk berbagai laporan keuangan baik sifatnya komersial maupun non profit bahkan dalam anggaran pemerintah.
Table of Contents
Surplus adalah istilah yang digunakan apabila jumlah pemasukan lebih besar ketimbang pengeluaran. Sementara defisit istilah yang digunakan bilamana pengeluaran lebih besar ketimbang pemasukan. Surplus dan defisit kas sering menjadi istilah yang digunakan pemerintah dalam menggambarkan perekonomian negara.
Pengertian surplus dan defisit kas ini bukanlah hal yang awam di masyarakat. apalagi istilah defisit menjadi momok tersendiri bagi pemilik modal. Bila defisit kas terus dibiarkan maka akan menyebabkan perusahaan bangkrut apalagi sebuah negara. Dalam laporan keuangan surplus dan defisit bisa disimak dengan jelas alirannya pada laporan arus kas.
Dampak dari surplus dan defisit kas akan sangat besar sekali pada aktivitas perusahaan diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Bila mengalami defisit kas maka segala beban yang perlu dibayarkan pada periode tersebut bisa saja terhambat. Tidak adanya kas mampu menyebabkan perusahan tidak bisa memberikan gaji, membayar hutang atau membeli bahan baku secara tunai
2. Surplus kas memberikan perusahaan banyak pilihan untuk menginvestasikan uang yang dimilikinya. Perusahaan mampu membayar tagihannya tepat waktu bahkan mudah berinvestasi
3. Menjadi tolak ukur investor dalam menilai kinerja manajemen perusahaan dalam mengelola modal mereka. Kepercayaan investor semakin tinggi bila laporan keuangan perusahaan selalu menunjukkan surplus kas.
4. Surplus dan defisit kas menjadi bahan pertimbangan untuk menyusun anggaran kas yang digunakan dalam periode selanjutnya
5. Perusahaan melakukan reformasi, rekturisasi atau kebijakan perusahaan lainnya yang berkaitan dengan aliran dana didasari oleh surplus dan defisit kas
6. Meringkas penjelasan tentang penggambaran kondisi kas saat ini dan mudah dihafalkan
[elementor-template id="26379"]
Dalam pembukuan sederhana cara menghitung surplus dan defisit sangatlah mudah hanya menitik beratkan pada pemasukan dan pengeluaran kas. Semua transaksi yang berkaitan dengan kas akan tersaji dalam laporan arus kas yang wajib dibuat sebagai salah satu komponen laporan keuangan perusahaan.
Baik laporan arus kas metode langsung maupun tidak langsung wajib untuk mencatat segala pemasukan dan pengeluaran yang masuk. Pemasukan perusahaan bisa terbagi atas 3 jenis yaitu pemasukan kerja, portofolio dan pasif.
Pemasukan kerja merupakan pendapatan yang diperoleh dari melakukan pekerjaan misalnya penjualan tunai untuk produk yang diproduksi perusahaan.
Pemasukan portofolio merupakan pendapatan yang didapat dari bursa efek misalnya saja pembagian dividen. Sementara pendapatan pasif adalah pendapatan yang terus menghasilkan meskipun Anda tidak melakukan suatu pekerjaan seperti pendapatan dari menyewakan gedung.
Pengeluaran kas terbagi atas dua macam yakni yang sifatnya tetap dan variabel. Pengeluaran tetap adalah pengeluaran yang nilainya sama setiap bulannya misalnya saja biaya asuransi kendaraan. Pengeluaran variabel memiliki nilai yang berubah-ubah setiap bulan contohnya biaya listrik dan air.
Rumus untuk menghitung surplus dan defisit kas adalah sebagai berikut :
Surplus kas = Total pemasukan - Total pengeluaran, hasilnya selalu positif. Semakin besar nilainya maka makin tinggi kas yang kini sedang dianggurkan.
Defisit kas = Total pemasukan - Total pengeluaran, hasilnya selalu negatif. Semakin tinggi minusnya maka makin tidak sehat kondisi kas yang Anda miliki.
Contohnya tuan Rudi memiliki total pendapatan dalam satu bulan sebesar Rp. 50.000.000. Dalam bulan tersebut ia telah membayar biaya listrik sebesar Rp. 11.000.000, biaya sewa rumah Rp.5.000.000 dan tagihan angsuran sepeda motor sebesar Rp.5.000.000 yang belum dibayarkan bulan ini.
= Rp.50.000.000-(Rp.11.000.000+Rp. 5.000.000+Rp. 5.000.000)
=Rp. 50.000.000-Rp. 21.000.000
= Rp. 29.000.000 (Surplus kas)
Bagaimana bila total pendapatan tuan Rudi hanya mencapai Rp.20.000.000 saja per bulan ?
= Rp. 20.000.000 - Rp.21.000.000
= - Rp.1.000.000 (Defisit kas)
Maka dalam bulan tersebut tuan Rudi mengalami defisit kas. Ia harus segera mencari tambahan pemasukan untuk membayar tagihan yang belum terbayarkan pada bulan bersangkutan. Dalam mengatasi defisit Anda bisa merinci dahulu beban apa saja yang menjadi tanggungan.
Cari sumber pendanaan baru sementara misalnya dari pinjaman atau menjual atau menggadai barang. Lakukan pencatatan keuangan seakurat mungkin sehingga dana bisa dialirkan ke pos-pos yang benar-benar membutuhkan. Untuk membantu pencatatan pembukuan usaha Anda bisa dengan Harmony Smart Accounting.
Aplikasi ini bisa mencatat secara rinci pemasukan dan pengeluaran kas. Data tersimpan rapi dan mampu ditampilkan secara real time dan sistematis. Anda bahkan bisa mencoba Software Harmony secara gratis selama 30 hari dengan mendaftar disini.