Investasi merupakan salah satu cara yang bisa dilakukan seseorang untuk mengembangkan harta kekayaannya. Dengan melakukan investasi atau penanaman modal, maka kita akan mendapatkan keuntungan di masa mendatang nanti. Oleh karena itu, sekarang banyak orang yang sangat tertarik untuk mempelajari dan melakukan investasi.
Secara umum, investasi dibedakan menjadi dua macam, yaitu investasi pada financial asset (aset keuangan) dan investasi pada real asset (aset riil). Kedua bentuk investasi ini tentunya memiliki perbedaannya masing-masing.
Apa sajakah itu? Simak pada pembahasan kali ini.
Table of Contents
Financial asset (aset keuangan) merupakan jenis aset atau aktiva tidak berwujud. Contohnya seperti saham, obligasi, maupun reksa dana. Masing-masing dari contoh aset keuangan tersebut memiliki ciri dan karakter yang berbeda-beda, dimana semakin tinggi potensi imbal baliknya maka akan semakin tinggi pula resikonya. Oleh karena itu, investasi pada financial asset memiliki tingkat likuiditas yang sangat tinggi sebab membutuhkan kepercayaan dan juga melibatkan profesi seseorang.
Namun, meskipun demikian aset keuangan sangat diminati banyak orang, terutama perusahaan dan profesional. Hal ini karena financial asset termasuk aktiva lancar, yaitu sebuah aset yang relatif mudah untuk dicairkan saat sedang dibutuhkan. Contohnya saja seperti saham yang merupakan financial asset tanpa masa berlaku sehingga bisa digunakan untuk kapan saja.
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 71 menetapkan bahwa klasifikasi aset keuangan tidak lagi berdasarkan intensi pengelolaan aset keuangan, seperti available to sale (AFS), trading, maupun held to maturity (HTM).
Klasifikasi aset keuangan dikategorikan berdasarkan tes karakteristik arus kas kontraktual dan tes model bisnis. Adapun klasifikasi aset keuangan berdasarkan PSAK 71, antara lain sebagai berikut.
Dalam mengukur kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan keuntungan dari aktiva atau aset yang digunakan, biasanya perusahaan menggunakan sebuah rasio profitabilitas yang disebut Return On Assets (ROA).
Dengan adanya ROA maka perusahaan akan dapat mengevaluasi seberapa baik manajemennya dalam mengelola dana dan memperoleh laba dari aktiva yang dimilikinya.
[elementor-template id="26379"]
Sesuai dengan namanya, real asset merupakan aset tetap berwujud yang dapat dilihat secara fisik. Real asset dapat dikategorikan sebagai non financial asset karena nilainya dilihat berdasarkan kualitas fisik dan kebermanfaatannya bagi pemilik. Berbeda dengan aset keuangan (misalnya saham atau obligasi), non financial asset tidak bisa diperjualbelikan di pasar keuangan dan bukan merupakan hasil dari klaim kontrak.
Non financial asset bisa berwujud dan bisa juga tidak berwujud. Non financial asset yang berwujud biasa dikenal dengan real asset. Contohnya seperti bangunan, tanah, peralatan, emas, dan kendaraan. Sedangkan, non financial asset yang tidak berwujud contohnya seperti paten dan kekayaan intelektual. Nilai real asset akan cenderung meningkat dari tahun ke tahun, namun untuk mencairkan real asset pada saat sedang dibutuhkan memang relatif lebih sulit dibandingkan aset keuangan.
Laporan keuangan dan pembukuan bisa menjadi bahan analisis yang efektif dalam menentukan seberapa besar aset keuangan yang dimiliki. Maka itu, Anda bisa menggunakan Software Akuntansi Harmony dengan fitur dan modul akuntansi untuk membuat laporan pembukuan yang praktis, otomatis, dan modern. Harmony merupakan software akuntansi berbasis cloud atau online yang dapat Anda gunakan dengan mudah kapan saja dan di mana saja.
Sistem akuntansi ini juga didukung dengan 400+ fitur akuntansi lengkap yang mudah untuk digunakan walau Anda tidak memiliki background akuntansi sekalipun. Selain itu, tersedia 20+ laporan keuangan realtime untuk membantu Anda menganalisa keuangan bisnis Anda.
Lalu, tunggu apalagi? Klik di sini untuk menggunakan Software Akuntansi Harmony GRATIS (30 hari trial). Dapatkan penawaran dan info terupdate lainnya setiap hari, dengan follow akun Facebook, Instagram dan LinkedIn Harmony juga, ya.