Dalam pengelolaan aset perusahaan dikenal beberapa istilah, antara lain investasi dan divestasi. Secara sederhana diartikan bahwa investasi merupakan pembelian aset perusahaan sedangkan divestasi adalah kebalikannya, yaitu melepas aset perusahaan. Menjaga aset perusahaan memang harus dilakukan tetapi jika aset itu sudah tidak berguna dan menjadi beban maka divestasi merupakan solusinya.
Divestasi bisa menguntungkan perusahaan jika dilakukan dengan metode yang benar dan di waktu yang tepat.
Table of Contents
Apa sesungguhnya definisi divestasi? Berikut penjelasannya menurut para ahli.
Benson membagi divestasi menjadi dua, yaitu sell-off dan spin-off. Divestasi sell-off adalah menjual beberapa bagian aset perusahaan induk, seperti divisi, lini produk atau bahkan anak perusahaan ke perusahaan lain. Sedangkan divestasi spin-off adalah kondisi di mana perusahaan menyalurkan semua saham yang dimilikinya pada suatu anak cabang yang dikuasainya.
Sedangkan Linn dan Rozeft mengatakan bahwa divestasi sell-off adalah penjualan divisi, sub bagian ataupun lini bisnis yang dilakukan oleh suatu perusahaan ke perusahaan lainnya. Menurut mereka divestasi sell-off adalah wujud sederhana dari divestiture yaitu proses kontraksi untuk perusahaan yang melakukan penjualan tapi dijadikan sebagai alat untuk ekspansi untuk pembeli perusahaan.
Rosenfeld mendefinisikan divestasi sebagai suatu langkah perubahan portofolio pada aset perusahaan dengan menggunakan metode sell-offs ataupun spin-offs aset yang memang sudah tidak diinginkan atau digunakan lagi.
Menurut Sudarsaman divestasi adalah kebalikan dari suatu pertumbuhan karena adanya akuisisi yang dilakukan dengan cara menjual sebagian perusahaan. Hal itu dilakukan dengan berbagai macam alasan atau tujuan.
Moin memiliki pendapat bahwa divestasi adalah kegiatan menjual sebagian unit bisnis atau anak perusahaan pada pihak lain. Tujuannya penjualan itu adalah agar mendapatkan dana segar untuk memperbaiki kondisi perusahaan secara menyeluruh.
Dari beberapa definisi diatas, bisa disimpulkan bahwa divestasi merupakan langkah strategis yang dilakukan perusahaan dengan melepas aset perusahaan untuk tujuan yang baik. Walaupun hal ini merupakan pengurangan aset yang dimiliki perusahaan tetapi bisa jadi cara ini akan membuat perusahaan menjadi untung dan lebih baik dalam menjalankan bisnisnya. Secara prinsip divestasi bisa mempengaruhi kinerja keuangan sebuah perusahaan.
Dalam melakukan divestasi ada berbagai metode, dimana yang paling umum adalah dengan melakukan penjualan aset. Namun, selain penjualan aset masih ada beberapa metode yang bisa dilakukan, yaitu :
Metode penjualan merupakan divestasi yang sering dilakukan. Biasanya penjualan tersebut mencakup penjualan divisi atau unit bisnis ke perusahaan lain.
Metode lainnya adalah spin-off. Dalam metode ini perusahaan induk mengubah sebuah divisi menjadi entitas (unit usaha lain yang masih satu buku akuntansi dengan perusahaan induk) yang terpisah. Lewat spin-off, saham entitas akan dibagikan kepada pemegang saham perusahaan induk.
Metode spin-off dan penjualan memiliki perbedaan yaitu :
• Pada metode penjualan perusahaan mendapatkan dana tunai sedangkan spin-off tidak mendapatkan dana tunai.
• Pada metode spin-off pemegang saham awal dari divisi yang dipisahkan tetap sama dengan pemegang saham perusahaan induk sedangkan pada metode penjualan pemegang saham berbeda.
Dalam metode carve-out, perusahaan induk mengubah sebuah divisi menjadi entitas yang terpisah. Berbeda dengan spin-off di mana entitas masih satu buku akuntansi dengan perusahaan induk, dalam carve-out saham entitas dijual ke masyarakat. Jadi pemegang saham bukan hanya pemilik saham pada perusahaan induk di awal, tetapi menambah jumlah pemilik saham.
Baca juga : Pengertian Perantara Keuangan Serta Kelebihan dan Kekurangannya
Metode ini merupakan cara menerbitkan tracking stock yang bertujuan menelusuri kinerja divisi tertentu dalam perusahaan. Contohnya pembagian dividen yang jumlahnya tergantung pada kinerja divisi tersebut. Divisi yang memiliki tracking stock tetap menjadi bagian dari perusahaan induk, meskipun sahamnya diperdagangkan secara terpisah dengan perusahaan induk.
Motif sebuah perusahaan melakukan divestasi biasanya disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu :
1. Perusahaan ingin fokus pada bisnis terbaik yang bisa memberikan keuntungan tertinggi. Itu sebabnya kebanyakan divestasi dilakukan bukan pada aset utama perusahaan tersebut.
2. Memperoleh keuntungan yang besar di saat yang tepat. Misalnya adalah menjual bisnis atau instrumen investasi seperti saham atau properti saat harga tinggi.
3. Untuk mengurangi potensi kerugian yang lebih besar karena aset yang dijual tidak lagi menguntungkan.
Selain 3 motif di atas ada juga motif lain seperti yang diungkapkan Abdul Moin dalam bukunya Merger, Akuisisi & Divestasi. Dalam buku tersebut disebutkan ada dua alasan utama yang menyebabkan sebuah perusahaan melakukan hal ini, yaitu alasan internal dan eksternal.
1. Beberapa motif yang menjadi alasan internal perusahaan adalah :
• Ingin kembali ke kompetensi inti.
• Menghindari sinergi negatif.
• Melepas bisnis usaha yang tidak menguntungkan lagi.
• Kesulitan keuangan.
• Perubahan strategi atau prioritas.
• Mencari tambahan dana segar untuk bisnis utama atau kebutuhan tertentu.
• Melepas unit bisnis agar bisa berdiri sendiri.
2. Paksaan dari pemerintah, permintaan kreditur, atau investor merupakan beberapa motif yang menjadi alasan eksternal perusahaan melakukan divestasi.
Baca juga : 10 Ilmu Ekonomi Yang Wajib Anda Tahu Jika Anda Sebagai Pengusaha
[elementor-template id="26379"]
Divestasi memiliki dampak merugikan dan menguntungkan. Dampak merugikan itu adalah berkurangnya aset perusahaan dan perusahaan kehilangan potensi pendapatan dari lini usaha yang aset yang djual tersebut.
Divestasi bisa menguntungkan perusahaan jika dilakukan dengan metode yang benar dan di waktu yang tepat. Kegiatan divestasi yang dilakukan oleh perusahaan bisa berdampak langsung pada penerimaan kas, di mana dampak ini akan terjadi dalam jangka pendek. Perusahaan yang melakukan divestasi umumnya akan mencatat hasil penjualannya. Di mana nilai dari penjualan tersebut bisa meningkatkan laba dalam laporan keuangan perusahaan.
Penjualan aset yang sudah tidak digunakan dan lini bisnis yang selalu rugi bisa meringankan beban perusahaan. Dari dana penjualan tersebut perusahaan bisa memiliki budget untuk melakukan kegiatan lain yang produktif seperti meningkatkan promosi, menambah jumlah sales force atau membeli aset baru yang dinilai akan memberikan keuntungan.
Demikian penjelasan tentang divestasi semoga bisa menambah wawasan Anda. Sebagai seorang pebisnis, wawasan penting lainnya adalah mengetahui bagaimana cara mengelola keuangan usaha secara efektif dan efisien. Agar keuangan usaha bisa dikelola dengan mudah dan cepat, sebaiknya Anda menngunakan software akuntansi.
Harmony adalah software akuntansi online yang bisa membantu Anda mengelola keuangan usaha dengan cepat dan tanpa repot. Harmony praktis dan mudah digunakan serta memiliki 20 lebih laporan keuangan real time yang akan mempermudah Anda dalam menjalankan usaha. Silahkan coba gunakan GRATIS Harmony 30 hari dengan mendaftar di sini.
Anda juga bisa mendapatkan informasi tentang akuntansi, keuangan, pajak, bisnis dan marketing di media sosial Harmony. Follow akun Facebook, Instagram dan LinkedIn Harmony.
Bagaimana jika Anda adalah pebisnis yang sibuk sehingga tidak sempat membuat laporan keuangan? Jangan khawatir, Anda bisa menggunakan Harmony Accounting Service yaitu jasa pembuatan laporan keuangan dengan harga terjangkau yang dikerjakan oleh profesional berpengalaman dalam bidang akuntansi.