Pernah dengar kata depresiasi mata uang? Mungkin Anda mengetahui kata depresiasi yang berkaitan dengan aktiva atau aset. Ya, bukan hanya aktiva saja, mata uang juga bisa mengalami depresiasi.
Sederhananya depresiasi adalah sebuah penurunan atau penyusutan. Kali ini dalam artikel akan dibahas tentang penurunan nilai mata uang atau biasa dikenal dengan depresiasi mata uang.
Mata uang pada dasarnya juga bisa mengalami penurunan nilai. Bukan hanya di Indonesia saja, bahkan hampir seluruh mata uang di dunia pernah mengalaminya.
Lalu apa sih arti depresiasi mata uang itu? Depresiasi mata uang merupakan penurunan nilai tukar mata uang karena berbagai faktor, seperti ketidakstabilan politik suatu negara, perbedaan suku bunga, permasalahan ekonomi fundamental, dan para investor yang menghindari risiko.
Depresiasi rupiah adalah penurunan nilai tukar rupiah terhadap mata uang lain, umumnya berpatokan pada dollar Amerika. Contoh dari depresiasi rupiah adalah 1 dollar bernilai Rp.14.100. Besoknya nilai tukar rupiah berubah nilai menjadi Rp.13.800 terhadap 1 dollar US. Artinya rupiah mengalami depresiasi sebesar 300 rupiah.
Peristiwa lainnya depresiasi rupiah adalah saat menyentuh nominal Rp.15.000 terhadap dollar AS di tahun 2018. Sebelumnya pada tahun 2015, depresiasi rupiah sudah mencapai posisi Rp.14.400. Pelemahan nilai rupiah ini juga ditanggapi secara serius oleh lembaga keuangan eksekutif.
Table of Contents
Penurunan nilai mata uang ini disebabkan banyak sekali hal, mulai dari perbedaan suku bunga yang terjadi sampai dengan suasana politik di suatu negara.
Tahukah Anda, dampak depresiasi mata uang tidak selamanya buruk, jika dilakukan secara teratur dan bertahap maka daya saing ekspor negara akan meningkat.
Namun, dampak depresiasi mata uang yang tiba-tiba akan menyebabkan para investor asing khawatir nilai mata uang tersebut akan lebih terpuruk lagi. Mereka lalu melakukan tindakan dengan menarik portofolio investasi di negara tersebut.
Tindakan para investor asing di atas makin menekan nilai mata uang tersebut. Tetapi tindakan para investor bukanlah penyebab depresiasi mata uang paling penting.
Justru nilai inflasi tinggi serta kebijakan moneter yang tidak stabil dan mudah dimainkan adalah dasar utama penyebab depresiasi mata uang.
Baca Juga : Instrumen Kebijakan Moneter - Penjelasan Lengkap dan Contohnya
Krisis moneter yang terjadi di suatu negara disebabkan oleh berbagai faktor, salah satunya yaitu ketergantungan utang luar negeri.
Lalu besarnya utang luar negeri dengan jangka waktu yang pendek membuat kondisi keuangan negara tersebut tidak stabil. Selain itu para pebisnis akan mengalihkan dana mereka ke mata uang asing.
Semua pelaku ekonomi harus beradaptasi dengan kebijakan moneter luar negeri, menyebabkan kebijakan ekonomi negara tidak independen.
Contohnya bank sentral negara, seperti Bank Indonesia, ikut menaikkan suku bunga saat suku bunga internasional naik.
Jika tidak, maka pebisnis akan mencari pengembalian yang lebih tinggi di luar negeri dan menjadi penyebab depresiasi mata uang.
Nyatanya ketika suku bunga rendah, nilai mata uang dollar akan meningkat. Dengan perbedaan suku bunga, bank sentral akan menaikkan suku bunga sebagai prediksi penurunan inflasi.
Nah, bila terlalu banyak inflasi maka akan menyebabkan depresiasi mata uang. Inflasi menjadi penyebab biaya input ekspor menjadi lebih tinggi, mengakibatkan kegiatan ekspor suatu negara menjadi kurang kompetitif.
Tentunya hal ini akan memperbesar defisit perdagangan dan nilai depresiasi mata uang.
[elementor-template id="26379"]
Untuk menjaga nilai mata uang dalam negeri tetap stabil, pemerintah akan mempertimbangkan kebijakan revaluasi.
Revaluasi mata uang merupakan kebijakan pemerintah untuk meningkatkan nilai mata uang negara tersebut terhadap mata uang asing dengan tujuan meningkatkan ekonomi negara.
Perubahan nilai tukar sebagai imbas revaluasi mata uang paling berdampak pada pebisnis terutama pada bidang ekspor dan impor. Perubahan kecil seperti 100 rupiah saja akan berdampak pada pengeluaran negara hingga Rp.600 miliar.
Dampak revaluasi mata uang juga dirasakan pada harga saham perusahaan, walaupun tidak berdampak langsung.
Untuk periode tertentu, seperti saat terjadi depresiasi mata uang, menjadikan para pemegang saham berpandangan negatif.
Adanya kebijakan revaluasi mata uang yang tepat, maka daya saing serta harga barang menjadi stabil dan mudah didapatkan.
Software Akuntansi Harmony dapat membantu bisnis Anda mengelola laporan keuangan dengan cepat, akurat, dan otomatis. Fitur dan modul lengkap untuk kelancaran laporan finansial, perhitungan aset, mencatat transaksi dengan mata uang ganda / multi currency dan lainnya. Buktikan sekarang di sini aplikasi Harmony GRATIS (30 hari). Atau follow akun Facebook, Instagram dan LinkedIn Harmony untuk info detailnya.
Ingin terima beres laporan keuangan perusahaan Anda? Jangan khawatir, Anda bisa menggunakan Harmony Accounting Service yaitu jasa pembuatan laporan keuangan dengan harga terjangkau yang dikerjakan oleh profesional berpengalaman dalam bidang akuntansi.