Harmony Â» Blog Â» 

Pengertian Struktur Modal dan Cara Penerapannya

Fina Pratiwi
/
Diupdate 
April 23, 2020

Dalam dunia Manajemen Keuangan, dikenal suatu istilah bernama Struktur Modal yang bisa memberikan dampak terhadap bisnis. Besar utang dan ekuitas yang digunakan oleh perusahaan untuk pembiayaan aktivitas operasional dan pembelian aset perusahaan direpresentasikan dengan debt to equity ratio (rasio utang terhadap ekuitas).

Struktur modal dapat digunakan sebagai alat keputusan manajemen dalam mempertimbangkan dan menentukan pendanaan perusahaan pada periode usaha yang akan datang.

Jika digambarkan, maka struktur modal akan berkaitan erat dengan persamaan dasar akuntansi, yaitu aset sama dengan jumlah dari liabilitas (utang) ekuitas (modal).

Pengertian Struktur Modal

Utang dan modal ekuitas digunakan oleh perusahaan untuk membiayai operasi bisnis, belanja modal, akuisisi, dan investasi lainnya. Dengan demikian, ada timbal balik yang harus dilakukan perusahaan ketika memutuskan untuk menaikkan utang atau ekuitas dalam keputusan struktur modal. Tujuannya agar perusahaan mendapatkan perbandingan yang seimbang untuk menggunakan modal asing (utang) dan penggunaan modal sendiri (laba dan aset kepemilikan usaha).

Bisa didefinisikan juga sebagai perimbangan atau perbandingan antara modal asing dengan modal sendiri. Struktur modal yang optimal adalah memberikan keseimbangan antara risiko dan pengembalian sehingga harga saham bisa maksimum. Maka dari itu, dalam penetapan hal ini suatu perusahaan perlu mempertimbangkan berbagai variabel yang mempengaruhinya.

Untuk menemukan Struktur Modal yang optimal, maka manajer bisa menggunakan formulasi Weighted Average Cost of Capital (WACC) atau Biaya Modal Rata-Rata Tertimbang. WACC dihasilkan dari proporsi penyesuaian tingkat utang dan modal dengan pertimbangan risiko keuangan yang sangat diminimalisasikan. Namun, dalam praktek, WACC bukan satu-satunya formulasi yang digunakan oleh manajemen dalam menentukan keputusan yang optimal.

Tujuan manajemennya adalah untuk memadukan beberapa sumber dana permanen yang dapat digunakan oleh perusahaan untuk biaya operasional sehingga dapat memaksimalkan nilai perusahaan. Pencarian yang optimal merupakan pekerjaan yang sangat sulit, karena terdapat konflik yang mengarah kepada biaya agensi. Maka dari itu, untuk mengurangi kemungkinan manajemen menanggung risiko berlebihan atas nama pemegang saham, perlu memasukkan beberapa batasan yang lebih protektif.

Cara Penerapan Struktur Modal

Dalam menentukan struktur modal, manajer bisa menggunakan dua istilah yaitu low leverage dan high leverage. 

Low Leverage merupakan formalisasi untuk proporsi utang lebih rendah daripada proporsi ekuitas. Misalnya, perusahaan memiliki total aset Rp1.000.000,00 maka manajer akan mengatur jumlah utang sebesar Rp300.000,00 dan ekuitas sejumlah Rp700.000,00.

Sementara High Leverage terjadi jika proporsi utang lebih tinggi daripada proporsi ekuitas. Mungkin manajer akan mengatur jumlah utang sebesar Rp800.000,00 dan ekuitas sebesar Rp200.000,00 dari total aset sebesar Rp 1.000.000,00

Cara penerapannya akan bervariasi dan bersifat dinamis sesuai jenis industri. Sebagai contoh, industri pertambangan pada umumnya tidak cocok dengan struktur modal High Leverage karena profil arus kas tidak dapat diprediksi dan ada terlalu banyak ketidakpastian mengenai kemampuan untuk membayar utang. Selain itu, kreditur cenderung tidak mau mengambil risiko tinggi ketika akan meminjamkan dananya kepada perusahaan.

Sebaliknya, jenis industri seperti perbankan dan asuransi menggunakan struktur modal High Leverage karena model bisnis seperti ini membutuhkan banyak pendanaan berupa utang dari para nasabah.

Untuk menentukan jenis formulasinya, dibutuhkan riset yang mendalam pada setiap jenis perusahaan. Formulasi yang digunakan tidak merugikan untuk semua pihak seperti investor, kreditur, dan perusahaan itu sendiri. Manajer harus mengetahui faktor-faktor internal dan eksternal yang dapat mempengaruhi keputusan struktur modal perusahaannya. 

Faktor Lain yang Perlu Dipertimbangkan

Faktor-faktor lain yang perlu dipertimbangkan adalah rasio profitabilitas, ukuran perusahaan, tangibilitas aset, dan rasio-rasio terkait arus kas. Investor, kreditur, maupun manajer keuangan harus memiliki pemahaman mendalam mengenai manajemen keuangan terkait penetapan formulasi struktur modal tersebut.

Kemampuan dan kemahiran dalam manajemen keuangan salah satu yang terkait dengan keputusan dalam mencari dan menentukan struktur modal yang optimal. Dalam menunjang kebutuhan tersebut, perlu mengetahui faktor-faktor yang bisa memberikan dampak dan faktor-faktor yang menjadi bahan pendukung.

Maka dari itu, perusahaan membutuhkan Software Akuntansi sebagai instrumen yang membantu menampilkan rasio-rasio keuangan seperti profitabilitas, perputaran aset, dan laporan keuangan lainnya. Software akuntansi Harmony memiliki fitur yang lengkap untuk segala kebutuhan tersebut.

Software Akuntansi Harmony mampu beroperasi secara realtime karena berbasis cloud dan memiliki fitur Ringkasan Bisnis yang mudah digunakan walau tidak memiliki background sebagai seorang akuntan sekalipun, dengan begitu Anda dapat melihat kondisi keuangan bisnis setiap saat. Anda dapat mencobanya Gratis 30 Hari dengan mendaftar disini.

trial harmony
Pembukuan Lebih Mudah!
Coba Gratis 30 Hari dan Rasakan Perbedaannya!
COBA GRATIS
Anda juga mungkin suka:
Fina Pratiwi
Fina Pratiwi adalah seorang ahli strategi keuangan dengan lebih dari 5 tahun pengalaman dalam industri keuangan. Dia memegang gelar dalam bidang Keuangan dan dikenal karena kemampuannya untuk menyederhanakan konsep keuangan yang kompleks menjadi sesuatu yang mudah dipahami. Fina percaya bahwa pemahaman yang baik tentang manajemen keuangan adalah kunci sukses bisnis. Dengan pengetahuannya yang luas, dia berdedikasi untuk membantu bisnis memahami dan memanfaatkan software Harmony untuk mencapai tujuan keuangan mereka.
chevron-down
Scan the code
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram