Bagi Anda pebisnis, mungkin istilah metode saldo menurun ganda masih asing di telinga. Nyatanya, dalam pembahasan aset bisnis secara akuntansi, metode saldo menurun ganda kerap dipakai. Terutama, untuk menghitung depresiasi aset.
Selain itu, metode saldo menurun ganda juga dipakai untuk mengidentifikasi profit atau benefit aset tetap berwujud maupun tidak berwujud. Tak perlu berlama lagi, mari kita simak ulasan selengkapnya tentang cara menghitung depresiasi aset dengan metode saldo menurun ganda.
Table of Contents
Metode saldo menurun adalah salah satu metode penyusutan yang sering dipakai oleh para akuntan untuk menghitung depresiasi aset dengan cepat. Di mana, biasanya metode saldo menurun adalah berhubungan erat dengan penyusutan aset yang terjadi selama awal tahun masa penggunaannya.
Depresiasi aset yang dipercepat tidak berarti, beban nilainya semakin tinggi. Depresiasi aset akan sama jumlahnya, jika memakai metode saldo menurun ganda.
Akan tetapi, kalau dibandingkan dengan metode penyusutan garis lurus, pada awal tahun masa penggunaan lebih tinggi bebannya. Sementara, beban depresiasi aset akan menurun di periode selanjutnya.
Salah satu metode penyusutan aset lainnya adalah metode deplesi yang terjadi karena pengelolaan bahan baku yang mengeluarkan biaya/ cost tertentu.
Yuk, ikuti perhitungan depresiasi aset memakai metode saldo menurun ganda di bawah ini.
Perlu diingat, depresiasi aset bisa terjadi pada pembelian pertama kali. Coba cek kembali berapa harga atau tarif asli aset Anda. Sebagai contoh, saat Anda membeli mobil atau mesin pabrik pada tahun 1990 harganya Rp 100 juta. Seiring waktu, akan terjadi depresiasi aset yang jauh lebih rendah dari harga awal pembelian.
Ini adalah suatu nilai ekonomis suatu aset yang bisa diuangkan atau dijual. Pastikan Anda mendapatkan harga dan penawaran terbaik agar tidak terlalu banyak merugi.
Berapa lama usia aset atau bagaimana kondisinya? Masih bagus? Atau sudah usang? Mempertimbangkan usia dan kondisi aset, Anda bisa lebih mudah mengetahui nilai ekonomis suatu aset. Sama halnya, Anda juga lebih mudah menghitung depresiasi aset Anda dengan metode penyusutan aset.
Baca Juga : Cara Mudah Menghitung Akumulasi Penyusutan Untuk Aset Tetap
Ada cara untuk mengetahui berapa tingkat penyusutan aset, dengan formula yaitu Tingkat penyusutan = 1 / masa manfaat. Metode penyusutan aset ini dikenal juga dengan istilah persen depresiasi aset garis lurus.
Metode penyusutan aset ini dilakukan dengan memeriksa nilai ekonomis pembelian aset ketika pertama kali membeli. Atau disebut dengan istilah “nilai buku periode awal.” Selanjutnya, memakai rumus berikut: Beban penyusutan = Nilai buku periode awal * 2 (Tingkat penyusutan)
Untuk mendapatkan biaya penyusutan aset, berikut rumus yang dipakai yaitu Nilai periode akhir = Nilai buku periode awal – beban penyusutan
Langkah pengulangan dibutuhkan untuk menentukan jumlah depresiasi aset saat ini. Dengan persamaan di bawah ini:
Penyusutan = 2 x Persentase penyusutan garis lurus x Nilai buku periode awal
[elementor-template id="26379"]
Untuk lebih mudah memahami metode saldo menurun ganda, coba simak contoh kasus berikut:
PT ABC membeli truk seharga Rp 50 juta. Masa manfaat dapat bertahan hingga 12 tahun. Maka, rumusnya adalah:
Tingkat penyusutan = 1 / masa manfaat
Tingkat depresiasi = 1/12
Dalam contoh kasus memakai metode saldo menurun ganda tersebut, nilai buku periode awalnya menjadi harga pembelian pertama kali. Selanjutnya, bisa dihitung nilai depresiasi aset atau metode penyusutan aset, yaitu:
Beban penyusutan = Nilai buku periode awal x 2 (Tingkat penyusutan)
Beban penyusutan = Rp 50.000.000 x 2 (1/12)
Beban penyusutan = Rp 50.000.000 X 1/6
Beban penyusutan = Rp 8.333.333
Di atas adalah beban penyusutan tahun pertama.
Lalu, kita temukan nilai periode akhir dengan rumus:
Nilai periode akhir = Nilai buku periode awal – beban penyusutan
Nilai periode akhir = Rp 50.000.000 – Rp 8.333.333
Nilai periode akhir = Rp 41.666.667
Bagaimana dengan penyusutan tahun kedua?
Nilai periode akhir x 2 (tingkat penyusutan)
Beban penyusutan = Rp 41.666.667 x 2 (1/12)
Beban penyusutan = Rp 6.944.444
Tak bisa dipungkiri, metode saldo menurun ganda bisa memudahkan Anda menaksir nilai aset dan masa pemanfaatan selama bisnis berjalan. Lupakan perhitungan dan penilaian aset secara manual yang rumit dan menyita waktu.
Manfaatkan, Software Akuntansi Harmony untuk membantu pengelolaan aset dengan fitur dan modul akunting terbaik. Software akuntansi berbasis Cloud ini didukung manajemen aset dan persediaan, manajemen gudang, pembayaran dan rekonsiliasi bank, serta template lebih dari 20 jenis laporan keuangan secara instan siap pakai.
Coba GRATIS selama 30 hari, aplikasi Harmony daftar melalui tautan ini. Ingin tau dan kenal lebih dekat tentang aplikasi Harmony, kami hadir di Instagram, LinkedIn, dan Facebook. Yuk, follow sekarang.