Pencatatan jurnal penyesuaian perusahaan dagang biasanya sering dipakai oleh setiap pelaku usaha dagang, namun semuanya tergantung jenis transaksi bisnis yang dilakukan. Seperti kegiatan bisnis dalam menjual barang, atau produk, pencatatan transaksi, serta mencari cara membuat jurnal penyesuaian.
Dalam pencatatan jurnal penyesuaian perusahaan dagang dibagi menjadi dua hal, yaitu deferal adalah penangguhan pengakuan pendapatan serta beban yang dicatat dalam akun. Sedangkan akrual pengakuan pendapatan serta beban yang belum dicacat dalam akun.
Pada dasarnya sebagai pebisnis akan mencari tahu apa itu jurnal laporan keuangan bukan? Maka dari itu jurnal juga terbagi menjadi jurnal umum, jurnal khusus, jurnal penyesuaian, dan jurnal penutup.
Sehingga jurnal penyesuaian perusahaan dagang berfungsi sebagai pencatatan seluruh tagihan serta pemeriksa kesalahan yang sering terjadi secara tidak sengaja, dalam kesalahan perhitungan atau pencatatan (human error).
Dalam membuat jurnal penyesuaian perusahaan dagang diperlukan delapan akun yang harus disesuaikan.
Table of Contents
Dalam pengertiannya jurnal penyesuaian adalah suatu kegiatan akuntasi yang memberikan manfaat dalam menetapkan pencatatan saldo akun pada buku besar untuk periode akhir.
Selain itu secara spesifik apa itu jurnal penyesuaian? Yaitu sebagai cara untuk membuat, mencatat, serta menghitung pendapatan dan beban selama periode yang bersangkutan.
Adanya jurnal penyesuaian ini merupakan bagian jurnal akuntansi keuangan, yang dibuat sebagai proses dalam melakukan pencatatan. Serta perubahan atas saldo akun yang akan mencerminkan jumlah saldo yang sesungguhnya.
Cara membuat jurnal penyesuaian juga bagian dari proses pencatatan atas perubahan saldo di dalam akun. Sehingga jurnal ini juga selalu berkaitan dengan jurnal umum, jurnal khusus, serta jurnal penutup.
Baca Juga: Neraca Saldo : Pengertian Lengkap, Jenis Dan Contoh Praktisnya
Adapun delapan komponen serta contoh soal jurnal penyesuaian perusahaan dagang yaitu sebagai berikut :
Untuk melakukan perhitungan dan pencatatan jurnal penyesuaian perusahaan dagang, pada persediaan barang dagang dibagi dengan dua metode yaitu :
a. Metode Harga Pokok Penjualan (HPP)
Dalam HPP tidak hanya menghitung persediaan barang, tetapi juga menghitung akun lainnya yiatu beban angkut pembelian, pembelian, retur pembelian, potongan pembelian dan pengurangan harga. Seperti contohnya yaitu :
Persediaan barang dagang awal sebesar Rp10.000.000, pembelian senilai Rp15.000.0000, retur pembelian dan pengurangan harga sebesar Rp1.000.000, beban angkut sebesar Rp500.0000, potongan pembelian sebesar Rp100.000 serta persediaan akhir sebesar Rp12.000.000. Sehingga cara pencatatannya yaitu :
• Akun HPP Persediaan Barang Dagang Awal
(Db) HPP Rp10.000.000
(Cr) Persediaan Barang Dagang Awal Rp10.000.000
• Akun HPP Pada Pembelian
(Db) HPP Rp15.000.000
(Cr) Pembelian Rp15.000.000
• Akun HPP Pada Beban Angkut Pembelian
(Db) HPP Rp500.000
(Cr) Beban Angkut Pembelian Rp500.000
• Akun HPP Pada Retur Pembelian dan PH
(Db) Retur Pembelian dan PH Rp1.000.000
(Cr) HPP Rp1.000.000
• Akun HPP Pada Potongan Pembelian
(Db) Potongan Pembelian Rp100.000
(Cr) HPP Rp100.000
• Akun HPP Pada Persediaan Barang Dagang Akhir
(Db) Persediaan Barang Dagang Akhir Rp12.000.000
(Cr) HPP Rp12.000.000.
b. Metode Pendekatan Akun Ikhtisar Laba Rugi
Biasanya laba rugi selalu identik dengan penjualan pada sebuah barang, karena hal ini mempengaruhi persediaan awal serta akhir yang menghasilkan harga jual sebuah produk untuk kepada pelanggan.
Untuk itu dalam mempermudah catatan metode akun ikhtisar laba rugi sebagai contoh yaitu :
Pada akhir periode saldo persediaan barang awal sebesar Rp8.000.000, dan saldo persediaan akhir sebesar Rp10.000.000. Bagaimana cara metode jurnal akun ikhtisar laba rugi?
• Akun Ikhtisar Laba Rugi Persediaan Barang Dagang Awal
(Db) Ikhtisar Laba Rugi Rp8.000.000.
(Cr) Persediaan Barang Dagang Awal Rp8.000.000.
• Akun Ikhtisar Laba Rugi Persediaan Barang Dagang Akhir
(Db) Persediaan Barang Dagang Akhir Rp10.000.000.
(Cr) Ikhtisar Laba Rugi Rp10.000.000.
Dengan menyusun menghitung dan menyusun jurnal penyesuaian perusahaan dagang secara manual, tentu akan sulit serta bingung untuk menyajikan laporan keuangan yang berkaitan dengan biaya masuk dan keluar Anda.
Solusi untuk Anda dalam melakukan pembukuan yang rapi yaitu dengan menggunakan teknologi software akuntansi atau manfaatkan layanan profesional seperti jasa pembukuan. Membantu Anda mendapatkan laporan keuangan secara realtime, buat invoice, mengurus unsur-unsur perhitungan pajak, serta payroll.
Pada jurnal penyesuaian perusahaan dagang, adanya perlengkapan biasa disebut sebagai aset lancar. Sehingga nominal perlengkapan harus diketahui, misalnya saldo perusahaan PT Sukses Bulan November 2020 berjumlah Rp8.000.000.
Namun di akhir periode aset tersebut mencapai Rp5.000.000, sehingga berapakah jumlah perlengkapan yang harus dicatat?
Rp8.000.000 – Rp5.000.000 = Rp3.000.000
Sehingga pada perhitungan tersebut dicatat bahwa Rp3.000.000 adalah sisa pencatatan di dalam jurnal tersebut.
Pada komponen beban ini masih menjadi kategori hutang atas tunggakan dari seorang pengusaha dan harus dibayar setiap akhir periodenya.
Misalnya PT Sukses memiliki 15 Karyawan yang menjadi beban pembayaran gaji, 4 orang pemimpin dengan gaji Rp10.000.000, serta 11 orang staff dengan gaji sebesar Rp8.000.000/bulan. Dengan perhitungan yaitu :
Perhitungannya :
4 Pemimpin x 1 bulan x Rp10.000.000 = Rp40.000.000.
11 Staff x 1 bulan x Rp8.000.000 = Rp88.000.00.
Sehingga beban PT Sukses untuk membayar gaji setiap bulannya yaitu sebesar Rp128.000.000.
Sebagai pendapatan yang masih harus diterima, karena sebuah perusahaan belum mendapatkan bayaran dari pelanggan dimasa mendatang. Sehingga pendapatan ini bisa dikatakan sisa hutang yang belum dibayar sebagai contoh jurnal penyesuaian perusahaan dagang :
PT Sukses membeli 10 ton tepung roti untuk PT Cahaya dengan jumlah nominal Rp100.000.000, dengan membayar secara 5 tahap yaitu berapa yang akan dibayar secara bertahap?
Rp100.000.000 : 5 (tahap) = Rp20.000.000
Sehingga piutang pendapatan yang ditulis dalam jurnal penyesuaian perusahaan dagang sebesar Rp20.000.000.
Pada dasarnya penyusutan ini adalah sebuah kerugian bagi perusahaan sehingga adanya penurunan sebuah aktiva tetap dalam sebuah usaha. Seperti contoh yang mengalami penyusutan mobil, motor dan sebagainya yaitu dengan perhitungan :
PT Sukses bergerak di bidang otomotif, yang menetapkan penurunan aset sebesar 6% setiap tahunnya pada mobil yang dijual, dengan harga rata-rata Rp120.000.000. Berapakah perhitungan tersebut?
Rp120.000.000 x 6% = Rp7.200.000.
Dalam beban dibayar di muka dikarenakan adanya sebuah peminjaman atau pembelian barang, ketika adanya penyewaan atau pembelian gedung. Biasanya biaya ini diklasifikasi menjadi harta atau beban, misalnya contoh jurnal penyesuaian perusahaan dagang yaitu :
Bulan Juli 2020, PT Sukses menyewa ruko untuk keperluan meeting selama setahun dengan nominal yang dibayar dimuka Rp5.000.000/bulannya. Namun biaya sewa dikeluarkan menjadi 6 bulan dengan cara perhitungannya :
Biaya Sewa Terhitung 6 Bulan (Juli – Desember).
6 x (Rp5.000.000 : 12 bulan (selama setahun) ) = Rp2.500.000.
[elementor-template id="26379"]
Dalam pendapatan ini diterima terlebih dahulu dari pelanggan terhadap transaksi atas produk yang belum dikirim, sehingga jenis ini bisa dijadikan utang atau pendapatan. Misalnya contoh jurnal penyesuaian perusahaan dagang yaitu :
PT Sukses pemilik gedung, menerima pembayaran uang sewa sebanyak Rp6.000.000 selama setahun. Namun, penyewa baru memulai peminjaman gedung di bulan september, sehingga perhitungannya.
• Pencatatan Sebagai Hutang
4 x (Rp6.000.000 : 12 bulan (Setahun)) = Rp2.000.000
• Pencatatan Sebagai Pendapatan
Maka perhitungannya sisa bulan tanpa pemakaian dari Januari sampai Agustus yaitu 8 bulan :
8 X (Rp6.000.000 : 12 bulan (Setahun)) = Rp4.000.000
Dalam komponen piutang tak tertagih merupakan sebuah tunggakan pembayaran yang tidak dapat dibayar oleh pelanggan, sehingga hal ini menjadi sebuah beban bagi perusahaan.
Secara spesifik biasanya piutang ini dilakukan dengan cara mencicil, sebagai contohnya yaitu :
PT Sukses menetapkan sejumlah 2% piutang tidak tertagih dari jumlah total tunggakan sebesar Rp10.000.0.00. Maka berapa jumlah jurnal penyesuaian dalam perusahaan dagang?
Rp10.000.000 x 2%= Rp200.000.
Seperti itulah perhitungan dan contoh jurnal penyesuaian perusahaan dagang. Sehingga dengan cara membuat jurnal penyesuaian ini, diharapkan dapat membantu Anda dalam menangani usaha bisnis di kemudian hari.
Dengan pembukuan dan perhitungan biaya secara manual melalui excel ataupun pembukuan lainnya, dapat menimbulkan resiko salah pencatatan serta selisih perhitungan dalam laporan keuangan. Namun sekarang Anda bisa memanfaatkan teknologi akuntansi Harmony.
Apa sih itu Harmony? Harmony merupakan sistem atau software akuntansi berbasis online yang bisa membantu Anda membereskan pembukuan lebih cepat dan rapi.
Harmony juga mudah melakukan pemantauan stok, pembuatan invoice otomatis, rekonsiliasi bank transaksi secara otomatis, penghitungan aset, dan keuangan usaha yang mudah dikelola karena terdapat 20 lebih laporan keuangan secara real time. Agar lebih optimal cobalah gunakan Harmony software secara gratis selama 30 hari di sini.
Kunjungi halaman sosial media Harmony agar Anda tidak ketinggalan berita terbaru seputar keuangan, bisnis dan lainnya melalui Facebook, Instagram, dan Linked In Harmony.