Kalau capital loss terjadi, ini artinya sudah menjadi risiko keuangan dalam berinvestasi. Untung dan rugi adalah hal biasa, akan tetapi bagaimana mengelola capital loss agar tidak terlalu berdampak serius bisa menjadi tantangan.
Bisa dikatakan capital loss adalah kerugian modal yang sangat umum dijumpai para pemegang saham dan investor.
Dengan melihat laporan keuangan, investor sebagai pemakai informasi akuntansi bisa melihat seberapa besar kerugian yang dialami. Capital loss adalah nilai investasi atau saham yang menurun dan menyebabkan kerugian modal.
Table of Contents
Seperti apa pengertian capital loss? Pada dasarnya, capital loss adalah suatu jenis kerugian modal yang biasa ditemui investor. Menurut laman Investopedia, capital loss adalah aset yang mengalami penurunan nilai modal. Jika investor menjual investasi dengan harga yang lebih rendah daripada saat dibeli, maka berarti investor mengalami kerugian modal.
Sebagai contoh, investor membeli tanah Rp 150 juta. Setelah 2 tahun, tanah tersebut dijual seharga Rp 100 juta. Akibat penurunan harga tanah tersebut, dari 150 juta menjadi hanya Rp 100 juta, maka investor mengalami kerugian modal sebesar Rp 50 juta.
Memang sudah menjadi risiko investasi, akan tetapi agar tidak terjadi kerugian modal, investor harus pintar-pintar mengelola risiko atau manajemen resiko agar tidak terus merugi.
Ada dua jenis kerugian modal yang paling umum dijumpai. Antara lain: kerugian modal jangka pendek dan kerugian modal jangka panjang.
Pengertian kerugian modal jangka pendek adalah kerugian modal yang terjadi dalam kurun waktu tidak lebih dari 12 bulan atau setahun. Selain itu, saat pertama kali membeli investasi dan mengalami kerugian modal, durasinya berdekatan. Bisa hitungan hari atau bulan.
Sedangkan, jenis kerugian modal jangka panjang adalah kerugian modal yang dialami investor dalam kurun waktu di atas 12 bulan atau lebih dari setahun. Misalnya, investor membeli rumah Rp 300 juta.
Tetapi, 2 tahun kemudian, dijual seharga Rp 200 juta. Nah, inilah yang disebut sebagai kerugian modal jangka panjang karena merugi Rp 100 juta dalam waktu lebih dari setahun.
[elementor-template id="26379"]
Seperti yang diketahui, capital loss adalah salah satu bentuk risiko investasi yang harus dihadapi investor. Maka itu, investor juga harus paham manajemen risiko dan melakukan opini audit laporan keuangan secara berkala untuk meningkatkan strategi manajemen modal yang lebih baik.
Berikut adalah beberapa strategi yang bisa dilakukan untuk menghindari kerugian modal:
Cobalah untuk memilih jenis investasi prospektif dan tidak terlalu beresiko serius. Misalnya seperti obligasi pemerintah, peer-to-peer lending, reksa dana, dan sebagainya.
Sebelum mengambil investasi, pastikan terlebih dahulu kredibilitasnya. Jangan hanya tergiur keuntungan tinggi, tetapi pada akhirnya hanya investasi bodong atau penipuan investasi.
Anda perlu menentukan batasan kerugian modal agar tidak berdampak lebih serius terhadap keuangan. Paling tidak kerugian modal adalah sebesar 10% dari total modal keseluruhan. Jadi, kerugian modal masih bisa ditolerir.
Tidak ada seorang pun yang ingin mengalami capital loss atau kerugian modal meskipun itu adalah salah satu risiko investasi. Tetapi, berbekal tips di atas, semoga Anda bisa lebih baik lagi dalam mengelola manajemen risiko untuk menghindari kerugian modal.
Untuk mendukung perubahan modal dan pengelolaan budget bisnis Anda, gunakan Software Akuntansi Harmony yang reliable dan praktis. Software Akuntansi Harmony telah digunakan ribuan klien seluruh tanah air untuk membantu tugas akunting lebih cepat, mudah, dan sistematis.
Dengan Software Akuntansi Harmony, produktivitas tim finance meningkat, dengan otomasi pembuatan laporan keuangan secara instan, real time, dan bebas ribet. Tak cuma itu, rekonsiliasi bank juga otomatis didukung smart invoicing yang canggih untuk meminimalisir kesalahan manual.
Silakan buktikan dan coba sendiri fiturnya klik tautan ini GRATIS 30 hari. Follow dan like akun Instagram, LinkedIn, dan Facebook Harmony untuk info selengkapnya.