Banyak istilah yang digunakan dalam pembahasan mengenai harga, termasuk harga pokok. Dua istilah yang juga digunakan dalam menentukan harga pokok adalah mark up dan mark down. Kedua istilah ini cukup sering didengar juga dalam bidang bisnis khususnya perusahaan dagang dan yang bergerak dibidang proyek. Lalu apa yang dimaksud dengan mark up dan mark down dalam menentukan harga pokok? Berikut penjelasannya.
Penentuan mark up atau mark down harga produk tergantung dari strategi pemasaran dan kondisi bisnis perusahaan tersebut.
Table of Contents
Mark up adalah harga tambahan terhadap total biaya barang atau jasa yang memberi penjual keuntungan. Pengertian lainnya, mark up adalah peningkatan harga yang telah ditambahkan pada biaya dari sebuah produk untuk menentukan harga jual produk tersebut. Mark up sendiri adalah salah satu metode penentuan harga yang dianggap paling sederhana dan praktis serta paling banyak diterapkan.
Jadi, bisa disimpulkan bahwa harga mark up adalah harga yang naik dari harga dasarnya karena terjadi suatu penyesuaian. Harga mark up juga berguna dalam menghitung HPP perusahaan dagang. Besarnya harga mark up ditentukan oleh faktor biaya dan biasanya mark up sendiri dinyatakan dalam bentuk persentase. Rumus menentukan harga jual setelah ada markup yaitu :
Harga Jual = Biaya Beli Produk + Mark Up
Berikut contoh soal mark up untuk menghitung harga jual.
Diketahui harga beli produk Rp 500.000 dan penjual memutuskan harga mark up produk itu sebesar Rp 150.000 maka harga jual produk tersebut adalah Rp 500.000 + Rp 150.000 = Rp 650.000.
Baca juga : Perbedaan Purchase Order (PO) dan Purchase Requisition (PR)
Kebalikan dari mark up, mark down adalah upaya yang dilakukan dalam penurunan harga jual. Mark down merupakan sebuah reduksi dari harga ritel awal atau disebut sebagai penurunan margin. Pemikiran melakukan mark down adalah karena sebuah harga yang rendah tidak diharapkan dapat meningkat.
Akan tetapi, mark down bukan berarti kerugian untuk perusahaan. Hanya saja dengan melakukan mark down margin keuntungan yang didapat menjadi kecil. Mark down biasanya diterapkan untuk program cuci gudang atau menghabiskan stok produk dan terkadang juga untuk mendapatkan suatu proyek. Rumus menentukan harga jual setelah terjadi mark down yaitu :
Harga Jual = Biaya Beli Produk – Mark Down
Cara menghitung mark up dalam bentuk persentase adalah dengan menggunakan rumus :
Persentase Mark Up = ((Harga Jual – Total Biaya) / Total Biaya) x 100
Agar lebih jelas bagaimana cara menghitung mark up tersebut, berikut kami sertakan contoh soal markup persentase.
Contoh soal mark up
PT XYZ merupakan perusahaan yang bergerak di bidang furniture khusus pembuatan meja dan kursi kerja. PT XYZ mendapat order berupa 60 kursi dan 10 meja kerja. Customer juga meminta PT XYZ untuk merakit meja dan kursi tersebut di kantor mereka.
Total biaya pembuatan untuk kursi sebesar Rp 1.000.000 per kursi dan biaya pembuatan meja sebesar Rp 5.000.000 per meja. Total biaya perakitan di kantor customer sebesar Rp 10.000.000. Jika PT XYZ ingin mendapatkan keuntungan 30% dari pesanan tersebut, berapa harga jualnya ke customer? Cara menghitung mark up untuk contoh soal diatas dilakukan dengan 2 langkah berikut :
Langkah
1 : Hitung total biaya pesanan
Total Biaya Pesanan = (Biaya Kursi + Biaya Meja + Biaya Perakitan)
Total Biaya Pesanan = (Rp 1.000.000 x 60 kursi) + (Rp 5.000.000 x 10 meja) + Rp 10.000.000
Total Biaya Pesanan = 120.000.000
Langkah 2 : Tentukan harga jual dengan persentase 30% yang diinginkan.
Persentase Mark Up = ((Harga Jual – Total Biaya) / Total Biaya) x 100
30% = (Harga Jual – 120.000.000) / 120.000.000
Maka harga jualnya adalah sebesar Rp 156.000.000
Dari contoh soal mark up dan perhitungan di atas bisa disimpulkan bahwa agar PT XYZ mencapai persentase markup 30%, maka harga jual meja, kursi dan biaya perakitannya adalah sebesar Rp 156.000.000.
Baca juga : Cara Mudah Menyusun Laporan Laba Rugi Perusahaan Dagang
Selain mark up dan mark down ada beberapa metode lain yang digunakan untuk penetapan harga, yaitu :
Metode ini menggunakan sudut pandang penghitungan biaya dalam menetapkan harga. Metode ini terbagi atas :
a. Penetapan Harga Biaya Plus
Harga jual per unit dalam metode ini ditentukan dengan cara menghitung jumlah seluruh biaya per unit ditambah jumlah tertentu untuk menutupi laba yang dikehendaki pada unit tersebut (margin). Rumusnya adalah :
Harga Jual = Biaya Total + Margin
b. Penetapan Harga Mark Up
Dalam metode ini, harga jual per unit ditentukan dengan menghitung Harga Pokok Pembelian (HPP) per unit ditambah (mark up) jumlah tertentu. Rumusnya adalah :
Harga Jual = Harga Beli + Mark Up
c. Penetapan Harga BEP
Penetapan harga BEP (Break Even Point) merupakan penetapan harga berdasarkan nilai keseimbangan antara jumlah total biaya keseluruhan dengan jumlah total penerimaan keseluruhan. Rumusnya adalah :
Harga Jual = Total Biaya - Total Penerimaan
[elementor-template id="26379"]
Metode ini menggunakan harga pesaing atau kompetitor sebagai referensi untuk menetapkan harga jualnya. Metode ini cocok digunakan untuk produk dengan kondisi pasar oligopoli, yaitu yang memiliki beberapa atau banyak pesaing dan produk sejenis.
Seiringan perkembangan zaman, penerapan metode ini tidak hanya untuk bisnis skala nasional tetapi juga berlaku untuk perdagangan internasional. Sehingga para produsen yang memiliki bisnis skala internasional lebih cermat dalam mementukan harga produk mereka.
Metode penetapan harga berdasarkan permintaan didasari pada persepsi konsumen terhadap value yang diterima, perceived quality dan sensitivitas harga. Untuk mengetahui value atas kualitas produk, bisa dilakukan dengan menggunakan analisis Price Sensitivity Meter (PSM). Prinsip dari analisis PSM adalah konsumen diminta memberikan pernyataan apakah merasa harga murah, terlalu murah, terasa mahal, atau terlalu mahal dibandingkan dengan kualitas yang diterima.
Baik strategi mark up maupun mark down tentu saja berpengaruh pada keuangan perusahaan. Oleh karena itu perhitungan mark up dan mark down harus dilakukan dengan analisa mendalam dan metode yang benar. Selain itu, agar pengontrolan keuangan bisa berjalan optimal maka laporan keuangannya juga harus valid dan bisa disediakan dengan cepat. Agar laporan keuangan usaha bisa dibuat dengan cepat dan mudah, sebaiknya Anda menggunakan software akuntansi dalam mengerjakannya.
Harmony adalah software akuntansi online yang mudah dan praktis digunakan. Harmony memiliki 20 lebih laporan keuangan real time yang akan mempermudah Anda dalam menjalankan usaha. Harmony sudah membantu ribuan pemilik bisnis dalam merapikan pembukuan dan laporan keuangan mereka. Jadi, tunggu apalagi? Coba gunakan GRATIS Harmony 30 hari dengan mendaftar di sini.
Bagaimana jika Anda adalah pebisnis yang sibuk sehingga tidak sempat membuat laporan keuangan? Jangan khawatir, Anda bisa menggunakan Harmony Accounting Service yaitu jasa pembuatan laporan keuangan dengan harga terjangkau yang dikerjakan oleh profesional berpengalaman dalam bidang akuntansi
Anda juga bisa mendapatkan informasi tentang akuntansi, keuangan, pajak, bisnis dan marketing di media sosial Harmony. Follow akun Facebook, Instagram dan LinkedIn Harmony.