Seiring perkembangan teknologi, banyak generasi milenial yang ingin menjadi technopreneur. Hebatnya, kebanyakan technopreneur di masa kini, sukses berbisnis di usia muda dan mengawali bisnis ketika umur 30-40 tahun. Jadi, tidak heran technopreneur adalah salah satu profesi impian bagi generasi muda kekinian.
Dalam membuat bisnis, Anda perlu memiliki karakter pemimpin yang berani menghadapi berbagai risiko dan tantangan. Selain itu, orang yang menjadi ahli di bidang kewirausahaan dan teknologi juga perlu memahami etika bisnis agar bisa lebih mudah menjalin kerja sama dengan mitra atau investor lainnya.
Table of Contents
Banyak orang awam yang menganggap bahwa technopreneur itu sama seperti entrepreneur. Agak mirip, namun sebenarnya technopreneur adalah orang yang berusaha mengubah peluang menjadi kenyataan dengan bantuan teknologi.
Atau, dengan kata lain technopreneur adalah orang yang mendapatkan keuntungan dari bantuan teknologi.
Technopreneur adalah penggabungan dari kata “techno” dan “entrepreneur”. Jika dimaknai, technopreneur adalah wirausaha yang berkecimpung di bidang teknologi.
Agar lebih memahami istilah tersebut, maka Anda bisa melihat ilustrasi atau kisah dari beberapa pebisnis yang telah menjadi contoh technopreneur.
Contoh technopreneurship yang pertama adalah Mark Zuckerberg. Dikenal sebagai pendiri platform jejaring sosial, Facebook, tidak membuatnya besar kepala. Justru Mark Zuckerberg populer sebagai sosok yang low profile.
Sehari-hari, ia lebih sering tampil memakai kaos dan celana jeans seperti orang kebanyakan. Padahal, dibalik penampilannya ia merupakan contoh technopreneurship sukses yang mengantongi penghasilan puluhan miliar.
Tercatat sebagai salah satu penerima Young Global Leaders pada 2016, William Tanuwijaya adalah contoh technopreneurship yang layak dijadikan teladan. Dirinya menjadi seorang ahli di bidang teknologi yang anti putus asa dan tak kenal kata menyerah.
Pertama kali mendirikan e-commerce, Tokopedia, William Tanuwijaya kerap dihadang modal dan penolakan dari para investor. Namun, siapa sangka, kini Tokopedia menjadi salah satu startup unicorn bernilai lebih dari USD 1 miliar.
Contoh technopreneurship selanjutnya dari Indonesia adalah Belva Devara. Sebagai pendiri aplikasi belajar online, Ruangguru, Belva ingin agar anak-anak Indonesia mampu mengejar ketertinggalan pendidikan dibandingkan negara lainnya.
Semakin berkembang pesat, tidak heran jika Ruangguru semakin sukses dengan nilai valuasi perusahaan triliunan rupiah.
Di era industri digital, tujuan technopreneurship adalah memudahkan masyarakat dalam menjalankan aktivitas sehari-hari. Semakin mudah, cepat, dan praktis. Selain itu, ada beberapa tujuan technology entrepreneur lainnya. Mari kita simak:
Munculnya startup dan ahli dibidang teknologi ini merupakan angin segar bagi lapangan kerja baru. Ini berarti tujuan technology entrepreneur sebagai penyerap tenaga kerja bisa berhasil.
Dengan adanya startup atau ahli di bidang teknologi yang baru, juga akan memunculkan kebutuhan tenaga kerja baru. Sehingga, dapat mengurangi jumlah pengangguran di Indonesia dan semakin meningkatkan taraf hidup masyarakat.
Tujuan technology entrepreneur selanjutnya adalah mendorong kemajuan teknologi dan inovasi. Di era teknologi, usaha yang terus berkembang dan berinovasi akan bertahan.
Jika startup atau bisnis dibangun oleh technology entrepreneur visioner, maka pengembangan teknologi akan semakin maju dan mempercepat pembangunan nasional.
Tujuan ahli dibidang teknologi juga untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang layak diacungi jempol dan terus didukung. Dalam bidang ekspor dan impor, para ahli teknologi yang sukses juga turut menyumbangkan devisa negara.
Selain itu, startup tertentu yang dirintis oleh para ahli di bidang teknologi yang handal juga mengundang banyak investor untuk menanamkan modal di tanah air.
[elementor-template id="26379"]
Tak cukup hanya mengandalkan ide-ide visioner dan modal. Sebab, menjadi ahli di bidang teknologi juga membutuhkan tips dan trik terbaik. Di bawah ini adalah beberapa tips menjadi ahli dibidang teknologi sukses yang bisa Anda ikuti.
Bagi seorang ahli dibidang teknologi, masalah dan risiko adalah tantangan yang harus ditaklukkan. Setiap masalah pasti ada solusi. Kunci yang terpenting adalah tidak cepat putus asa dan menyerah dengan keadaan.
Kemampuan berani menghadapi risiko dan tantangan ini tentunya sudah dipertimbangkan dengan matang oleh para ahli di bidang teknologi yang handal. Ia memiliki data valid sebagai bahan analisis agar bisa mengambil keputusan yang tepat.
Dibalik kesuksesan para ahli di bidang teknologi, ada tim yang solid dan bisa diandalkan setiap saat. Kerja sama ini membentuk tim yang kuat dan mampu mengatasi berbagai masalah perusahaan.
Saling bertukar ide, saling mendukung, dan saling menghargai adalah hal penting dalam membangun tim solid. Selain itu, tentunya dibutuhkan tim yang berwawasan teknologi dan kompeten di bidangnya.
Bagaimanapun sulitnya kondisi yang dihadapi, para ahli dibidang teknologi yang sukses akan mengedepankan strategi efektif dan efisien dalam mengambil keputusan.
Setiap hal selalu ada sisi positif dan negatif yang layak dipertimbangkan. Namun, jika ingin mengambil strategi terbaik, Anda harus menetapkan diri dan yakin dengan keputusan sesuai analisa.
Meskipun gagal atau sukses, bagi para ahli di bidang teknologi yang canggih ini sangat penting menerapkan ide-ide menjadi kenyataan. Ketimbang hanya menjadikan ide sebuah wacana semata.
Technopreneurship di masa kini, sudah seharusnya melengkapi sistem pembukuan dan keuangan dengan teknologi. Software Akuntansi Harmony, hadir untuk mendukung pembukuan online berbasis Cloud yang siap diakses kapan saja dan di mana saja.
Anda bisa mencoba aplikasi Harmony secara GRATIS selama 30 hari, klik tautan di sini sekarang. Dapatkan juga update informasi dan aktivitas sosial media Harmony setiap hari dengan akun Facebook, Instagram dan LinkedIn.