Siklus akuntansi perusahaan jasa adalah serangkaian proses pencatatan transaksi keuangan yang terjadi pada perusahaan jasa. Siklus ini meliputi tahapan identifikasi dan analisis transaksi, pencatatan transaksi, posting ke buku besar, penyusunan neraca saldo, penyesuaian, neraca dan laporan keuangan, penutupan buku, dan tahap pembalikan. Siklus akuntansi perusahaan jasa memiliki karakteristik yang berbeda dengan siklus akuntansi perusahaan dagang.
Perusahaan jasa biasanya tidak menjual barang, melainkan hanya menjual jasa layanan. Contoh perusahaan jasa antara lain perusahaan konsultan, perusahaan asuransi, dan perusahaan pelayanan jasa lainnya. Dalam siklus akuntansi perusahaan jasa, penting untuk menganalisis transaksi yang terjadi dengan seksama dan melakukan pencatatan yang akurat agar neraca dan laporan keuangan yang dihasilkan dapat diandalkan.
Key Takeaways
Table of Contents
Siklus akuntansi perusahaan jasa adalah serangkaian proses yang dilakukan untuk mencatat, mengolah, dan menyajikan data keuangan perusahaan jasa. Siklus ini dimulai dari pencatatan transaksi keuangan hingga penyusunan laporan keuangan.
Perusahaan jasa merupakan jenis perusahaan yang bergerak dalam bidang pelayanan atau jasa. Contohnya, perusahaan konsultan, perusahaan travel, perusahaan asuransi, dan sebagainya. Siklus akuntansi perusahaan jasa tidaklah jauh berbeda dengan siklus akuntansi perusahaan dagang. Yang membedakan hanya pada jenis transaksinya.
Siklus akuntansi perusahaan jasa terdiri dari beberapa tahapan, yaitu:
Pada tahap pencatatan transaksi, perusahaan mencatat semua transaksi yang terjadi dalam jurnal umum. Setelah itu, data tersebut diolah dalam buku besar untuk memudahkan proses penyesuaian dan penyusunan laporan keuangan.
Proses penyesuaian dilakukan untuk memperbaiki kesalahan pencatatan transaksi dan mengakomodasi transaksi yang belum dicatat. Setelah itu, perusahaan menyusun neraca lajur dan laporan keuangan.
Terakhir, perusahaan menutup buku untuk menyelesaikan siklus akuntansi dan mempersiapkan siklus akuntansi berikutnya.
Dalam siklus akuntansi perusahaan jasa, penting untuk memahami prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum dan mengikuti standar akuntansi yang berlaku. Dengan demikian, perusahaan dapat menyajikan laporan keuangan yang akurat dan dapat dipercaya.
Baca Juga : Analisis Laporan Laba Rugi: Pentingnya Memahami Kinerja Keuangan Perusahaan Anda
Tahapan siklus akuntansi adalah serangkaian proses yang harus dilalui oleh perusahaan jasa untuk mencatat, mengelola, dan melaporkan transaksi keuangan mereka. Tahapan ini terdiri dari sepuluh langkah utama yang harus dijalankan secara berurutan. Berikut adalah tahapan siklus akuntansi perusahaan jasa:
Tahap pertama dalam siklus akuntansi perusahaan jasa adalah mengidentifikasi dan menganalisis transaksi. Pada tahap ini, akuntan harus mengidentifikasi transaksi yang terjadi dan menganalisisnya agar dapat dicatat dengan benar.
Setelah transaksi diidentifikasi, langkah selanjutnya dalam siklus akuntansi adalah membuat jurnal. Jurnal adalah catatan awal dari transaksi yang terjadi, yang mencatat informasi seperti tanggal, jenis transaksi, dan jumlah uang yang terlibat.
Setelah jurnal dibuat, langkah selanjutnya adalah memposting buku besar. Buku besar adalah catatan akuntansi yang mencatat semua transaksi yang terjadi dalam periode tertentu. Pada tahap ini, akuntan akan memindahkan informasi dari jurnal ke buku besar.
Setelah buku besar diposting, langkah selanjutnya adalah membuat neraca saldo atau neraca percobaan. Neraca saldo adalah ringkasan dari semua akun dalam buku besar, sementara neraca percobaan adalah laporan keuangan sementara yang menunjukkan saldo akun sebelum dan setelah penyesuaian.
Setelah neraca saldo atau neraca percobaan dibuat, langkah selanjutnya adalah membuat jurnal penyesuaian. Jurnal penyesuaian digunakan untuk menyesuaikan catatan akuntansi agar mencerminkan transaksi yang terjadi pada akhir periode akuntansi.
Setelah jurnal penyesuaian dibuat, langkah selanjutnya adalah membuat neraca lajur. Neraca lajur adalah laporan keuangan yang menunjukkan saldo akun setelah penyesuaian.
Setelah neraca lajur dibuat, langkah selanjutnya adalah membuat laporan keuangan. Laporan keuangan adalah ringkasan dari kinerja keuangan perusahaan selama periode akuntansi tertentu.
Setelah laporan keuangan dibuat, langkah selanjutnya adalah membuat jurnal penutup. Jurnal penutup digunakan untuk menutup akun pendapatan dan biaya dan memindahkan saldo ke akun laba rugi.
Setelah jurnal penutup dibuat, langkah selanjutnya adalah membuat jurnal pembalik. Jurnal pembalik digunakan untuk membalikkan catatan akuntansi pada awal periode berikutnya.
Langkah terakhir dalam siklus akuntansi perusahaan jasa adalah membuat neraca akhir atau neraca awal setelah penutupan. Neraca akhir atau neraca awal menunjukkan posisi keuangan perusahaan pada akhir periode akuntansi dan awal periode berikutnya.
Itulah sepuluh tahapan dalam siklus akuntansi perusahaan jasa. Dengan mengikuti tahapan ini, perusahaan dapat memastikan bahwa catatan keuangan mereka akurat dan dapat dipercaya.
Identifikasi dan Analisis Transaksi merupakan tahapan pertama dalam siklus akuntansi perusahaan jasa. Pada tahap ini, akuntan atau orang yang bertanggung jawab harus mengidentifikasi dan menganalisis setiap transaksi yang terjadi dalam suatu perusahaan jasa dengan benar dan akurat.
Transaksi yang dimaksud di sini dapat berupa pembelian barang, penjualan barang, penerimaan kas, pengeluaran kas, dan transaksi lainnya yang terkait dengan kegiatan bisnis perusahaan jasa. Identifikasi transaksi adalah proses pengenalan dan penentuan jenis transaksi yang terjadi dalam perusahaan jasa.
Setelah transaksi teridentifikasi, tahap selanjutnya adalah analisis transaksi. Analisis transaksi adalah proses penguraian dan pemecahan transaksi menjadi unsur-unsur atau akun-akun yang relevan. Analisis transaksi bertujuan untuk memudahkan pencatatan transaksi dan menghasilkan informasi akuntansi yang akurat.
Dalam tahap ini, akuntan harus memastikan bahwa setiap transaksi dicatat dengan benar dan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku. Akuntan juga harus memperhatikan aspek-aspek lain seperti tanggal transaksi, jumlah transaksi, dan keterangan transaksi.
Dalam rangka memudahkan identifikasi dan analisis transaksi, perusahaan jasa dapat menggunakan sistem informasi akuntansi yang terintegrasi. Sistem informasi akuntansi dapat membantu dalam mengumpulkan dan mengolah data akuntansi secara sistematik dalam satu periode akuntansi. Dengan begitu, proses identifikasi dan analisis transaksi dapat berjalan lebih efisien dan akurat.
Pencatatan transaksi merupakan tahap pertama dalam siklus akuntansi perusahaan jasa. Pada tahap ini, akuntan harus mengidentifikasi dan menganalisis transaksi yang terjadi dalam perusahaan jasa. Transaksi yang dimaksud adalah setiap kegiatan yang berhubungan dengan penerimaan dan pengeluaran uang dalam perusahaan.
Setelah transaksi diidentifikasi, akuntan harus membuat bukti transaksi sebagai bukti bahwa transaksi tersebut benar-benar terjadi. Bukti transaksi ini dapat berupa faktur, nota, kwitansi, atau dokumen lainnya yang berkaitan dengan transaksi tersebut.
Selanjutnya, akuntan harus mencatat transaksi tersebut ke dalam buku jurnal. Buku jurnal merupakan buku catatan yang digunakan untuk mencatat setiap transaksi yang terjadi dalam perusahaan. Pencatatan transaksi dalam buku jurnal dilakukan dengan cara menyusun jurnal umum yang berisi rincian transaksi yang terjadi.
Dalam pencatatan transaksi, akuntan harus memperhatikan prinsip dasar akuntansi yaitu prinsip debit dan kredit. Setiap transaksi harus dicatat dalam buku jurnal dengan menggunakan akun debit dan kredit yang sesuai. Akun debit digunakan untuk mencatat penerimaan uang atau pengurangan aset, sedangkan akun kredit digunakan untuk mencatat pengeluaran uang atau penambahan aset.
Dalam pencatatan transaksi, akuntan juga harus memperhatikan bahwa setiap transaksi harus dicatat dengan benar dan akurat. Hal ini penting agar laporan keuangan yang dihasilkan dapat dipercaya dan akurat. Oleh karena itu, akuntan harus memastikan bahwa setiap transaksi dicatat dengan benar dan tidak terjadi kesalahan dalam pencatatan.
Setelah transaksi dicatat dalam jurnal, langkah selanjutnya pada siklus akuntansi perusahaan jasa adalah melakukan posting ke buku besar. Buku besar adalah kumpulan rekening-rekening pembukuan yang digunakan untuk mencatat informasi tentang aktiva tertentu.
Posting ke buku besar adalah proses memindahkan transaksi yang telah dicatat dalam jurnal ke dalam setiap akun buku besar yang sesuai. Setiap transaksi harus diposting ke akun yang sesuai dengan jenis transaksi tersebut. Misalnya, transaksi penerimaan kas diposting ke akun kas, sedangkan transaksi pembelian perlengkapan diposting ke akun perlengkapan.
Setiap akun buku besar memiliki kolom debit dan kredit. Jumlah transaksi yang diposting ke akun debit harus sama dengan jumlah transaksi yang diposting ke akun kredit. Jika terdapat kesalahan dalam posting, maka neraca saldo akhir akan tidak seimbang.
Setelah semua transaksi diposting ke buku besar, maka perusahaan jasa dapat menyusun neraca saldo. Neraca saldo adalah daftar saldo akun buku besar pada akhir periode akuntansi. Dengan menyusun neraca saldo, perusahaan jasa dapat mengetahui posisi keuangan perusahaan pada akhir periode akuntansi.
Dalam melakukan posting ke buku besar, perusahaan jasa harus memastikan bahwa setiap transaksi telah dicatat dengan benar dan diposting ke akun yang sesuai. Hal ini penting untuk menjaga keakuratan informasi keuangan perusahaan dan memudahkan dalam menyusun laporan keuangan.
Neraca saldo adalah suatu laporan yang berisi saldo-saldo buku besar yang seimbang antara debit dan kredit yang dapat digunakan dalam menyusun suatu laporan keuangan perusahaan jasa. Akun-akun dalam neraca saldo setiap perusahaan sangat beragam.
Penyusunan neraca saldo merupakan tahap awal dalam siklus akuntansi perusahaan jasa. Neraca saldo dibuat untuk melihat keseimbangan atau kesamaan antara jumlah kredit dan debit pada akun-akun yang ada dalam buku besar. Apabila jumlah debet dan kredit sudah seimbang, itu artinya tidak ada kesalahan dalam penginputan data dan proses pembuatan akuntansi dapat dilanjutkan.
Untuk menyusun neraca saldo, perusahaan jasa harus mengikuti beberapa langkah. Pertama, perusahaan harus menentukan akun-akun yang akan dimasukkan ke dalam neraca saldo. Kedua, perusahaan harus menentukan saldo awal dari masing-masing akun tersebut. Ketiga, perusahaan harus mencatat transaksi yang terjadi pada periode tersebut. Keempat, perusahaan harus menghitung saldo akhir dari masing-masing akun.
Setelah neraca saldo selesai disusun, perusahaan jasa dapat melanjutkan ke tahap berikutnya dalam siklus akuntansi, yaitu penyusunan jurnal penyesuaian. Penyusunan jurnal penyesuaian sangat penting untuk menyesuaikan saldo akun-akun yang belum tercatat dalam buku besar perusahaan jasa.
Penyesuaian adalah salah satu tahap dalam siklus akuntansi perusahaan jasa. Pada tahap ini, dilakukan penyesuaian terhadap saldo rekening yang ada di neraca saldo menjadi saldo yang sebenarnya. Penyesuaian juga dilakukan saat terjadi transaksi yang berpengaruh pada akun-akun perusahaan, seperti penyusutan peralatan, uang sewa yang belum dilunasi, dan sebagainya sampai dengan akhir periode akuntansi.
Jurnal penyesuaian dibuat untuk mencatat penyesuaian yang dilakukan pada akun-akun perusahaan. Jurnal ini berisi transaksi yang belum dicatat pada buku besar dan neraca saldo. Setelah jurnal penyesuaian dibuat, maka akan dibuat neraca saldo baru untuk mengetahui saldo akhir setelah dilakukan penyesuaian.
Penyesuaian sangat penting dilakukan karena dapat memperbaiki kesalahan pencatatan akuntansi pada periode sebelumnya. Selain itu, penyesuaian juga dapat membantu perusahaan untuk menghasilkan laporan keuangan yang akurat dan dapat dipercaya.
Dalam melakukan penyesuaian, perusahaan harus memperhatikan beberapa hal, antara lain:
Dalam melakukan penyesuaian, perusahaan harus memperhatikan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum. Prinsip-prinsip akuntansi ini meliputi konsistensi, kesesuaian, keandalan, objektivitas, dan keterbukaan. Dengan memperhatikan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum, perusahaan dapat menghasilkan laporan keuangan yang akurat dan dapat dipercaya.
Neraca dan laporan keuangan merupakan bagian penting dalam siklus akuntansi perusahaan jasa. Neraca adalah laporan keuangan yang menunjukkan posisi keuangan perusahaan pada suatu waktu tertentu. Neraca terdiri dari dua bagian, yaitu aktiva dan pasiva. Aktiva adalah sumber daya ekonomi yang dimiliki oleh perusahaan, seperti kas, piutang, dan inventaris. Sedangkan pasiva adalah kewajiban keuangan perusahaan, seperti hutang dan modal.
Laporan keuangan perusahaan jasa juga mencakup laporan laba rugi, laporan arus kas, dan laporan perubahan modal. Laporan laba rugi adalah laporan keuangan yang menunjukkan pendapatan dan biaya perusahaan selama periode tertentu. Laporan arus kas adalah laporan keuangan yang menunjukkan arus masuk dan keluar kas perusahaan selama periode tertentu. Sedangkan laporan perubahan modal adalah laporan keuangan yang menunjukkan perubahan modal perusahaan selama periode tertentu.
Neraca awal dan neraca akhir juga merupakan bagian dari laporan keuangan perusahaan jasa. Neraca awal adalah neraca yang menunjukkan posisi keuangan perusahaan pada awal periode akuntansi. Sedangkan neraca akhir adalah neraca yang menunjukkan posisi keuangan perusahaan pada akhir periode akuntansi.
Penyusunan laporan keuangan perusahaan jasa dilakukan dengan menggunakan siklus akuntansi. Siklus akuntansi terdiri dari sepuluh tahapan, yaitu mengidentifikasi transaksi, menyusun jurnal, membuat buku besar, posting neraca saldo, membuat jurnal dan neraca saldo setelah penyesuaian, menyusun neraca lajur, laporan keuangan, jurnal penutup, jurnal pembalik, dan neraca akhir atau awal.
Dalam menyusun laporan keuangan perusahaan jasa, penting untuk memperhatikan prinsip akuntansi yang berlaku umum, seperti prinsip konsistensi, prinsip kesesuaian, dan prinsip kewajaran. Dengan memperhatikan prinsip akuntansi yang berlaku umum, laporan keuangan perusahaan jasa akan lebih akurat dan dapat dipercaya.
Penutupan buku merupakan tahap akhir dari siklus akuntansi perusahaan jasa yang dilakukan setiap akhir periode. Pada tahap ini, perusahaan akan menyelesaikan semua pencatatan transaksi keuangan dan menyiapkan laporan keuangan yang akan digunakan untuk keperluan pelaporan pajak dan audit.
Tahap penutupan buku diawali dengan pembuatan jurnal penutup yang berfungsi untuk menutup semua akun pendapatan dan biaya. Jurnal penutup ini akan mencatat seluruh jumlah pendapatan dan biaya yang terakumulasi selama periode tertentu dan memindahkannya ke akun laba ditahan.
Setelah jurnal penutup dibuat, seluruh akun pendapatan dan biaya akan ditutup dan saldo akhirnya akan dipindahkan ke akun laba ditahan. Selain itu, perusahaan juga akan membuat neraca saldo setelah penutupan untuk memastikan bahwa semua akun telah ditutup dengan benar.
Setelah semua akun ditutup, perusahaan akan menyusun laporan keuangan yang terdiri dari laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, neraca, dan laporan arus kas. Laporan keuangan ini akan digunakan untuk memberikan informasi mengenai kinerja keuangan perusahaan selama periode tertentu.
Dalam tahap penutupan buku, perusahaan juga perlu membuat jurnal pembalik untuk memulai siklus akuntansi selanjutnya. Jurnal pembalik ini akan mencatat semua transaksi yang terjadi pada periode berikutnya dan memastikan bahwa saldo akun telah disesuaikan dengan benar.
Secara keseluruhan, penutupan buku merupakan tahap penting dalam siklus akuntansi perusahaan jasa yang harus dilakukan dengan benar dan teliti untuk memastikan laporan keuangan yang dihasilkan akurat dan dapat dipercaya.
Tahap pembalikan atau reversing merupakan tahap yang dilakukan untuk membatalkan efek transaksi yang telah dicatat pada tahap pencatatan. Tahap ini dilakukan pada akhir periode akuntansi untuk menghindari terjadinya kesalahan pencatatan pada periode berikutnya.
Salah satu dokumen yang digunakan pada tahap pembalikan adalah jurnal pembalik. Jurnal pembalik digunakan untuk membatalkan pencatatan transaksi yang telah dicatat pada tahap pencatatan. Jurnal pembalik dicatat pada akhir periode akuntansi dan dicatat dengan nomor urut yang berbeda dengan jurnal-jurnal lainnya.
Pada tahap pembalikan, akuntan mencatat transaksi yang terdapat pada jurnal pembalik. Transaksi yang dicatat pada jurnal pembalik antara lain adalah transaksi yang tidak terjadi pada periode berjalan, transaksi yang telah dicatat secara salah pada tahap pencatatan, dan transaksi yang perlu dibatalkan pada periode berikutnya.
Setelah jurnal pembalik dicatat, akuntan akan membuat neraca saldo. Neraca saldo dibuat untuk memastikan bahwa saldo akun-akun pada akhir periode akuntansi telah sesuai dengan transaksi yang terjadi pada periode tersebut. Jika terdapat perbedaan saldo pada akun-akun tertentu, maka akuntan akan melakukan penyesuaian pada tahap berikutnya.
Tahap pembalikan merupakan tahap yang penting dalam siklus akuntansi perusahaan jasa. Tahap ini dilakukan untuk memastikan bahwa transaksi yang dicatat pada tahap pencatatan telah sesuai dengan transaksi yang terjadi pada periode berjalan dan untuk menghindari terjadinya kesalahan pada periode berikutnya.
Perusahaan jasa dan perusahaan dagang adalah dua jenis perusahaan yang berbeda dalam hal produk dan layanan yang mereka tawarkan. Oleh karena itu, siklus akuntansi untuk kedua jenis perusahaan ini juga berbeda. Berikut ini adalah beberapa perbedaan antara akuntansi perusahaan jasa dan dagang.
Perusahaan dagang membeli barang dari pemasok dan menjualnya kembali kepada pelanggan. Oleh karena itu, perusahaan dagang harus mencatat transaksi pada pembelian dan penjualan barang inventaris mereka. Selain itu, perusahaan dagang harus menghitung harga pokok persediaan dan harga pokok penjualan untuk menentukan laba atau rugi yang dihasilkan.
Harga pokok produksi tidak diperlukan dalam akuntansi perusahaan dagang karena perusahaan ini tidak memproduksi barang. Sebaliknya, harga pokok persediaan digunakan untuk menghitung nilai persediaan pada akhir periode akuntansi.
Perusahaan jasa tidak menjual barang inventaris seperti perusahaan dagang. Sebaliknya, mereka menawarkan layanan kepada pelanggan. Oleh karena itu, akuntansi perusahaan jasa tidak memerlukan harga pokok persediaan atau harga pokok penjualan.
Namun, perusahaan jasa masih harus mencatat biaya operasional mereka, seperti gaji karyawan, biaya sewa, dan biaya utilitas. Biaya-biaya ini harus dikurangi dari pendapatan untuk menentukan laba atau rugi yang dihasilkan.
Dalam akuntansi perusahaan jasa, tidak ada harga pokok produksi yang harus dihitung karena perusahaan ini tidak memproduksi barang. Sebaliknya, biaya operasional harus dihitung dan dicatat untuk menentukan laba atau rugi yang dihasilkan.
Dalam kesimpulannya, perusahaan dagang dan perusahaan jasa memiliki perbedaan dalam siklus akuntansi mereka. Perusahaan dagang harus menghitung harga pokok persediaan dan harga pokok penjualan, sedangkan perusahaan jasa tidak memerlukannya. Namun, keduanya harus mencatat biaya operasional mereka untuk menentukan laba atau rugi yang dihasilkan.
Baca Juga : Laporan Cash Flow: Pengertian dan Cara Membuatnya
Berikut ini adalah beberapa contoh perusahaan jasa yang ada di Indonesia:
Perusahaan jasa travel seperti penjualan tiket perjalanan dan angkutan umum, misalnya Garuda Indonesia, Lion Air, dan Transjakarta. Perusahaan-perusahaan ini membutuhkan akuntansi yang baik untuk mengelola keuangan mereka, termasuk pencatatan pendapatan dan biaya operasional, serta pengelolaan aset perusahaan.
Perusahaan software akuntansi seperti Zahir, Accurate, dan Jurnal adalah contoh perusahaan jasa yang menyediakan software akuntansi bagi perusahaan-perusahaan lain. Mereka membantu perusahaan-perusahaan untuk mengelola keuangan mereka dengan lebih efisien, seperti pencatatan transaksi keuangan, membuat laporan keuangan, dan melakukan analisis keuangan.
Perusahaan penginapan seperti hotel dan villa, seperti Hotel Indonesia Kempinski Jakarta, adalah contoh perusahaan jasa yang membutuhkan akuntansi yang baik untuk mengelola keuangan mereka. Mereka harus mencatat pendapatan dan biaya operasional, seperti biaya listrik, air, dan gaji karyawan, serta mengelola aset perusahaan, seperti peralatan dan properti.
Perusahaan ojek online seperti Gojek dan Grab adalah contoh perusahaan jasa yang membutuhkan akuntansi yang baik untuk mengelola keuangan mereka. Mereka harus mencatat pendapatan dan biaya operasional, seperti biaya bahan bakar dan gaji karyawan, serta mengelola aset perusahaan, seperti sepeda motor.
Perusahaan jasa kecantikan seperti Harmony adalah contoh perusahaan jasa yang membutuhkan akuntansi yang baik untuk mengelola keuangan mereka. Mereka harus mencatat pendapatan dan biaya operasional, seperti biaya bahan baku dan gaji karyawan, serta mengelola aset perusahaan, seperti peralatan dan properti.
Dalam menjalankan bisnis, setiap perusahaan jasa harus memperhatikan siklus akuntansi dengan baik agar keuangan perusahaan dapat tercatat dengan akurat dan transparan. Dengan demikian, perusahaan dapat mengambil keputusan yang tepat dan strategis untuk mengembangkan bisnis mereka.
Perusahaan jasa adalah perusahaan yang kegiatannya berfokus pada penyediaan jasa atau layanan. Berikut adalah beberapa karakteristik perusahaan jasa:
Dalam akuntansi, perusahaan jasa memiliki siklus akuntansi yang terdiri dari sepuluh siklus. Sepuluh siklus tersebut adalah mengidentifikasi transaksi, menyusun jurnal, membuat buku besar, posting neraca saldo, membuat jurnal dan neraca saldo setelah penyesuaian, menyusun neraca lajur, laporan keuangan, jurnal penutup, jurnal pembalik, dan neraca akhir atau awal.
Dalam menjalankan bisnisnya, perusahaan jasa harus memperhatikan karakteristiknya dan memastikan kualitas pelayanan yang baik untuk memenangkan persaingan di pasar. Dalam akuntansi, Harmony akan memahami dan menjalankan siklus akuntansi dengan baik untuk memastikan keuangan perusahaan tercatat dengan benar dan akurat.