Tahukah Anda bahwa dalam produksi terdapat adanya biaya konversi dan biaya primer? Namun, bagaimana cara membedakan dari kedua biaya tersebut maka simaklah pembahasan berikut.
Secara umum conversion cost atau biaya konversi adalah jumlah spesifik dari biaya tenaga kerja dengan biaya overhead pabrik, yang menjadi salah satu biaya operasional usaha.
Sedangkan prime cost atau biaya primer adalah total dari biaya bahan baku dengan biaya tenaga kerja langsung, karena kedua biaya ini merupakan pendukung utama produksi.
Oleh karena itu pentingnya conversion cost dan biaya primer ini bertujuan untuk melacak seberapa besar biaya produksi dan mengevaluasi kinerja produksi.
Table of Contents
Secara umum conversion cost atau biaya konversi adalah jumlah biaya yang dikeluarkan sebagai tenaga kerja tidak langsung dan overhead yang mengubah barang mentah menjadi produk jadi.
Selain itu menghitung biaya konversi adalah biaya tenaga kerja yang berkaitan pengeluaran pegawai atau pekerja lain yang secara langsung memproses produksi.
Adanya biaya konversi ini membantu pebisnis untuk mengukur dan melacak pembiayaan produksi secara akurat, dan dapat digunakan untuk mengembangkan produk dan menetapkan harga produk.
Selain itu pebisnis juga bisa mengetahui conversion cost mana saja yang menjadi pemborosan biaya dan harus dihilangkan sehingga produksi tersebut menjadi efisien.
Perusahaan yang menghitung biaya konversi atau conversion cost ini bisa menentukan biaya penjualan dan melaporkan laporan laba ruginya.
Seperti yang Anda ketahui sebelumnya bahwa prime cost dan conversion cost memang selalu berkaitan erat, tetapi biaya ini tidak bisa disamakan.
Secara definisi bahwa prime cost adalah biaya yang berhubungan dengan produksi persediaan barang jadi, sedangkan pada biaya konversi adalah biaya yang mengubah bahan mentah menjadi produk jadi.
Di mana prime cost atau biaya utama memiliki bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung. Sebagai contoh bahan baku dalam membuat handphone membutuhkan batu baterai hp, di sisi lain biaya tenaga kerja terdiri dari desainer handphone.
Sementara itu beberapa biaya utama dan biaya konversi ini perhitungannya bisa disatukan, berbeda hal jika biaya konversi pada tenaga kerja tidak langsung tidak dapat dimasukan ke dalam produksi.
Sehingga dari kedua biaya ini biasanya difungsikan untuk analisis laporan keuangan seperti seberapa besar efisiensi produksi perusahaan, walaupun perolehan jumlah biayanya berbeda.
Pada dasarnya biaya konversi adalah biaya produksi yang tidak berkaitan dengan biaya bahan baku langsung, di mana beberapa contoh conversion cost ini yaitu:
Berikut ini ada beberapa cara menghitung biaya konversi atau conversion cost yang bisa Anda pahami yakni:
Sinar Cahaya memiliki biaya manufaktur untuk setiap scooter yang diproduksi, dengan pengeluaran biaya bahan baku langsung $5, tenaga kerja langsung $3, dan biaya overhead variabel $2. Serta untuk biaya overhead tetap sebesar $2.000 per bulan.
Diminta:
Penyelesaian:
Bahan baku langsung + Tenaga kerja Langsung
= $5 + $3
= $8 / unit
Tenaga Kerja Langsung + Biaya Overhead
= $3 + $2
= $5 / unit
Bahan Baku Langsung + Tenaga Kerja Langsung + Biaya Overhead
= $5 + $3 + $2
= $10 / unit
Total Biaya Produksi x Total Biaya Manufaktur
= 60 x $10
= $600
Selain contoh di atas, Anda juga bisa memahami contoh kasus lainnya. Pada bulan Juli, PT. Cahaya Sinar memiliki pengeluaran produksi barang dengan rincian sebagai berikut yaitu:
Dengan menjumlahkan semua total pengeluaran yaitu sebesar Rp60.000.000, sehingga menghasilkan biaya konversi perusahaan untuk bulan Juli. Pada bulan Juli, perusahaan dapat memproduksi 30.000 unit produk.
Sehingga Rp60.000.000 dibagi 30.000 yang berarti perusahaan hanya dapat membayar biaya konversi sebesar 2.000 per unit. Hal ini pun juga tergantung pada perusahaan lainnya yang biasa memiliki nilai per unit usaha tinggi atau rendah.
Bagaimana? Ternyata cara menghitung biaya konversi dan biaya utama dalam perusahaan memang mudah untuk dilakukan bukan? Tetapi, tentunya perhitungan dalam contoh laporan dan fakta di lapangan akan berbeda.
Sebenarnya, di era digital seperti sekarang, pencatatan biaya dalam perusahaan bisa dilakukan dengan lebih mudah menggunakan software akuntansi. Anda tidak perlu melakukan pencatatan manual atau pusing mengkategorikan komponen biaya.
Dengan software akuntansi canggih seperti Harmony Accounting Software, segala kebutuhan Anda dalam mengelola keuangan perusahaan bisa terpenuhi. Ayo konsultasikan kebutuhan Anda dengan kami melalui live chat Harmony.
Fitur lainnya yang bisa Anda gunakan seperti pemantauan stok, pembuatan invoice otomatis, rekonsiliasi bank transaksi secara otomatis, penghitungan aset, dan keuangan usaha yang mudah dikelola karena terdapat 20 lebih laporan keuangan secara real time. Cobalah gunakan Harmony GRATIS 30 Hari di sini.
Dapatkan update informasi dari Harmony dengan mengikuti media sosialnya di Facebook, Instagram, dan LinkedIn.