Harmony Â» Blog Â» 

Apa Itu Waste, Jenisnya dan Pengaruhnya Dalam Manufaktur

Fina Pratiwi
/
Diupdate 
Juni 14, 2021

Tahukah Anda apa itu waste dalam perusahaan manufaktur? Apabila belum, saat ini secara definisi apa itu waste artinya pemborosan yang di mana aktivitas produksi ini tidak menambah nilai.

Sehingga waste bagi perusahaan dapat mengakibatkan sumber daya manusia semakin meninggi, dan sumber daya energi juga meningkat, akhirnya semakin tidak efisien.

Waste artinya pemborosan yang merupakan aktivitas dari proses kerja, namun tidak memberikan nilai tambah bagi produk.Click to Tweet

Nah bagaimana sih mengurangi biaya waste dalam proses produk? Salah satunya yaitu dengan menggunakan lean manufacturing, di mana berfungsi sebagai peningkatan produksi dan meminimalisir pemborosan.

Anda akan mengetahui selengkapnya apa itu waste dan bagaimana jenisnya di bawah ini.

Apa Itu Waste Dalam Lean Manufacturing?

Menurut berdasarkan buku lean six sigma, bahwa apa itu waste artinya sebuah aktivitas proses kerja, yang tidak dapat memberikan nilai tambah atas pengolahan bahan baku dalam value stream  tertentu.

Kenali Apa Itu Waste

Sehingga dengan penjelasan di atas, dapat dikatakan apa itu waste artinya yaitu sampah atau pemborosan yang harus dibuang atau dihilangkan.

Karena dapat menyebabkan biaya waste bagi perusahaan, sebagai akibatnya akan muncul kerugian dan mengurangi keuntungan perusahaan.

Sebagai kesimpulan tanpa adanya value stream dalam waste akan membuat bahan material terbuang sia-sia, sehingga sumber daya yang memberikan nilai tambah produksi tersebut akan terjadi pemborosan.

Apa Saja Aktivitas Dalam Manufaktur?

Seperti pembahasan sebelumnya bahwa apa itu waste artinya yaitu segala sesuatu yang tidak dapat meningkatkan nilai tambah produk.

Di mana waste artinya memiliki bentuk material yang terbuang, yang juga termasuk waktu, energi, hingga area kerja.

Sebelumnya jika dilihat dari segi nilai tambahnya, perusahaan manufaktur memiliki 3 aktivitas besar, yaitu:

  • Pengaruh aktivitas yang bernilai tambah atau disebut sebagai value-added activities (VA).
  • Pengaruh aktivitas yang tidak bernilai tambah atau disebut sebagai non-value-added activities (NVA).
  • Pengaruh aktivitas yang tidak bernilai tambah, namun juga diperlukan yang disebut sebagai value enabler activities atau business non-value-added activities (VE / BNVA).

Seperti yang diketahui bahwa perlu meminimalisir apa itu waste, atau management waste yaitu hanya bisa digunakan melalui strategi lean manufacturing. Dengan tujuan supaya bisa menekan kerugian serendah mungkin, atau yang disebut zero-waste.

Apa Saja Jenis-Jenis Waste?

Oleh karena itu adapun tujuh jenis waste yang dapat terjadi dalam proses produksi manufaktur yaitu:

Jenis Apa Itu Waste

  1. Pemborosan Transportasi (Waste of Transportation)

    Akibat rendahnya efisiensi waste management pada desain tata letak produksi ini ternyata, dapat menyebabkan terjadinya pemborosan transportasi.

    Mengapa begitu? adanya proses pemindahan barang dari satu unit kerja ke unit kerja lainnya.

    Misalnya menempatkan ruang produksi jauh dari QA (Quality Assurance), dengan demikian pemindahan barang tersebut akan membutuhkan waktu.

    Sebagai akibatnya, volume produksi berkurang maupun banyaknya tenaga kerja tambahan yang tidak diperlukan.

    Beberapa efek lain dari pemborosan transportasi antara lain yaitu adanya penggunaan ruang yang tidak efisien di lokasi, waktu komunikasi secara berlebihan, adanya peningkatan work in process (WIP), dan terjadinya kerusakan produk selama proses transfer.

  2. Pemborosan Stok Barang (Waste of Inventory)

    Untuk pemborosan ini sebenarnya berkaitan dengan pemborosan produksi stok barang yang berlebihan. Di sisi lain terlalu banyak persediaan komoditas juga bisa menjadi tanda produksi berlebih.

    Biasanya, ini karena melebihi permintaan produksi yang seharusnya dapat menjadi waste management.

    Jika terjadi pemborosan persediaan, maka jumlah barang jadi, barang setengah jadi, dan bahan baku akan berlebihan. Oleh karena itu, lebih banyak ruang penyimpanan perlu dibeli.

    Jika tidak ada ruangan, perusahaan harus menyewa maupun membangun gudang baru, serta penambahan SDM untuk pemeliharaan, pengawasan, pengangkutan dan pengelolaan.

    Akibatnya, biaya produksi akan membengkak dan tidak akan sebanding dengan pendapatan yang diperoleh. Jika limbahnya serius, justru akan menimbulkan kerugian.

    Jika barang yang diproduksi memiliki umur simpan yang pendek, maka dari itu barang yang sudah lama disimpan bisa menjadi kadaluarsa apabila dipasarkan.

  3. Pemborosan Gerakan (Waste of Motion)

    Adanya pemborosan produksi ini terjadi karena pergerakan ataupun aktivitas sumber daya manusia dan mesin yang tidak perlu, karena tidak memberikan nilai tambah pada produk.

    Misalnya menempatkan work tool jauh dari jangkauan operator produksi, sehingga ketika bagian produksi membutuhkannya membutuhkan waktu yang lebih lama.

    Pemborosan pergerakan akan berdampak pada proses produksi yang terganggu akibat pemanfaatan waktu yang tidak efisien.

    Tidak peduli berapa lama, waktu produksi pasti akan meningkat. Selain itu, juga meningkatkan kemungkinan kecelakaan kerja yang tidak perlu.

    Baca Juga: Penjelasan Lengkap Sistem Informasi Manufaktur Serta Contohnya

  4. Pemborosan Waktu Menunggu (Waste of Waiting)

    Menurut pandangan pebisnis bahwa waktu adalah uang, di mana sebuah perusahaan yang memproduksi barang. Dengan nilai waktu 1 detik saja memiliki nilai yang besar bila digunakan secara produktif.

    Akan tetapi apabila ada waktu di mana SDM maupun mesin tidak beroperasi untuk melakukan kegiatan produksi, karena adanya menunggu barang dari bagian lain, maka ini dikatakan sebagai pemborosan waktu menunggu.

    Sedangkan pada idealnya, waste management dalam sebuah proses produksi mesin maupun SDM harus terus berjalan untuk tetap memproduksi barang.

    Dengan demikian jumlah produksi harian akan meningkat serta menambah keuntungan bagi perusahaan, karena adanya biaya produksi yang terus berjalan dari waktu ke waktu.

  5. Pemborosan Proses Secara Berlebihan (Waste of Over Processing)

    Selanjutnya apa itu waste dalam perusahaan ternyata tidak seluruh produksi dapat memberikan nilai tambah bagi produk maupun pelanggan.

    Misalnya, pengerjaan ulang/perbaikan pekerjaan sebelumnya, persetujuan yang lama atau proses pemeriksaan berulang.

    Efek dari pemborosan ini tentunya waktu produksi yang semakin lama. Pengusaha harus mempertimbangkan bagaimana menghasilkan produk berkualitas tinggi, tetapi prosesnya efisien dan lugas.

    [elementor-template id="26379"]

  6. Pemborosan Produksi Secara berlebihan (Waste of Overproduction)

    Kelebihan produksi komoditas erat kaitannya dengan pemborosan lainnya.

    Jika terlalu banyak barang yang diproduksi, juga akan mempengaruhi pemborosan lainnya seperti persediaan dan olahraga.

    Karena tidak memperhatikan permintaan pasar, bisa terjadi over produksi, dan di sisi lain, produksi berjalan sangat cepat.

    Pemborosan ini akan berdampak pada biaya produksi yang terus meningkat, persediaan yang berlebihan, kemungkinan kerusakan produk, dan peningkatan pemanfaatan ruang.

  7. Pemborosan Kerusakan Produk (Waste of Defect)

    Kerusakan dan pemborosan produk mengacu pada situasi di mana produk rusak atau gagal penyaringan kualitas selama proses produksi dan tidak dapat dipasarkan. Beberapa produk masih dapat diperbaiki.

    Namun, perusahaan harus menanggung biaya tambahan dan sumber daya manusia untuk perbaikan tersebut. Beberapa efek lainnya adalah pemborosan waktu dan staf sumber daya manusia, yang dapat mengganggu rencana produksi awal.

    Jika produk tersebut sudah lebih dulu digulirkan di pasaran, hal ini akan berdampak sangat fatal bagi perusahaan dan kepercayaan konsumen akan menurun.

Seperti itulah mengenai pembahasan apa itu waste, serta bagaimana jenis dan pengaruhnya. Ternyata banyak juga biaya yang dapat menjadi pemborosan dalam bisnis. Sehingga menimbulkan adanya kerugian dan biaya yang dikeluarkan perusahaan terlalu banyak.

Bagaimana Anda bisa mengetahuinya? Yaitu salah satunya dengan mencatat setiap laporan pemasukan dan pengeluaran transaksi Anda.

Mau tahu cara praktisnya? Yuk, manfaatkan Harmony software pembukuan.

Software berbasis cloud dan mudah digunakan oleh siapa saja bahkan bagi yang tidak memiliki background accounting.

Fitur lainnya bisa digunakan seperti pemantauan stok, pembuatan invoice otomatis, rekonsiliasi bank transaksi secara otomatis, penghitungan aset, dan keuangan usaha yang mudah dikelola karena terdapat 20 lebih laporan keuangan secara real time.

Tunggu apalagi? Cobalah gunakan Harmony GRATIS 30 Hari di sini.

Dapatkan update informasi dari Harmony dengan mengikuti media sosialnya di Facebook, Instagram, dan LinkedIn.

trial harmony
Pembukuan Lebih Mudah!
Coba Gratis 30 Hari dan Rasakan Perbedaannya!
COBA GRATIS
Anda juga mungkin suka:
Fina Pratiwi
Fina Pratiwi adalah seorang ahli strategi keuangan dengan lebih dari 5 tahun pengalaman dalam industri keuangan. Dia memegang gelar dalam bidang Keuangan dan dikenal karena kemampuannya untuk menyederhanakan konsep keuangan yang kompleks menjadi sesuatu yang mudah dipahami. Fina percaya bahwa pemahaman yang baik tentang manajemen keuangan adalah kunci sukses bisnis. Dengan pengetahuannya yang luas, dia berdedikasi untuk membantu bisnis memahami dan memanfaatkan software Harmony untuk mencapai tujuan keuangan mereka.
chevron-down
Scan the code
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram