Pada bulan November 2019 ini, Indonesia memberikan kabar baik mengenai sistem keuangan syariah Indonesia berhasil menembus peringkat 4 di dunia pada laporan Islamic Finance Development Indicator (IFDI) yang disusun oleh Refinitiv dan terafiliasi dengan Thomson Reuters. Namun apa sih yang membuat Indonesia dapat mencapai peringkat 4? Dalam Artikel kali ini kami akan memberikan ulasan dan tanggapan mengenai Indonesia menduduki peringkat 4 dunia mengenai sistem keuangan syariah.
Table of Contents
Islamic Finance Development Indicator disingkat IFDI, adalah sebuah lembaga yang menyediakan peringkat dan profil mengenai keuangan Islam dari pasar yang berbeda-beda dari seluruh dunia. IFDI mengacu pada faktor-faktor instrumental yang dikelompokan kedalam lima bidang pembangunan yang dianggap sebagai indikator utama.
Lima indikator tersebut tidak hanya fokus pada keseluruhan dan pertumbuhan sektor keuangan Islam, namun juga mengevaluasi dan memonitor keseluruhan pengembangan industri di berbagai negara. Berikut Lima Indikator utama keuangan syariah suatu negara oleh IFDI :
Pada tahun 2019 ini, faktor kunci yang membuat Indonesia lebih unggul adalah berkat peningkatan di sektor Pengetahuan (Knowledge). Selain itu, ada juga pertumbuhan aset syariah di Indonesia.
"Indonesia sangat berkembang dalam menyediakan pendidikan keuangan Islami dan penelitian keuangan Islami. Ini menolong industri secara keseluruhan. Ada pula peningkatan aset keuangan Islami, jadi ada sekitar pertambahan lima persen," ujar Shaima Hassan, Propositions Manager di Refinitiv pada Selasa (12/11/2019) di Jakarta.
Wanita asal Bahrain itu menyebut aset finansial syariah Indonesia tahun ini mencapai USD 86 miliar. Jumlah tersebut sangat besar namun masih bisa dikembangkan mengingat besarnya populasi Indonesia. Menurutnya, jika sosialisasi soal keuangan Islami di Indonesia ditingkatkan, maka itu bisa mengundang investasi asing masuk ke Indonesia.
Dalam laporan IFDI ini pun memang Malaysia berada di posisi pertama, disusul oleh Bahrain dan Uni Emirat Arab (UEA). Namun Indonesia tidak patut untuk berkecil hati karena seperti yang dikatakan oleh Shaima Hassan, potensi Indonesia dalam peningkatan keuangan Islami pun masih sangat luas Shaima pun menyebut tantangan di Indonesia adalah kurang tersedianya data CSR syariah dari perusahaan dan harus diperbaiki.
Peran pemerintah pun diapresiasi oleh Shaima atas regulasi-regulasi yang sudah dibuat. Selain itu, pemerintah juga didorong melibatkan perbankan syariah dalam pembiayaan pembangunan. Pihak Komite Nasional Keuangan Syariah (KNKS) pun menyambut baik peningkatan peringkat di IFDI. Tahun lalu, Indonesia ada di peringkat 10 dan pada tahun 2019 ini berada urutan 4 dan peringkat ini akan KNKS terus tingkatkan.
Direktur Eksekutif KNKS Ventje Rahardjo juga berkata pihaknya terus melakukan sosialisasi ke event-event di luar negeri untuk mempromosikan keuangan Islami di Indonesia.
"Jadi teman-teman KNKS keliling untuk menyampaikan berita tentang keuangan syariah indonesia di berbagai event. Mudah-mudahan bisa memberi informasi lebih kepada khalayak di dunia," ujar Ventje.
Seperti yang sudah dijelaskan diatas salah satu tantangan Indonesia lainnya adalah sosialisasi soal keuangan yang harus ditingkatkan. Dalam peran Individu ini khususnya kita sebagai warga Negara Indonesia harus terus mau belajar dan membantu dalam sosialisasi mengenai pengelolaan keuangan.
Harmony sebagai salah satu penyedia layanan jasa terkait pengelolaan keuangan menggunakan teknologi. Harmony datang dengan software akuntansi yang dapat membantu para pelaku bisnis maupun perusahaan dalam pengelolaan keuangan dan merapihkan pembukuan dengan mudah dan otomatis, Anda dapat mencoba Software Akuntansi Harmony secara gratis dengan mendaftar pada website Harmony, harmony.co.id.