Manajemen likuiditas memang menjadi salah satu faktor penting untuk mendorong suksesnya sebuah perusahaan. Likuiditas sangat berkaitan erat dengan pemenuhan tanggung jawab suatu perusahaan terhadap kewajiban pembayaran finansialnya dalam jangka pendek.
Mengingat pentingnya likuiditas terhadap reputasi dan keberlangsungan suatu perusahaan, maka diperlukan budget management dan manajemen risiko likuiditas yang baik dan strategis.
Table of Contents
Sebelum membahas lebih jauh tentang manajemen likuiditas, maka alangkah lebih baiknya jika kita memahami terlebih dahulu apa itu likuiditas. Likuiditas memang menjadi salah satu faktor penting bagi perusahaan, terutama perbankan untuk mendapatkan kepercayaan masyarakat.
Likuiditas adalah kemampuan perbankan untuk memenuhi kewajiban finansialnya yang akan jatuh tempo. Dalam kata lain, likuiditas merupakan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan jangka pendeknya yang harus segera dipenuhi dengan alat tunai maupun pembayaran non tunai, saat jatuh tempo atau pada saat ditagih agar likuiditasnya tetap bisa bertahan.
Setelah kita mengetahui apa itu likuiditas, sekarang kita juga harus tahu bahwa seberapa likuidnya suatu perusahaan dapat diukur oleh rasio likuiditas. Rasio likuiditas merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya.
Untuk mengukur tingkat likuiditas suatu perusahaan, Anda bisa melakukan perbandingan antara total aktiva lancar dan pasiva lancar suatu perusahaan. Aktiva merupakan sesuatu atau hal yang dimiliki, dihasilkan, didapatkan atau diperoleh suatu perusahaan.
Sedangkan pasiva merupakan sesuatu atau hal yang harus dikeluarkan oleh suatu perusahaan untuk memenuhi hutangnya kepada pihak lain. Pengukuran seperti ini disebut sebagai rasio lancar.
Pada umumnya pengukuran likuiditas dilakukan dengan menggunakan rasio lancar, meskipun beberapa dari perusahaan tidak menggunakan rasio tersebut. Hal ini dikarenakan rasio likuiditas memiliki beberapa alat ukur, seperti Quick ratio, Cash ratio ataupun rasio likuiditas lainnya.
Berdasarkan pernyataan Duane B. Graddy, manajemen likuiditas melibatkan perkiraan permintaan dana oleh masyarakat dan penyediaan cadangan untuk memenuhi semua kebutuhan. Sedangkan, Oliver. G. Wood menyatakan bahwa manajemen likuiditas itu melibatkan perkiraan kebutuhan dan penyediaan kas secara terus-menerus.
Baik untuk kebutuhan jangka pendek maupun kebutuhan jangka panjang. Tujuan dari manajemen likuiditas itu sendiri adalah untuk menjaga posisi likuiditas bank agar selalu berada pada posisi yang telah ditentukan bank sentral.
Secara umum, terdapat dua risiko likuiditas yang bisa dialami perbankan, yaitu pada kondisi kelebihan dana dan kekurangan dana pada laporan keuangan. Jika bank berada pada kondisi kelebihan dana, maka bank harus melakukan pengorbanan tingkat bunga yang tinggi.
Sedangkan, jika bank berada pada kondisi kekurangan dana, bank akan mengalami kekurangan dana sehingga kesulitan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Jika terjadi kondisi seperti demikian, biasanya bank tersebut akan mendapatkan sanksi dari bank sentral.
Agar lebih memahami manajemen likuiditas, Anda juga perlu mengetahui teori likuiditas. Adapun teori likuiditas tersebut, antara lain:
Teori likuiditas ini menyatakan bahwa likuiditas bank bergantung pada kemampuan bank dalam memindahkan aktivanya kepada orang lain dengan harga yang dapat diperkirakan.
Teori likuiditas ini menjelaskan bahwa bank hanya dapat memberikan pinjaman dengan surat dagang jangka pendek yang bisa dicairkan dengan sendirinya (self liquiditing).
Teori likuiditas ini menjelaskan bahwa dana yang dialokasikan bank harus ditunjukkan pada sektor yang feasible dan menguntungkan.
Teori likuiditas ini menyatakan bahwa bank harus dapat mengelola pasivanya sehingga dapat menjadi sumber likuiditas.
[elementor-template id="26379"]
Manajemen risiko likuiditas sangat diperlukan agar bank tetap bisa mempertahankan likuiditasnya sehingga kelangsungan usahanya akan terjamin. Menurut Raflus Rax (1996), untuk menjaga posisi likuiditas dan proyeksi cashflow agar selalu berada dalam posisi aman, terutama dalam kondisi tingkat bunga berfluktuasi, bank bisa mengembangkan strategi manajemen risiko likuiditas berikut.
Likuiditas merupakan faktor yang sangat penting untuk menentukan keberlangsungan suatu bank. Oleh karena itu, diperlukan strategi dan manajemen risiko yang baik agar tingkat likuiditas tetap bisa dipertahankan.
Faktor penting yang mendukung likuiditas perusahaan adalah pembukuan yang rapi, sistematis, dan modern. Hindari pembukuan secara manual yang sudah ketinggalan zaman dan berisiko terjadinya kesalahan input.
Software Akuntansi Harmony siap mendukung kelancaran sistem pembukuan modern dan tugas akuntansi bisnis Anda bisa diselesaikan lebih cepat, mudah, dan otomatis. Saatnya, mencoba GRATIS 30 hari Software Akuntansi Harmony di sini. Nikmati juga berbagai info keuangan menarik dari akun Facebook, Instagram dan LinkedIn Harmony.
Selain itu, jika laporan keuangan Anda ingin diselesaikan segera dengan hasil yang berkualitas dan cepat, Anda bisa menggunakan Harmony Accounting Service yaitu jasa pembuatan laporan keuangan dengan harga terjangkau yang dikerjakan oleh spesialis jasa pembukuan, akuntansi online, perhitungan dan pelaporan pajak.