Sudahkah Anda mengetahui kebijakan PSAK 73? Tidak perlu khawatir jika belum, ternyata sudah diterapkan sejak 2020 dan PSAK 73 ini mengadopsi amandemen dari International Financial Reporting standard (IFRS) 16 yang berisi standar tunggal atas sewa.
PSAK 73 adalah hasil adopsi IFRS 16 sebagai pengukuran, pengakuan dan pencatatan oleh penyewa.Click to TweetSecara dasar akuntansi bahwa PSAK 73 bertujuan untuk mengubah pembukuan atas transaksi sewa dari sisi penyewa (lesse) tersebut.
Akan tetapi menerapkan kebijakan ini tidak akan membawa perubahan pembukuan untuk pihak yang memberikan sewa.
Maka dari itu adanya tujuan PSAK 73 adalah sebagai pelaporan model akuntansi tunggal, yang diperuntukkan bagi pihak penyewa dengan mengklasifikasikan sewa sebagai sewa pembiayaan maupun capital lease.
Apa Itu PSAK 73 Sewa?
Secara ketentuan, PSAK 73 sewa merupakan penerapan prinsip penyajian, pengungkapan, pengukuran, dan pengakuan sewa.
Di mana PSAK 73 bertujuan memastikan bahwa pihak penyewa dan pesewa akan memberikan informasi secara relevan dan menjelaskan dengan tepat transaksi tersebut.
Pin
Selain itu adanya informasi ini memberikan suatu dasar bagi pemakai laporan keuangan, dalam mengetahui dampak dari transaksi sewa pada siklus akuntansi seperti posisi keuangan, arus kas entitas, dan kinerja keuangan.
Adapun penyesuaian PSAK 73 sewa yang telah menggantikan beberapa standar yaitu PSAK 30 mengatur tentang sewa, ISAK 8 mengatur apakah sebuah perjanjian menentukan sewa, dan ISAK 23 mengatur sewa operasi (insentif).
PSAK 73 juga menggantikan ISAK 25 mengenai hak atas tanah dan ISAK 24 mengenai evaluasi substansi beberapa transaksi yang melibatkan bentuk legal sewa. Yang mana hal ini tentu akan memberikan dampak besar terhadap pajak serta laporan keuangan perusahaan secara menyeluruh.
Memahami Implementasi PSAK 73 Dalam Akuntansi Penyewa
Adapun beberapa sewa dapat mensyaratkan dalam tanggal permulaan penyewa yaitu:
- Memperoleh pengakuan aset hak-guna dan liabilitas sewa.
- Memperhitungkan aset hak-guna pada biaya perolehannya.
- Memperkirakan liabilitas sewa dalam pembayaran sewa yang belum dibayar saat tanggal permulaan, dimana sewa hanya bisa didiskontokan dengan menggunakan suku bunga implisit pada sewa apabila suku bunga dapat ditentukan. Namun jika suku bunga pinjaman inkremental penyewa implisit maka sewa tersebut tidak dapat ditentukan.
Baca Juga: Mengenali Perilaku Biaya (Cost Behavior), Sifat Dan Cara Menghitungnya
Apa Saja Klasifikasi Sewa Pembiayaan?
Dengan melihat keadaan sewa menyewa tersebut, secara sewa disebabkan oleh beberapa klasifikasikan sewa pembiayaan yaitu:
- Sewa mengalihkan kepemilikan aset pendasar kepada penyewa dalam masa akhir sewa.
- Opsi yang dimiliki penyewa dalam membeli aset dengan harga yang cukup rendah dari nilai wajar dalam tanggal tersebut dapat dieksekusi sehingga menjadi cukup pasti.
- Sebagian besar masa sewa terdiri dari umur ekonomis atas suatu aset pendasar meski hak kepemilikan tidak dialihkan.
- Dalam tanggal insepsi, penilaian pembayaran sewa menjadi cakupan substansial seluruh nilai wajar aset pendasar.
- Aset pendasar bersifat khusus, penyewa dapat menggunakan tanpa harus modifikasi signifikan.
Apa Saja Implementasi PSAK 73 Bagi Perusahaan?
Pada dasarnya dalam implementasi PSAK 73 sewa di perusahaan, ada hal yang harus diperhatikan dalam penerapan tersebut yaitu:
Pin
-
Mengidentifikasi Kontrak Terdapat Sewa Maupun Tidak
Kebijakan PSAK 73 sebagai pihak menyewa harus dapat mengklasifikasi apakah sewa tersebut termasuk sewa guna usaha maupun sebagai sewa operasi sejak adanya kontrak sewa.
Namun apabila aset terindikasi secara substansial dan memberikan manfaat ekonomi, hingga dapat mengarahkan penggunaan aset.
Maka Anda dapat mengkategorikan kontrak tersebut mengandung sewa. Adapun kontrak yang berkaitan dengan PSAK 73 sewa meliputi:
- Adanya kontrak memiliki jangka waktu di bawah 12 bulan.
- Penyewaan dasar aset dengan nilai rendah misalnya komputer atau laptop.
- Perjanjian kontrak sewa tidak melewati nilai materialitas.
-
Biaya Melekat Pada Kontrak Sewa
Berbagai jenis-jenis biaya yang melekat dalam kontrak sewa dapat meliputi yaitu biaya perawatan, renovasi, restorasi, dan semacam biaya lainnya yang terdapat dalam kontrak sewa.
-
Aset Hak Guna dan Liabilitas
Penerapan dalam aset hak guna akan sama dengan pengukuran aset lainnya, di mana liabilitas hak guna juga diukur sesuai dengan pengukuran liabilitas keuangan yang lainnya.
Adapun jenis aset hak guna terdiri dari liabilitas sewa, advance payment, biaya langsung awal, estimasi biaya restorasi, dikurangi dengan insentif sewa.
Baca Juga:Â Apa Itu Pendapatan Diterima Dimuka? Simak Penjelasannya
Contoh Soal Untuk Jurnal PSAK 73
Berikut ini contoh jurnal PSAK 73 yang bisa Anda pahami, misalnya yaitu penyewa sudah menyepakati sewa satu lantai dari bangunan selama 10 tahun.
Di mana opsi sewa ternyata diperpanjang selama 5 tahun, dengan pembayaran sewa sebesar Rp50.000 per tahun, yang mana selama masa sewa awal dibayar menjadi Rp55.000 per tahun selama periode opsional dan seluruhnya dibayar pada masing awal tahun.
Demi mendapatkan hak sewa tersebut, penyewa harus membayar biaya langsung awal sebesar Rp20.000, yang mana Rp15.000 dibayar untuk penghuni sebelumnya dan Rp5.000 untuk komisi yang dibayarkan kepada agen mengatur sewa tersebut.
Kemudian penyewa menyimpulkan bahwa tidak cukup pasti untuk melakukan sewa dan hanya menentukan masa sewa selama 10 tahun.
Di mana suku bunga pinjaman inkremental penyewa adalah 5% per tahun, dan tarif tetap penyewa berjumlah yang sama nilai aset hak-guna, mata uang yang sama, selama masa 10 tahun, hingga jaminan yang sama.
Untuk itu saat tanggal penyewaan, pesewa melakukan pembayaran sewa di tahun pertama, yaitu dengan biaya langsung awal, mendapat insentif sewa dari pesewa dan mengukur liabilitas sewa.
Di mana masa sewa saat ini tersisa 9 pembayaran terakhir sebesar Rp50.000, didiskontokan dengan suku bunga 5% per tahun sebesar Rp355.391. Adapun jurnal PSAK 73 sewa yang pada awalnya mengakui aset dan liabilitas terkait sewa sebagai berikut:
(D) Aset hak-guna Rp 405.391
(K) Liabilitas sewa Rp 355.391
(K) Kas (pembayaran sewa untuk tahun pertama) Rp50.000
(D) Aset hak-guna Rp 20.000
(K) Kas (biaya langsung awal) Rp 20.000
(D) Kas (insentif sewa) Rp 5.000
(K) Aset hak-guna Rp 5.000
Mengapa Penting Menerapkan PSAK 73 Pada Perusahaan?
Penyewaan merupakan suatu cara untuk memiliki aset tersebut. Nah, klasifikasi penyewaan memang sangat berarti bagi pengguna laporan keuangan.
Ini demi mencapai penyajian informasi laporan keuangan secara gambaran yang lengkap dan dapat memahami aktivitas penyewaan yang dilakukan entitas.
Nah, model lama akuntansi memang sudah tidak mampu memenuhi kebutuhan pengguna laporan keuangan. Itulah sebabnya representasi penyewaan tidak tepat.
Maka itulah peranan PSAK 73 untuk memberikan informasi dalam laporan keuangan dengan tepat sekaligus meningkatkan kualitas keputusan manajemen.
Sampailah di akhir pemahaman apa itu implementasi serta alasan menerapkan PSAK 73 untuk perusahaan.
Tetapi apabila Anda memiliki perusahaan perseroan, maka penerapan PSAK 73 Anda juga perlu mencatat pengadaan aset yang penting dalam bisnis Anda sebagai pengakuan biaya dalam pembukuan atau laporan keuangan.
Untuk melengkapinya, Anda perlu melakukan pembukuan dengan praktis dan modern di era digital ini. Pastikan semua telah dicatat dengan benar, baik dan rapi.
Nah untuk membantu, Anda bisa mencoba memanfaatkan Harmony software pembukuan. Terutama dalam menyiapkan dan memperhitungkan laporan keuangan secara realtime di mana saja dan kapan saja tanpa perlu repot.
Fitur lainnya bisa digunakan seperti pemantauan stok, pembuatan invoice otomatis, rekonsiliasi bank transaksi secara otomatis, penghitungan aset, dan keuangan usaha yang mudah dikelola karena terdapat 20 lebih laporan keuangan secara real time. Cobalah gunakan Harmony GRATIS 30 Hari di sini.
Dapatkan update informasi dari Harmony dengan mengikuti media sosialnya di Facebook, Instagram, dan LinkedIn.