Menghadapi krisis ekonomi seperti sekarang ini pentingnya analisis rasio keuangan terhadap perkembangan suatu perusahaan. Hal tersebut difungsikan untuk mengetahui kondisi posisi keuangan suatu perusahaan dan dapat membantu dalam pengambilan keputusan perihal kebijakan yang akan diambil perusahaan.
Penerapan rasio leverages dapat menghitung pengaruh hutang perusahaan terhadap pengelolaan aktiva atau ekuitasnya.
Salah satunya ada rasio profitabilitas, rasio aktivitas, rasio likuiditas, dan rasio leverages, dimana rasio leverages dapat menghitung seberapa besar perusahaan dapat melunasi kewajiban atau liability khususnya kewajiban jangka panjang. Berbeda dengan current rasio terdapat dalam analisis rasio likuiditas adalah rasio yang difungsikan untuk menghitung seberapa besar perusahaan dapat melunasi kewajiban jangka pendek saja.
Seperti dilansir dalam berita financial online kontan.co.id edisi 26 Febuari 2020 mengenai rasio leverages menurut sekretaris perusahaan PT Wijaya Karya Tbk, Bapak Mahendra Vijaya menjelaskan untuk memenuhi kebutuhan tersebut perusahaannya akan memanfaatkan kas dan setara kas yang dimiliki dan juga rasio leverages yang saat ini masih luas.
"WIKA menetapkan dalam rencana kerja jangka panjang perusahaan untuk tetap menjaga rasio utang berbunga alias gearing ratio tidak lebih dari level 1,5 kali dari covenant 2,5 kali dan debt equity ratio tidak lebih dari level 2,5 kali," jelas dia. Kali ini akan dibahas mengenai pengertian rasio leverages, fungsi dan jenis-jenisnya. Simak terus artikel ini
Table of Contents
Adapun beberapa pengertian rasio leverage menurut para ahli, diantaranya sebagai berikut:
Menurut Wikipedia.org, pengertian rasio leverages atau lebih dikenal dengan rasio solvabilitas adalah rasio untuk mengukur sejauh mana aset mencakup komitmen untuk pembayaran di masa depan, kewajiban.
Menurut Van Horne dan Wachowicz (2012:169), pengertian rasio leverages adalah rasio yang menunjukan sejauh mana perusahaan dibiayai oleh utang.
Menurut Sutrisno (2009:261), rasio leverages menunjukkan seberapa besar kebutuhan dana perusahaan dibelanjai dengan hutang. Apabila perusahaan tidak mempunyai leverage atau leverage faktornya = 0 itu artinya perusahaan dalam beroperasi sepenuhnya menggunakan modal sendiri atau tanpa menggunakan hutang.
Menurut Harahap (2013), pengertian rasio leverages adalah rasio yang menggambarkan hubungan antara utang perusahaan terhadap modal, rasio ini dapat melihat seberapa jauh perusahaan dibiayai oleh utang atau pihak luar dengan kemampuan perusahaan yang digambarkan oleh modal.
Dari keempat pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa rasio leverages adalah analisis rasio keuangan yang difungsikan dalam menghitung seberapa tingkat kemampuan suatu perusahaan dalam melunasi kewajiban liabilitas jangka panjang. Rasio leverages ini juga sering dikenal dengan istilah rasio solvabilitas yang digunakan sebelum perusahaan akan dilikuidasi.
Baca Juga Artikel : Cara Mudah Memahami Rasio Rentabilitas
Menurut Kasmir (2013:122) terdapat beberapa fungsi penggunaan rasio leverages bagi perusahaan, diantaranya sebagai berikut:
1.Untuk mengetahui posisi perusahaan terhadap kewajiban kepada pihak lainnya.
2.Untuk menilai kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban yang bersifat tetap (seperti angsuran pinjaman termasuk bunga).
3.Untuk menilai keseimbangan antara nilai aktiva khususnya aktiva tetap
dengan modal.
4.Untuk menilai seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh utang.
5.Untuk menilai seberapa besar pengaruh utang perusahaan terhadap
pengelolaan aktiva.
6.Untuk menilai atau mengukur berapa bagian dari setiap rupiah modal
sendiri yang dijadikan jaminan utang jangka panjang.
[elementor-template id="26379"]
Adapun beberapa jenis-jenis rasio leverages yang sering dibutuhkan oleh perusahaan, diantaranya sebagai berikut:
Menurut Hanafi (2004:237), jenis operating leverages ini digunakan untuk menghitung seberapa besar perusahaan menggunakan beban tetap operasional. Sedangkan menurut Syamsuddin (2001:107), rasio operating leverages ini memiliki kemampuan dengan menggunakan fixed operating cost dapat memperbesar pengaruh dari perubahan volume penjualan terhadap earning before interst and taxes (EBIT).
Operating leverages operasional terbentuk adanya akibat dari adanya beban tetap yang dibiayai oleh operasional perusahaan. Selain itu beban tetap operasional itu terbentuk dari biaya depresiasi, biaya produksi serta pemasaran yang akan memiliki sifat tetap seperti overhead cost. Adapun besar kecilnya Degree Operating Leverages (DOL) dapat disimpulkan rumus sebagai berikut:
DOL = Perubahan EBIT / Perubahan Penjualan x 100 %
Menurut Sartono (2008:263), financial leverages ini merupakan suatu penggunaan sumber dana yang memiliki beban tetap dengan berasumsi agar mendapatkan profit yang lebih besar bagi pemegang saham. Dalam financial leverages ini sangat berhubungan dengan eaning per saham (EPS) suatu perusahaan terhadap earning before interst and taxes (EBIT).
Karena perusahaan memiliki kewajiban financial yang harus dikeluarkan sifatnya tidak bisa berubah-ubah sesuai dengan adanya perubahan tingkat EBIT itu sendiri. Adapun besar kecilnya dapat dihitung dengan rumus DFL (Degree of Financial Leverages) sebagai berikut:
DFL = Perubahan EPS / Perubahan EBIT x 100 %
Dalam perhitungan diatas dapat digambarkan dengan semakin besar tingkat nilai DFL (Degree of Financial leverages) maka mengakibatkan semakin bertambahnya tingkat resiko keuangan dalam perusahaan. Hal tersebut dikarenakan perusahaan akan mempunyai utang dalam proporsi yang lebih besar.
Nilai DFL yang besar dapat menunjukkan bahwa perubahan tingkat EBIT akan menghasilkan perubahan yang besar pada laba bersih (EAT) atau pendapatan per lembar saham (EPS). Beban tetap bunga ini pada kenyataannya dapat berupa beban seluruh utang atau obligasi yang ada dan biaya deviden untuk saham preferen yang mempunyai beban pembayaran tetap setelah perhitungan sebelum pajak.
Rasio leverages jenis ini merupakan perpaduan antara operating leverages dan financial leverages guna untuk meningkatkan penjualan keuntungan bagi pemegang saham. Combination leverages ini merupakan perbandingan perubahan penjualan terhadap laba setelah pajak bagi pemegang saham disebut dengan istilah Degree of Combine Leverages (DCL). Adapun digambarkan dalam rumus sebagai berikut:
DCL = Perubahan Penjualan / Laba Setelah Pajak (EAT) x 100 %
Begitulah penjelasan pengertian fungsi dan jenis jenis dari rasio leverages, dimana rasio leverages dapat diperlukan perusahaan untuk menghitung seberapa besar perusahaan dapat melunasi kewajiban atau liability jangka panjang khususnya memberikan laba rugi terhadap pemegang saham. Dalam rasio leverages ini dapat terlihat dalam penggunaan hutang yang relative tinggi akan menimbulkan biaya tetap berupa beban bunga atau angsuran pokok pinjaman yang dapat berakibat menurunnya profit dan keuntungan perusahaan.
Dalam menghitung profit dan keuntungan perusahaan Anda bisa menggunakan alat bantu seperti software akuntansi. Software akuntansi dapat membantu segala keperluan keuangan bisnis dalam satu sistem aplikasi keuangan bisnis bernama “Harmony Smart Accounting Solution” yang mana menyediakan 20 lebih jenis laporan keuangan secara real-time yang bisa membantu dalam menganalisa, memeriksa dan mengembangkan bisnis.
Harmony merupakan software akuntansi praktis dan mudah, yang merupakan pilihan utama bagi ribuan pemilik bisnis yang ingin memiliki laporan keuangan lengkap walau tanpa memiliki background sebagai keuangan atau akuntan. Coba GRATIS selama 30 hari Software Harmony disini.