Harmony » Blog » 

Apa Itu Perbedaan Debit dan Kredit dan Penggunaan dalam Akuntansi

Fina Pratiwi
/
Diupdate 
Februari 3, 2020

Apa itu debit dan kredit? Mungkin bagi Anda yang bekerja dalam dunia akuntansi pengertian debit dan kredit tentu sudah sangat familiar dan menjadi dua komponen penting dalam menghitung laporan keuangan.

Sangat perlu untuk memahami pengertian debit dan kredit yang terdapat dalam siklus akuntansi ini, karena kedua komponen tersebut merupakan dasar untuk mengerjakan pembukuan dan meminimalisir kesalahan saat melakukan posting transaksi.

Debit dan kredit dalam akuntansi menjadi sebuah elemen dasar yang penting untuk menyusun sebuah laporan keuangan yang benar

Selain itu dalam memasukkan data pada jurnal, debit dan kredit harus seimbang. Jika tidak maka dapat diambil kesimpulan bahwa ada kesalahan yang terjadi.

Memahami pengertian dasar ini merupakan cara mudah belajar akuntansi untuk bisnis Anda. Selain itu dengan mengerti pemahaman atas prinsip akuntansi pada metode debit dan kredit lebih dalam, diharapkan Anda dapat mengerjakan pembukuan secara benar dan tanpa kesalahan saat posting transaksi.

Apa Itu Debit dan Kredit?

Cara mudah belajar akuntansi, salah satunya dengan mengetahui pengertian debit dan kredit. Pengertian debit dan kredit tentu memiliki perbedaan. Di mana secara umum, kredit adalah kemampuan pembelian atau pinjaman dengan perjanjian untuk melakukan pembayaran dalam jangka waktu yang disepakati. Sedangkan debit adalah pengurangan deposito dalam rekening bank. Namun dalam akuntansi kita mengenal pengertian yang berbeda.

Berikut ini adalah tabel penggunaan kolom debit dan kredit dalam akuntansi

 

Dalam akuntansi keuangan, debit dan kredit tidak dapat dipisahkan karena akan saling berhubungan. Secara mendalam, debit adalah sebagai pencatatan akuntansi di mana aset dan biaya mengalami peningkatan.

Debit biasanya berada di sisi sebelah kiri dan penambahan asset bisa berupa penambahan uang, alat hingga hal yang tidak berwujud.

Anda harus mampu membedakan penggunaan debit dan kredit agar bisa membaca dan melacak transaksi yang diinginkan dengan benar. Dalam pembukuan, Anda tentu tahu bahwa kolom kredit dan debit harus memiliki saldo yang sama.

Hal ini merupakan sebuah unsur yang terdapat dalam persamaan dasar akuntansi. Di mana memiliki konsep keseimbangan saat melakukan pencatatannya. Contohnya salah satu posisi debit atau kredit dalam ayat jurnal bisa saja diisi lebih dari satu akun asal saldo kolom debit dan kredit tetap seimbang.

Baca Juga : Apa Itu Pendapatan Diterima Dimuka? Simak Penjelasannya

Perbedaan Debit dan Kredit

Berikut ini terdapat beberapa perbedaan debit dan kredit yaitu:

• Debit mengacu pada sisi kiri akun buku besar, sementara kredit berada pada sisi kanan akun buku besar. Dalam rekening penerima akan tercatat dalam akun debit sementara pemberi dalam akun kredit.

• Seluruh transaksi keuangan yang masuk maka artinya masuk dalam akun debit pada neraca. Sementara transaksi apapun yang keluar maka dicatat dalam akun kredit.

• Dalam laporan laba rugi seluruh pengeluaran dan kerugian dicatat dalam debit, sementara untuk pendapatan ditulis dalam kredit.

• Peningkatan debit disebabkan oleh kenaikan cash, inventaris, mesin, perlengkapan, tanah, bangunan, asuransi. Peningkatan kredit disebabkan oleh kenaikan dana pemegang saham, biaya, laba ditahan, hutang dan lain-lain.

Maka dari penjelasan di atas dapat ditarik kesimpulan perbedaan debit dan kredit adalah sebagai berikut:

• Debit adalah pencatatan pengurangan nominal uang sementara kredit adalah pencatatan di mana uang bertambah.

• Transaksi debit bisa diartikan sebagai aktivitas menabung di bank sementara kredit bisa diartikan sebagai aktivitas peminjaman uang di bank.

• Debit merupakan pencatatan tentang berkurangnya tabungan atau deposito.

Baca Juga: Neraca Saldo : Pengertian Lengkap, Jenis Dan Contoh Praktisnya

Penggunaan Debit dan Kredit yang Tepat dalam Akuntansi

Agar lebih memahami perbedaan debit dan kredit dengan baik, berikut penjelasan mengenai penggunaan debit dan kredit dalam ilmu akuntansi dengan nama akun dari penggunaan debit dan kredit dalam akuntansi.

a. Asset

Akun pertama yang menggunakan debit dan kredit adalah aset. Aset atau yang sering disebut sebagai harta terbagi menjadi dua jenis yaitu aset tetap dan aset lancar.

Aset lancar adalah aset atau harta yang paling mudah dicairkan atau berbentuk liquid. Adapun terdapat beberapa akun liquid dalam aset lancar yaitu kas, pitung usaha, mesin, kendaraan dan peralatan kantor.

Jadi apabila aset bertambah maka posisinya berada pada debit sementara jika berkurang akan berada pada kredit.

b. Beban

Beban (expense) adalah pembelanjaan yang harus dilakukan agar usaha atau bisnis tetap bisa berjalan. Untuk beban ini juga akan bertambah jika didebitkan dan akan berkurang jika dikreditkan.

c. Liabilitas dan Ekuitas

Selanjutnya perbedaan debit dan kredit juga terdapat pada akun hutang dan ekuitas. Sebagai contoh sebuah perusahaan telah melakukan pinjaman pada Bank sebesar Rp 50.000.000 untuk modal awal. Maka dalam jurnal diatas dapat diketahui kas bertambah sebesar Rp 50.000.000 dari pinjaman Bank.

[elementor-template id="26379"]

d. Akumulasi

Akun terakhir yang berhubungan dengan perbedaan debit dan kredit yaitu bagian dari aset tidak lancar yang bisa bertambah nilainya jika dikreditkan yaitu akumulasi.

Akumulasi dalam neraca nantinya akan mengurangi nilai aset tetap seperti kendaraan, dan alat-alat. Dengan mencatat akumulasi kendaraan atau alat-alat akan mempermudah dalam penilaian aset tersebut mengalami kerugian atau keuntungan saat dijual kembali.

Baca Juga: Retur Pembelian & Penjualan: Jenis dan Pencatatannya Dalam Akuntansi

Contoh Pencatatan Debit dan Kredit dalam Akuntansi

Untuk mempermudah Anda dalam memahami definisi dan peranan debit dan kredit dalam pembukuan, maka berikut ini akan diberikan beberapa contoh yang bisa dipelajari:

Contoh Kasus 1

PT. A memiliki saldo awal di rekening bank sebesar Rp. 10.000.000, di mana kemudian ada transaksi pembelian peralatan sebesar Rp. 7.000.000 menggunakan saldo bank ini. Bagaimana cara pencatatan transaksi ini di pembukuan?

(Db) Kas di Bank Rp 10.000.000
(Cr) Modal Rp 10.000.000

(Db) Peralatan Rp 7.000.000
(Cr) Kas di Bank Rp 7.000.000

Dari contoh debit dan kredit di atas bisa kita lihat bahwa saldo awal kas di bank sebesar Rp. 10.000.000 tercatat di kolom debit. Kemudian pengeluaran sebesar Rp. 7.000.000 di catat dalam kolom kredit karena kas adalah kategori harta di mana penambahan dicatat di debit dan pengurangan dicatat di kredit.

Untuk akun peralatan, pembelian sebesar Rp. 7.000.000 dicatat di debit karena peralatan termasuk harta sehingga penambahan nilai melalui pembelian harus dicatat di kolom debit.

Contoh Kasus 2

PT. A memiliki hutang bank sebesar Rp. 3.000.000 di mana hutang ini sudah jatuh tempo sehingga muncul denda bunga sebesar 5%. PT. A hendak membayarnya secara tunai. Bagaimana pencatatannya?

(Db) Kas Kecil Rp 3.000.000
(Cr) Utang Bank Rp 3.000.000

(Db) Utang Bank Rp 3.000.000
(Db) Beban Bunga Rp 150.000
(Cr) Kas Kecil Rp 3.150.000

Kas kecil masuk dalam kategori harta di mana pengeluaran kas akan dicatat di kolom kredit. Sebaliknya, hutang merupakan kategori kewajiban yang mana penambahan akan dicatat di kredit dan pengurangan akan dicatat di debit.

Beban bunga muncul karena PT. A harus membayar utang yang sudah jatuh tempo. Beban bertambah dicatat di debit dan beban berkurang dicatat di kredit. Dalam contoh debit dan kredit di atas, bisa kita lihat transaksi di mana kolom kredit diisi oleh “Kas” dan kolom debit diisi oleh “Utang Bank” dan “Beban Bunga”.

Suatu transaksi debit sudah pasti disertai dengan transaksi kredit. Perusahaan yang tidak memiliki dokumen pelaporan debit dan kredit tidak bisa mengendalikan aliran keluar masuknya keuangan perusahaan.

Selain itu, data-data keuangan perusahaan juga tidak dapat dilacak jika saja terjadi sesuatu terhadap keuangan perusahaan. Dengan mencatat proses debit dan kredit diharapkan dapat membantu mengawasi keuangan perusahaan dari kemungkinan adanya korupsi atau fraud dari pegawai. Karena data debit dan kredit yang baik selalu disertai dengan kuitansi atau nota resmi yang dapat dipercaya.

Anda telah mengetahui cara mudah belajar akuntansi melalui penjelasan lengkap debit dan kredit. Mengerti definisi apa itu debit dan kredit dalam akuntansi merupakan hal utama. Namun, beberapa orang merasa kesulitan jika transaksi yang harus dicatat semakin kompleks.

Kabar baiknya, kini Anda bisa memanfaatkan software akuntansi sebagai solusi. Dengan menggunakan software ini, maka Anda akan lebih mudah dalam menyelesaikan siklus akuntansi. Harmony merupakan salah satu software akuntansi yang praktis dan mudah digunakan. Anda dapat membuat laporan keuangan secara real time walau tidak memiliki latar belakang sebagai akuntan sekalipun. Anda bisa mencobanya secara Gratis 30 Hari di sini.

Ingin terima beres laporan keuangan perusahaan Anda? Jangan khawatir, Anda bisa menggunakan Harmony Accounting Service yaitu jasa pembuatan laporan keuangan dengan harga terjangkau yang dikerjakan oleh profesional berpengalaman dalam bidang akuntansi.

Selanjutnya, follow dan like akun Facebook, Instagram dan LinkedIn Harmony untuk terus mendapatkan penawaran dan info terupdate setiap hari.

 

trial harmony
Pembukuan Lebih Mudah!
Coba Gratis 30 Hari dan Rasakan Perbedaannya!
COBA GRATIS
Anda juga mungkin suka:
Fina Pratiwi
Fina Pratiwi adalah seorang ahli strategi keuangan dengan lebih dari 5 tahun pengalaman dalam industri keuangan. Dia memegang gelar dalam bidang Keuangan dan dikenal karena kemampuannya untuk menyederhanakan konsep keuangan yang kompleks menjadi sesuatu yang mudah dipahami. Fina percaya bahwa pemahaman yang baik tentang manajemen keuangan adalah kunci sukses bisnis. Dengan pengetahuannya yang luas, dia berdedikasi untuk membantu bisnis memahami dan memanfaatkan software Harmony untuk mencapai tujuan keuangan mereka.
chevron-down
Scan the code
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram