Reorder point adalah pemesanan kembali barang persediaan baik bahan baku atau sediaan lainnya sebelum stok di gudang habis. Reorder point menentukan batas minimal persediaan yang ada di gudang. Bila jumlah stok sudah mencapai minimum reorder point maka pihak perusahaan harus segera melakukan pemesanan kembali.
Reorder point bermanfaat untuk menentukan batas minimal stok gudang guna melakukan pembelian sediaan kembali
Umumnya saat stok sudah mencapai batas minimal maka bagian gudang akan menginformasikan ke departemen purchasing agar melakukan pembelian barang secepatnya sebelum stok benar-benar habis.
Baca Juga : Sistem Informasi Manajemen : Definisi, Fungsi, dan Tujuannya
Table of Contents
Dalam produksi massal ketersediaan bahan baku harus terjamin agar tidak memakan waktu kerja dua kali. Reorder point adalah salah satu cara perusahaan memaksimalkan persediaan yang ada dalam produksi. Manfaat lainnya dari reorder point adalah sebagai berikut :
1. Menyesuaikan kebutuhan perusahaan bila permintaan tinggi atau sebaliknya maka persediaan yang ada tidak dalam kondisi overload. Perusahaan bisa terhindar dari pembelian berlebihan atas persediaan
2. Membantu perputaran persediaan barang dan modal kerja yang lebih efisien
3. Menekan biaya produksi semaksimal mungkin dan memaksimalkan sumber daya yang ada
4. Menentukan safety stock yang dibutuhkan perusahaan karena hampir separuh aset perusahaan merupakan dalam bentuk inventory. Safety stock adalah jumlah persediaan yang aman bila lead time dirasa lebih lama dari biasanya.
Reorder point formula dibutuhkan semua jenis perusahaan khususnya perusahaan manufaktur yang memproduksi barangnya sendiri. Reorder point formula merupakan bagian dari manajemen operasi yang menekan persediaan melimpah ketika permintaan minim atau sebagainya.
Lalu bagaimana jika ketika melakukan reorder kepada supplier, Anda juga mengalami repeat order dari konsumen? Nah, tentunya pencatatan semua transaksi perlu lebih teliti dan rapi. Jasa profesional seperti jasa pembukuan menjadi salah satu solusi jika Anda tidak sempat mencatat dan mengalami kebanjiran transaksi penjualan. Layanan pembukuan ini juga menggunakan software akuntansi dalam mengerjakannya dan membantu Anda dalam menghitung serta melaporkan pajak.
Cara menghitung reorder point dan safety stock terdapat beberapa langkah yang patut diikuti yaitu diantaranya adalah sebagai berikut :
Lead time adalah selisih waktu antara pemesanan barang hingga barang diterima pembeli. Lead time demand merupakan jumlah permintaan yang ada selama jeda waktu diatas. Durasi waktunya bisa berhari-hari, mingguan hingga berbulan-bulan.
Contohnya Anda memesan bahan baku dari luar negeri. Pemesanan bahan baku tersebut menghabiskan waktu 2 hari hingga pengemasan. Untuk mengantarkannya ke Indonesia dibutuhkan waktu sepekan. Sebelum sampai ke tangan Anda bahan baku tersebut masih perlu melewati pengecekan bea cukai selama 5 hari. Barang baru diterima 3 hari setelahnya.
Dari soal ini bisa diketahui lead time, lead time demand diantaranya sebagai berikut ini untuk perhitungannya :
• Lead time dari kasus di atas adalah 2+7+5+3 = 17 hari. Ini artinya setiap 17 hari Anda perlu menghitung barang di gudang dan mempertimbangkan permintaan pelanggan sehingga dapat melakukan pembelian bahan baku di waktu yang pas.
• Lead time demand menggunakan rumus lead time x rata-rata penjualan per hari. Kita asumsikan bahwa rata-rata penjualan per hari adalah 5 item per hari maka lead time demand nya diantaranya adalah 17 x 5 = 85 item per hari
[elementor-template id="26379"]
(Penjualan Harian Tertinggi x Lead Time Terlama) - (Rata-Rata Penjualan Harian x Rata-Rata Lead Time)
Untuk memahami safety stock bisa mengikuti contoh sebagai berikut :
Rata-rata penjualan produk per hari ialah 85 item dan mengalami kenaikan 45 item setiap akhir pekan. Lead time standarnya adalah 17 hari namun kadang ada gangguan bisa sampai 50 hari. Safety stock untuk kasus ini adalah sebagai berikut :
= ( 50 x 45 ) - (17 x 85)
= 2250 - 1445
= 805 item
Anda harus menyiapkan 805 produk untuk stok agar saat injury time tidak kebingungan memenuhi permintaan pelanggan. Langkah ini juga termasuk dalam manajemen proyek yang menguntungkan perusahaan dalam hal costing.
Untuk menghitung reorder point adalah dengan menambahkan safety stock dan lead time demand yakni 85 item + 805 item = 890 item
Bila stok barang sudah mencapai 890 item maka sebaiknya segera melakukan pembelian bahan untuk persediaan Anda.
Menghitung reorder point dan safety stock sangat menguntungkan perusahaan agar tetap mampu memenuhi permintaan pelanggan akan produknya. Selain hal diatas penting pula melakukan pengecekan fisik demi mengetahui kondisi stok di gudang apakah ada yang mengalami kerusakan maupun produk cacat produk.
Tentu akan repot jika Anda harus melakukan update secara manual. Pembukuan berbasis teknologi menjadi sebuah pilihan yang bisa Anda gunakan. Software akuntansi Harmony salah satunya, yang bisa membantu Anda memberikan notifikasi stok barang, apakah perlu dilakukan reorder atau belum. Barang juga akan terupdate otomatis dalam sistem penjualan jika sudah dilakukan pembelian kepada supplier. Nah, kini Harmony memiliki promo Gratis 30 Hari bagi Anda pengguna baru. Segera daftarkan akun Anda di sini.
Jika Anda membutuhkan insight seputar bisnis, akuntansi, keuangan, pajak dan marketing, Anda bisa mengunjungi sosial media Harmony seperti Facebook, Instagram, dan Linked In.