Apakah benar ketika Anda membangun sebuah bisnis akan memerlukan pencatatan jurnal retur penjualan? Jawabannya tentu saja perlu jika pelanggan melakukan retur atas produk yang sudah dibelinya.
Nah, bagaimana pebisnis mengatasinya? Tentu untuk mengatasi ketidakpuasan pelanggan, Anda perlu melakukan pengembalian produk dan bahkan menggantikannya dengan produk sejenis atau produk lainnya sampai ada juga yang menggantinya dengan uang.
Secara umum jurnal retur penjualan adalah jurnal yang terbit akibat sebuah keadaan si pembeli ingin mengembalikan barang yang sudah dibeli kepada pihak penjual. Lantas bagaimana mencatat jurnal retur penjualan dalam jurnal umum atau khusus? Simak contoh dan cara mencatatnya di bawah.
Table of Contents
Dalam pengertiannya jurnal retur penjualan adalah catatan yang digunakan sebagai perhitungan retur pelanggan pada pembukuan.
Sehingga catatan ini bisa dipertanggungjawabkan apabila konsumen akan mengembalikan barang yang dijual oleh pelanggan.
Karena penyebab retur penjualan adalah barang yang dijual biasanya cacat atau tidak cocok dalam kebutuhan pelanggan dan sebagainya.
Selain itu pencatatan jurnal retur penjualan juga bisa dicatat ke dalam jurnal khusus, di mana pencatatan ini selalu ada pada pembukuan akuntansi:
(D) Penjualan Rp 1.000.000
(K) Kas Rp 1.000.000
(D) Inventori Rp 600.000
(K) Harga Pokok Penjualan Rp 600.000
(D) Penjualan Rp 1.000.000
(K) Piutang Rp 1.000.000
(D) Inventori Rp 600.000
(K) Harga Pokok Penjualan Rp 600.000
Adapun beberapa contoh kasus sebagai pencatatan jurnal retur penjualan yang dapat Anda pahami yaitu:
Cahaya memiliki usaha sebagai pedagang eceran, kegiatannya pun menjual barang yang di mana dalam faktur penjualan bahwa barang yang dikembalikan selama 30 hari.
Pada transaksi penjualan tersebut menghasilkan senilai Rp60.000.000 pada bulan Juli 2020, dan telah menjual sebesar 50% secara tunai setelah itu sisanya dijual secara kredit.
Selain itu UD. Cahaya memiliki piutang sebesar Rp35.000.000 dan kas Rp3.000.000 pada akhir neraca Juli 2020. Kemudian harga pokok penjualan sebesar Rp38.000.000 dan persediaan penutupan sebesar Rp20.000.000.
Disamping itu 5% barang yang sudah dijual dikembalikan dengan alasan karena produk tersebut cacat, serta UD. Cahaya memiliki margin kotor sekitar 20% dari penjualan.
Dengan kasus di atas bahwa adapun taksiran saldo penjualan UD. Cahaya dengan jurnal retur penjualan seperti berikut.
Penjualan = Rp60 jt x 5% = Rp 3jt
Asumsikan Rasio Pengembalian Tunai (50%), maka
Penjualan x Rasio = Rp3jt x 50% = Rp1.500.000
Jika diasumsikan pengembalian dalam bentuk kredit atau piutang, maka juga sebesar Rp1.500.000 karena rasionya adalah 50%.
Untuk akun persediaan, akan dikurangi 20% margin (Rp 3jt x20%) hasilnya Rp600.000. Sehingga saldo akun persediaan menjadi Rp2.400.000.
Berikut ini jurnal akun retur penjualan yang bisa Anda pahami:
(K) Piutang Rp1.500.000
Baca Juga: Pengertian Dan Fungsi Jurnal Penyesuaian Dalam Akuntansi
Berdasarkan pada UD. Bike Kids menjual sepeda atau mobil mainan secara tunai atau kredit, Pak Adi telah melakukan audit internal pada usaha ini.
Seorang audit juga memiliki dua contoh kasus untuk menganalisis apakah perusahaan memiliki pencatatan jurnal retur penjualan secara akurat maupun saldo yang dilaporkan juga secara detail.
Sepeda senilai Rp30.000.000 dijual kepada Ibu Kristiana, di mana Ibu Kristiana membayar seluruhnya secara tunai Pada 01 Agustus 2020.
Namun karena sepeda tersebut rusak, maka Ibu Kristiana mengembalikan sepeda tersebut pada tanggal 25 Agustus. Yang mana pembayaran sudah menjadi haknya untuk dibayar kembali pada hari yang sama.
Analisis Temuan Pertama:
Dilakukan penjualan sebesar Rp30.000.000 dengan penyesuaian margin kotor sebesar 25%.Rp30.000.000 x 25/125 = Rp6.000.000Selain itu jumlah persediaan yang bertambah adalah Rp30.000.000 - Rp6.000.000 sehingga hasilnya sebesar Rp24.000.000.
Akun Jurnal Retur Penjualan Adalah:
(D) Penjualan Rp30.000.000
(K) Kas Rp30.000.000
Selanjutnya dijual 3 buah sepeda kepada Ibu Cahaya seharga Rp27.000.000, namun Ibu Cahaya hanya membayar setengahnya secara tunai pada tanggal 08 Agustus. Sedangkan sisanya pembayaran belum dibayar.
Selain itu ternyata sepeda tersebut mengalami goresan dan dikembalikan pada tanggal 12 Agustus, dan uang sisa yang belum dibayar dipertahankan. Karena adanya penerimaan saldo atas retur.
Kemudian dilihat dari sisi margin kotor sepeda sebesar 25%, tetapi dalam siklus tersebut, pelanggan memperoleh 30% dari biaya. Oleh karena itu bagaimana cara menghitung akun retur penjualan di bawah ini.
Untuk menghitung retur maka yang harus dilakukan mencari nilai pengembalian penjualan dan melakukan jurnal penyesuaian pada harga pokok penjualan sebagai berikut.
Analisis Temuan Kedua:
Penjualan Per Unit = Rp27.000.000 / 3 unitPenjualan Per Unit = Rp9.000.000
Penyesuaian margin kotor sebesar 30%, maka dapat dihitungRp9.000.000 x 30/130 = Rp2.076.923
Selain itu penambahan inventaris yaitu Rp9.000.000 - Rp2.076.923 hasilnya senilai Rp6.923.077
Akun Jurnal Retur Penjualan Adalah:
(D) Penjualan Rp9.000.000
(K) Piutang Rp9.000.000
(D) Persediaan Rp6.923.077
(K) Piutang Rp6.923.077
[elementor-template id="26379"]
Tentu jika Anda melakukan pencatatan jurnal salah satunya pada akun retur penjual, maka perlu diketahui beberapa hal penting di dalamnya.
Melalui retur dalam pendebetan rekening penjualan akan mengurangi pendapatan perusahaan, dan juga akan berdampak pada margin laba kotor perusahaan.
Banyaknya perusahaan menjual barang secara tunai maupun kredit adalah karena rasio keuntungan yang dipertahankan dan harus diperiksa kerugiannya.
Sehingga apabila pelanggan melakukan retur tidak secara detail, maka perusahaan perlu melakukan pencatatan jurnal.
Karena retur penjualan meningkatkan persediaan, maka harga pokok penjualan juga harus disesuaikan. Sehingga nantinya margin kotor harus dipertimbangkan baik itu pada biaya atau penjualan.
Namun apabila pada penjualan dari jumlah penjualan bisa mengurangi margin, maka jika berkaitan dengan biaya perlu adanya penyesuaian.
Apabila retur penjualan belum menghasilkan pendapatan bagi perusahaan, maka laba harus dibalik. Sehingga penyesuaian pada harga pokok penjualan dan persediaan harus dilakukan.
Bagaimana, sudah terbayangkan mudahnya dalam mencatat jurnal retur penjualan bukan? Namun terkadang contoh perhitungan dan jurnal ini jika dibandingkan secara faktanya akan berbeda di lapangan.
Sebenarnya di era digital seperti sekarang, perhitungan retur penjualan perusahaan bisa dilakukan dengan lebih mudah menggunakan software akuntansi. Anda tidak perlu melakukan perhitungan manual atau atau pusing mencatat jurnal.
Dengan software akuntansi canggih seperti Harmony Accounting Software, segala kebutuhan Anda dalam mengelola keuangan perusahaan bisa terpenuhi. Ayo konsultasikan kebutuhan Anda dengan kami melalui live chat Harmony.
Cobalah gunakan Harmony GRATIS 30 Hari di sini. Fitur yang bisa Anda gunakan adalah pemantauan stok, pembuatan invoice otomatis, rekonsiliasi bank transaksi secara otomatis, penghitungan aset, dan keuangan usaha yang mudah dikelola karena terdapat 20 lebih laporan keuangan secara real time.
Dapatkan update informasi dari Harmony dengan mengikuti media sosialnya di Facebook, Instagram, dan LinkedIn.