Akhirnya Indonesia kembali bangkit dari tingkat resesi yang dialaminya. Untuk pertama kalinya dalam lima kuartal pada April sampai Juni, GDP Indonesia melaporkan tingkat pertumbuhan tahunan terkuat dalam satu dekade.
Nyatanya kondisi sulit menimpa semua negara di dunia bahkan Indonesia. Namun, tentunya Pemerintah terus berupaya untuk meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi di Indonesia dengan tetap mempertimbangkan kesehatan warga negara juga.
Kini, tercatat bahwa Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia berhasil naik atau meningkat 7,07% dalam kuartal kedua dari tahun sebelumnya. Tentunya sebuah pencapaian yang berarti bagi perekonomian Indonesia.
Menurut hasil survei oleh Reuters, kecepatan GDP Indonesia lebih kuat dari perkiraan pertumbuhan sebesar 6,57%. Hal ini diperkuat karena dilakukan oleh 22 ahli analis. Ekspansi tersebut mengalami peningkatan dari efek dasar yang rendah yaitu dengan PDB yang berkontraksi 5,3% pada periode yang sama pada tahun lalu.
Table of Contents
Dalam sistem ekonomi Indonesia, terdapat beberapa sektor yang terus mendukung pertumbuhan PDB setiap tahunnya. Peningkatan tersebut ternyata didukung dengan adanya kenaikan di beberapa sektor ekonomi, seperti sektor transportasi, pergudangan, makanan dan minuman.
Sektor tersebut menyumbang pertumbuhan terbesar, dikarenakan adanya mobilitas masyarakat yang meningkat selama periode tersebut. Pernyataan tersebut dilontarkan langsung oleh Kepala Badan Pusat Statistik, Margo Yuwono saat konferensi pers.
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik, kenaikan realisasi belanja pemerintah dipicu oleh laju pertumbuhan belanja barang, belanja pegawai dan belanja modal masing-masing sebesar 82,10% ; 19,79% ; dan 45,56% akhirnya mengakibatkan konsumsi pemerintah meningkat.
Hal tersebut dilakukan untuk mendorong peningkatan investasi dan juga daya konsumsi di masyarakat. Bukan hanya itu, peningkatan mobilitas masyarakat Indonesia juga terjadi di Triwulan II - 2021. Ini juga mempengaruhi tumbuhnya pengeluaran konsumsi rumah tangga sebesar 5,93%.
Bagaimana dengan sektor impor? Nilai impor Indonesia juga meningkat dengan cukup baik senilai 50,21%. Kenaikan tersebut terjadi pada barang konsumsi, bahan baku, bahan baku penolong dan juga barang modal.
Penyebaran peningkatan di struktur ekonomi dalam Triwulan II - 2021 ini masih didominasi oleh Provinsi di Pulau Jawa yang menyumbang GDP Indonesia sebesar 57,92%.
Namun Indonesia tidak boleh lengah, sepertinya pertumbuhan akan melambat lagi di kuartal mendatang. Mengapa demikian? Adanya pembatasan sosial yang lebih ketat yang diberlakukan mulai awal Juli, pastinya untuk menurunkan laju penyebaran virus ini akan juga mempengaruhi ekonomi terbesar di Asia Tenggara.
Kondisi sulit seperti ini yang membuat dilema bagi pemerintah Indonesia, di satu sisi perlu meningkatkan laju perekonomian negara namun sisi lain juga perlu mempertimbangkan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat Indonesia.
Seperti yang diketahui, GDP Indonesia telah menyusut tahun lalu untuk pertama kalinya sejak 1988, sebesar 2.1%. Ya, penyebab utamanya adalah wabah pandemi dan pembatasan mobilitas masyarakat. Namun tidak perlu khawatir, akan terus memperbaiki dan berupaya keras untuk menyeimbangkan itu semua.
Salah satu tindakan nyata, Bank Indonesia selaku bank sentral telah melakukan penurunan tingkat perkiraan pertumbuhan tahun 2021 menjadi 3,5%-4,3%. Sebelumnya lembaga keuangan tersebut telah mencatat perkiraan sebesar 4,1%-5,1%. Ini dinyatakan dalam pertemuan kebijakan moneter Juli. Setelah itu Bank Indonesia pada bulan Desember, memberikan perkiraan pertumbuhan PDB sebesar 4,8% hingga 5,8% untuk tahun ini. Sedangkan proyeksi Kementerian Keuangan untuk pertumbuhan PDB tahun ini adalah 3,7%-4,5%.
[elementor-template id="26379"]
Untuk mendukung pertumbuhan, maka pemerintah sangat berharap dengan adanya program vaksinasi akan membantu pemulihan ekonomi. Namun nyatanya kemajuannya masih terasa lambat.
Menteri Keuangan RI, Ibu Sri Mulyani Indrawati mengatakan bahwa anggaran kesehatan negara dapat membengkak menjadi Rp 300 triliun ($ 20,9 miliar) tahun ini, sekitar 39,5% lebih tinggi dari yang dialokasikan saat ini.
Namun rasa optimis dinyatakan oleh Kepala Badan Pusat Statistik Indonesia, Bapak Margo Yuwono, dengan peningkatan penanganan kesehatan dan penurunan kasus pandemi, akan mendorong mobilitas masyarakat dan akhirnya ekonomi Indonesia akan membaik.
Beliau juga yakin, bahwa GDP Indonesia akan terus membaik dalam kuartal ketiga jika polanya tetap baik, dan semua akan bergantung pada penanganan pandemi di Indonesia.
Harapan bagi semua pebisnis tentunya, ekonomi Indonesia terus membaik dari masa ke masa. Dengan begitu, Anda bisa terus mengembangkan bisnis dengan lebih baik walau dalam keadaan sulit seperti ini.
Penting bagi Anda untuk terus memantau perkembangan bisnis khususnya dalam hal keuangan. Seperti mengetahui tingkat penjualan yang terjadi, berapa banyak pengeluaran untuk produksi ataupun operasional dan kondisi keuangan lainnya.
Untuk memudahkan Anda dalam melakukan itu semua, kini ada solusi teknologi dari Harmony Accounting Software. Anda bisa melakukan pemantauan secara realtime, mendapatkan laporan keuangan dengan lebih cepat, mencatat semua transaksi serta biaya yang terkait dengan bisnis.
Coba gunakan Harmony untuk membereskan pembukuan bisnis Anda tanpa ribet setiap bulannya. Aplikasi ini mudah digunakan oleh setiap pebisnis walau tidak memiliki background accounting sekalipun. Dapatkan Gratis 30 Hari untuk menggunakannya, daftar di sini. Yuk, kunjungi akun sosial media Harmony seperti Instagram, Facebook, dan Linkedin.