Harmony Â» Blog Â» 

Financial Distress: Bagaimana Memahami dan Cara Menanganinya

Fina Pratiwi
/
Diupdate 
Juni 12, 2020

Menghadapi kesulitan keuangan atau financial distress merupakan kondisi yang pasti dialami oleh perusahaan. Sudah banyak perusahaan yang benar-benar gagal total mengalami financial distress khususnya perusahaan yang memiliki dampak adanya virus corona covid-19 ini.

Bahkan untuk mempertahankan kondisi keuangan perusahaan banyak yang memberhentikan karyawan atau dikenal dengan istilah PHK hanya untuk bisa terlepas dari kondisi financial distress ini.

Padahal kondisi financial distress biasanya terjadi tidak hanya adanya wabah corona covid-19 akan tetapi terjadi karena adanya kesalahan cara mengelola keuangan sebelum perusahaan mengalami kebangkrutan atau likuidasi.

Kali akan dibahas mengenai financial distress bagaimana cara menanganinya. Simak terus artikel ini.

Financial distress dapat teratasi dengan sistem pengelolaan keuangan dengan efektif dan efisien.

Pengertian Financial Distress

Adapun beberapa pengertian financial distress menurut para ahli, sebagai berikut:

a. Menurut Santosa (2007), kesulitan dana untuk menutup kewajiban perusahaan atau kesulitan likuiditas yang diawali dengan kesulitan ringan sampai pada kesulitan yang lebih serius, yaitu jika hutang lebih besar dibandingkan dengan aset.

Definisi financial distress yang lebih pasti sulit dirumuskan tetapi terjadi dari kesulitan ringan sampai berat.

b. Menurut Plat dalam Almilia (2002), financial distress atau sering disebut dengan kesulitan keuangan, terjadi sebelum suatu perusahaan benar-benar mengalami kebangkrutan.

Financial distress merupakan suatu kondisi yang menunjukkan tahap penurunan dalam kondisi keuangan perusahaan yang terjadi sebelum terjadinya kebangkrutan ataupun likuidasi.

c. Menurut Wikipedia.org (2020), financial distress adalah istilah dalam keuangan perusahaan yang digunakan untuk menunjukkan suatu kondisi ketika janji kepada kreditor perusahaan dipatahkan atau dihormati dengan susah payah.

Jika kesulitan keuangan tidak dapat dihilangkan, itu dapat menyebabkan kebangkrutan.

Dari ketiga pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa kondisi kesulitan keuangan yang dialami oleh suatu perusahaan sebelum mengalami kebangkrutan atau likuidasi.

Jika perusahaan sudah masuk dalam kondisi financial distress, maka manajemen harus berhati-hati karena bisa saja masuk pada tahap kebangkrutan dan harus menerapkan skala prioritas dalam pengelolaan keuangan.

Manajemen perusahaan yang mengalami financial distress harus melakukan tindakan untuk mengatasi masalah keuangan tersebut untuk mencegah terjadinya kebangkrutan. Terutama pelaku UKM harus mampu mengatur keuangan UKM secara maksimal.

Baca Juga : 7 Tips Mengelola Keuangan Bisnis Yang Mudah Diterapkan


[elementor-template id="26379"]


Jenis-Jenis Financial Distress

Menurut Brighan & Gapenski (1993) dalam Saptono (2001),terdapat 4 jenis financial distress yang dapat menyebabkan sebuah perusahaan mengalami kebangkrutan. Keempat hal tersebut yaitu:

1. Economic Failure (Kegagalan Ekonomi)

Kegagalan ekonomi dapat diartikan kondisi perusahaan tidak bisa menutupi total cost sehingga perusahaan tidak dapat membayar gaji karyawan.

Hal ini disebabkan karena tingkat laba yang dihasilkan lebih kecil daripada total cost yang dikeluarkan. Banyak perusahaan yang pada akhirnya meminta kepada investor untuk menambahkan modalnya kembali atau mencari investor baru.

2. Business Failure (Kegagalan Bisnis)

Kegagalan bisnis dapat diartikan kondisi perusahaan kehilangan kreditur sehingga harus menghentikan proses produksi. Dengan kondisi seperti ini perusahaan harus mampu menghemat keuangan sehingga dapat meminimalisir resiko yang terjadi.

3. Financial Failure (Kegagalan Keuangan)

Kegagalan keuangan dapat diartikan suatu kondisi dimana sebuah perusahaan tidak dapat memenuhi kewajiban jangka pendeknya, seperti tidak dapat membayar hutang tepat pada waktunya (insolvensi) dikarenakan mengalami kerugian atau berkurangnya likuiditas.

Kondisi financial failure umumnya dibagi menjadi dua jenis, yaitu: insolvensi teknis dan insolvensi kebangkrutan.

4. Legal Bankruptcy (Bangkrut Secara Hukum)

Ialah kondisi dimana sebuah perusahaan dinyatakan benar-benar pailit atau bangkrut dan telah disahkan secara hukum. Di Indonesia sendiri terdapat undang-undang yang mengatur tentang syarat serta putusan bangkrut sebuah perusahaan yang diatur dalam Pasal 2 UU No. 4 Tahun 1998.

Sedangkan menurut Fahmi (2011), menjelaskan adanya kategori penilaian dari financial distress, sebagai berikut:

- Kategori A, penilaiannya sangat tinggi dan benar-benar membahayakan.

- Kategori B, penilaiannya tinggi dan membahayakan.

- Kategori C, penilaiannya sedang dan masih bisa menyelematkan diri.

- Kategori D, penilaiannya rendah.

Cara Menangani Financial Distress

Adapun cara menangani yang dapat dilakukan oleh perusahaan jika mengalami masalah ini :

1. Perusahaan bisa saja menjual aset-aset utamanya. seperti: tanah, gedung, kendaraan, mesin dll, dikarenakan dengan menjual aset tersebut perusahaan masih bisa mengembalikan modal investor dan masih bisa menjalankan perusahaannya walaupun dengan modal minimun.

2. Tindakan kedua adalah perusahaan bisa melakukan tindakan merger dengan perusahaan lain. Merger adalah penggabungan dua atau lebih perusahaan menjadi satu, dimana perusahaan mengambil atau membeli semua asset dan liabilitas perusahaan sehingga perusahaan yang memerger memiliki paling tidak 50% saham.

3. Membatasi belanja modal untuk ekspansi usaha, dengan kondisi financial distress perusahaan tidak akan mengeluarkan modal untuk ekpansi usaha malah modal digunakan untuk menghemat keuangan paling efisien.

4. Mulai menerbitkan saham atau obligasi baru, biasanya setelah perusahaan mengembalikan modal sebagian kepada investor. Perusahaan menerbitkan saham atau obligasi baru untuk pendanaan jangka panjang dan meningkatkan modal dalam perusahaan tersebut.

5. Pengajuan restrukturisasi kredit kepada bank, dimana kondisi perusahaan sudah tidak mampu membayar bunga kredit sehingga perusahaan meminta untuk dibuatkan penjadwal-ulang kembali pembayaran bunga kredit pada bank.

6. Selain pengajuan restrukturisasi kredit diberikan, justru pihak bank sendiri memberikan solusi untuk mengatasi masalah ini dengan memberikan plafon kredit tambahan sehingga dapat mengkonversi utang bank menjadi modal tambahan untuk operasional perusahaan.

7. Mengajukan permohonan kepailitan sehingga dapat dinyatakan legal secara hukum dan dapat dipertanggung-jawabkan kondisi financial distress pada public. Sebelum perusahaan mengajukan permohonan kebangkrutan, perusahaan terlebih dahulu melakukan pendekatan dengan kreditor serta membawa rencana reorganisasi perusahaan.

Seperti itulah penjelasan mengenai financial distress bagaimana memahami dan cara menanganinya. Dapat disimpulkan net income/sales sangat berpengaruh terhadap terjadinya masalah ini pada suatu perusahaan.

Semakin besar rasio net income/sales maka semakin kecil kemungkinan akan mengalami hal ini, begitu juga sebaliknya semakin kecil net income/sales maka semakin besar kemungkinan akan mengalami financial distress.

Dalam menghitung net income/sales anda membutuhkan alat bantu seperti software akuntansi. Dengan adanya software akuntansi Anda dapat bisa fokus pada pengembangan bisnis biar urusan pengelolaan keuangan dikerjakan oleh software akuntansi.

Software akuntansi ini dapat membantu segala keperluan keuangan bisnis Anda dalam satu sistem aplikasi keuangan bisnis bernama Harmony Smart Accounting Solution yang mana menyediakan 20 lebih jenis laporan keuangan secara real-time yang bisa membantu dalam menganalisa, memeriksa dan mengembangkan bisnis Anda.

Harmony merupakan software akuntansi praktis dan mudah, yang merupakan pilihan utama bagi ribuan pemilik bisnis yang ingin memiliki laporan keuangan lengkap walau tanpa memiliki background sebagai keuangan atau akuntan. Coba GRATIS selama 30 hari Software Harmony disini.

trial harmony
Pembukuan Lebih Mudah!
Coba Gratis 30 Hari dan Rasakan Perbedaannya!
COBA GRATIS
Anda juga mungkin suka:
Fina Pratiwi
Fina Pratiwi adalah seorang ahli strategi keuangan dengan lebih dari 5 tahun pengalaman dalam industri keuangan. Dia memegang gelar dalam bidang Keuangan dan dikenal karena kemampuannya untuk menyederhanakan konsep keuangan yang kompleks menjadi sesuatu yang mudah dipahami. Fina percaya bahwa pemahaman yang baik tentang manajemen keuangan adalah kunci sukses bisnis. Dengan pengetahuannya yang luas, dia berdedikasi untuk membantu bisnis memahami dan memanfaatkan software Harmony untuk mencapai tujuan keuangan mereka.
chevron-down
Scan the code
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram