Sebagian dari Anda pasti bingung mengapa perlu dibuatkan cadangan kerugian piutang? Ya, karena supaya Anda tidak perlu dipusingkan oleh beberapa jenis transaksi, seperti piutang usaha dan aktivitas usaha lainnya yang berjalan secara baik.
Di samping itu membuat cadangan kerugian piutang yang tidak dapat tertagih akan membantu perusahaan Anda dalam merencanakan anggaran dan menentukan suatu keputusan yang strategis.
Namun bagaimana sih caranya membuat cadangan kerugian piutang pada perusahaan? Apakah anggaran piutang usaha ini memiliki perhitungan serta metodenya? Oleh karena itu, yuk lanjut membaca artikel di bawah ini.
Table of Contents
Artikel ini akan membantu Anda untuk lebih mudah belajar akuntansi dalam waktu singkat. Lalu apa sih arti istilah cadangan kerugian piutang?
Berdasarkan pengertiannya cadangan kerugian piutang adalah kebijakan yang ditetapkan oleh perusahaan, untuk melakukan cadangan piutang yang tidak dapat tertagih.
Nah, arti kerugian piutang adalah suatu kerugian yang telah terjadi atas piutang yang tidak bisa ditagih.
Adapun rumus sederhana mengenai kerugian piutang yaitu:
Kerugian Piutang = Nominal Seluruh Piutang – Perkiraan Jumlah Piutang Yang Tidak Tertagih
Sesuai dengan rumus di atas, bisa diketahui untuk mencari cadangan piutang yang tak tertagih dalam neraca.
Perhitungan ini dilakukan karena laporan neraca harus dibuat pada akhir periode, dan harus dilakukan estimasi jumlah kerugian piutang tak tertagih sebagai analisis vertikal laporan keuangan yang dibebankan.
Berikut ini ada beberapa yang harus diperhatikan dalam menentukan besarnya kerugian piutang usaha melalui metode cadangan kerugian piutang tak tertagih yaitu:
Apabila kerugian tersebut berkaitan dengan laba atau cadangan kerugian di dalam laporan laba rugi, maka perhitungannya yaitu menggunakan metode jumlah penjualan melalui pendekatan pendapatan dan biaya.
Perhitungan metode cadangan kerugian piutang ini dengan cara mengalikan persentase tertentu dengan jumlah penjualan yang terjadi.
Adanya kerugian ini terjadi karena penjualan kredit sehingga secara praktis piutang ini harus berdasarkan nilai penjualan.
Di mana perkiraan kerugian piutang ini dibebankan kepada akun kerugian piutang dan kreditnya berkaitan dengan cadangan kerugian piutang tak tertagih.
Ketika menggunakan metode cadangan kerugian ini sebagai dasar perhitungan kerugian piutang, maka menggunakan metode saldo piutang.
Di mana perhitungannya melalui nilai aktiva secara pendekatan aset dan utang.
Dalam metode ini merupakan metode yang menggunakan perhitungan jumlah estimasi piutang tak tertagih, berdasarkan persentase jumlah piutang serta pengelompokkan lamanya piutang yang sudah tempo.
Baca Juga: Ingin Cara Praktis Rekonsiliasi Bank? Pelajari Contoh Soal Berikut Ini!
Nah, bagaimana sih menghitung cadangan kerugian? Adapun beberapa perhitungannya yang perlu Anda pahami yaitu:
Untuk perhitungan saldo normal cadangan kerugian ini memiliki dua metode perhitungan yaitu:
Metode I : Persentase Kerugian Piutang Tidak Tertagih
Persentase Kerugian Yang Ditetapkan (%) X Saldo Piutang
Metode II : Saldo Rekening Cadangan Kerugian Piutang Tidak Tertagih
Persentase Kerugian +/- Saldo Rekening Cadangan Kerugian Piutang
Contoh Soal:
Pada tanggal 31 Desember 2020, diketahui ternyata saldo rekening piutang milik perusahaan PT Cahaya sebesar Rp 20.000.000.Selain itu saldo kredit rekening cadangan piutang tak tertagihnya sebesar Rp 200.000, dengan persentase kerugian piutang yang ditetapkan senilai 2%.
Untuk itu perhitungan dan jurnal cadangan kerugian piutangnya adalah sebagai berikut:
Perhitungan:
Persentase kerugian = 2% x Rp20.000.000 = Rp 400.000
Saldo kredit rekening cadangan kerugian = Rp 200.000
Maka, kerugian piutang sebesar Rp 200.000
Jurnal Cadangan Kerugian Piutang 31 Des 2020:
(D) Kerugian piutang Rp 200.000
(K) Cadangan kerugian piutang Rp 200.000
Cara menghitung cadangan piutang tak tertagih ini memang hampir sama dengan cara sebelumnya, namun bedanya cara ini tidak memperhatikan saldo rekening cadangan dan kerugian saja. Adapun rumusnya sebagai berikut ini:
Persentase Kerugian Piutang X Saldo Piutang
Melalui contoh soal sebelumnya serta perhitungannya maka pencatatan dan jurnal cadangan kerugian piutang ini adalah sebagai berikut:
Perhitungan:
Persentase kerugian = 2% x Rp 20.000.000 = Rp 400.000
Jurnal Cadangan Kerugian Piutang 31 Des 2020:(D) Kerugian piutang Rp 400.000(K) Cadangan kerugian piutang Rp 400.000
Kekurangan dalam kedua metode ini adalah tidak dapat memberikan sebuah informasi atas jumlah piutang yang dapat ditagih dan dapat kemungkinan terjadi dua kali pembebanan kerugian piutang pada akhir periode, yang bahkan masih terkait dengan piutang tahun sebelumnya yang pernah dihitung kerugian piutangnya.
[elementor-template id="26379"]
Menggunakan cara perhitungan metode ini dapat dilakukan melalui klasifikasi umur piutang konsumen Anda.
Di mana Anda harus menentukan persentase kerugian piutang, dari setiap klasifikasi umur piutang tersebut.
Nah nilai kerugian piutang yang didapat dari periode ini didapat dari hasil penjumlahan taksiran kerugian yang dikurangi maupun ditambahkan saldo rekening kerugian piutang.
Adapun perhitungan dan pencatatan jurnalnya yaitu:
Membuat Daftar Analisa Umur Piutang
Hal pertama yang harus dilakukan adalah membuat analisa umur piutang. Berikut ini adalah contoh datanya:
Membuat Estimasi Kerugian Piutang
Setelah membuat dan menganalisa umur piutang sebelumnya, kemudian Anda harus menghitung kerugian piutang pada setiap klasifikasi umur piutang dengan cara menetapkan nilai persentase sebelumnya. Adapun contoh estimasi kerugian piutangnya adalah:
Sehingga apabila saldo rekening cadangan kerugian di debet, maka ditambah. Namun apabila saldonya dari rekening kredit, maka harus dikurang.
Didapat dari tabel data sebelumnya, untuk jurnal di tanggal 31 Desember 2020, saldo kredit rekening yang terdapat pada cadangan piutang tidak tertagih adalah senilai Rp 20.000. Maka kerugian piutangnya adalah Rp 20.100.000 – Rp 200.000 = Rp19.900.000
Jurnal Cadangan Kerugian Piutang 31 Des 2020
(D) Kerugian piutang Rp19.900.000
(K) Cadangan kerugian piutang Rp19.900.000
Melalui metode perhitungan ini, maka membuat jumlah piutang yang dilaporkan laporan neraca keuangan bisa lebih mendekati realnya, sebab metode ini hanya dapat dilakukan penaksiran bagi setiap debitur.
Secara umum bahwa penagihan piutang usaha juga berkaitan dengan arus kas perusahaan.
Hal ini untuk menjaga uang tunai atau aset yang dimiliki oleh perusahaan, sehingga kedepannya akan memberikan efek positif terhadap catatan keuangan perusahaan dan berguna untuk banyak hal.
Namun dengan adanya penagihan piutang kini dapat lebih mudah dengan software dari Harmony. Pembuatan invoice yang praktis dan tidak ribet membuat proses penagihan menjadi lebih mudah.
Tertarik untuk menggunakannya? Cobalah gunakan melalui software pembukuan Harmony.
Harmony yang dapat dengan mudah melakukan pemantauan stok, pembuatan invoice otomatis, rekonsiliasi bank transaksi secara otomatis, penghitungan aset, dan keuangan usaha yang mudah dikelola karena terdapat 20 lebih laporan keuangan secara real time. Gunakan Harmony sekarang juga GRATIS 30 hari di sini.
Mau update info menarik dan penawaran terbaik kami selanjutnya? Ayo, follow dan like akun Facebook, Instagram dan LinkedIn Harmony hari ini ya.