Dalam perusahaan manufaktur pengunaan bahan baku dan bahan penolong merupakan bagian dalam proses produksi. Bahan baku dan bahan penolong merupakan sumber daya yang sangat dibutuhkan dalam menghasilkan barang jadi yang siap untuk dijual. Tanpa kedua bahan ini maka proses produksi tidak bisa dijalankan.
Bahan baku dan bahan penolong merupakan sumberdaya terpenting yang dibutuhkan dalam perusahaan manufaktur.
Stok
bahan baku dan bahan penolong harus selalu ada di perusahaan manufaktur.
Kekosongan stok kedua bahan ini (terutama bahan baku) akan menyebabkan produksi
berhenti dan menghambat proses penjualan perusahaan. Produksi dan penjualan
yang berhenti atau terhambat akan berdampak pada siklus akuntansi perusahaan
tersebut, jadi permasalahan kekosongan
bahan harus segera diselesaikan.
Sebelum kita membahas lebih lanjut tentang bahan baku dan bahan penolong, saksikan video perusahaan manufaktur dibidang minuman, PT Berkah Malindo Perkasa berikut ini.
Dengan pembukuan yang baik dan benar, PT Berkah Malindo Perkasa meraih kesuksesan dalam menjalankan usahanya. Usaha Anda juga bisa sukses seperti itu jika memiliki laporan keuangan yang rapi. Bagi Anda yang sibuk dan membutuhkan jasa konsultan untuk pembuatan laporan keuangan, maka Anda bisa menggunakan Harmony Accounting Service dalam membuat laporan keuangan dan analisanya.
Terkadang, untuk beberapa jenis industri ada kerancuan dalam penentuan bahan-bahan tertentu apakah masuk ke bahan baku atau sebagai bahan penolong. Misalnya dalam industri pembuatan sepeda, pembuatan barang elektronik dan lain sebagainya. Hal ini berdampak pada pencatatan transaksinya dalam pembukuan perusahaan termasuk menghitung HPP produk. Oleh karena ini penentuan klasifikasi bahan baku dan bahan penolong harus dibuat dari awal sebelum produksi dimulai.
Baca juga : 4 Tahapan Menghitung Harga Pokok Penjualan (HPP) Perusahaan Manufaktur
Bahan baku dan bahan penolong memiliki fungsi yang berbeda dalam proses produksi walaupun tujuan akhirnya sama yaitu menghasilkan produk jadi untuk dijual. Lantas, apa pengertian bahan baku, bahan penolong dan perbedaannya? Simak penjelasannya berikut ini.
Table of Contents
Bahan baku adalah bahan mentah yang digunakan sebagai dasar untuk pembuatan suatu produk, dimana bahan tersebut diolah kembali melalui proses tertentu untuk dibuat menjadi bentuk yang lain. Bahan baku diperoleh dari berbagai cara antara lain melalui pembelian lokal, import, atau pengolahan sendiri.
Bahan baku sendiri terbagi atas 2 jenis, yaitu :
1. Bahan baku langsung (direct material) yaitu bahan baku yang merupakan bagian dari barang jadi sebagai hasil produksi. Contoh dari bahan baku ini adalah pembuatan kursi dari kayu dimana kayu merupakan bagian dari kursi yang merupakan produk jadi.
2. Bahan baku tidak langsung (indirect material) yaitu bahan baku yang memiliki peran dalam proses produksi tapi tidak langsung terlihat pada barang jadi sebagai hasil produksi. Contoh bahan baku tidak langsung adalah dalam penggunaan lem kayu dalam pembuatan kursi. Lem tidak terlihat pada kursi sebagai produk jadi tetapi lem merupakan bahan baku yang berperan dalam terciptanya kursi tersebut sehingga kursi memiliki nilai ekonomis (bisa dijual).
Definisi bahan baku langsung dan tidak langsung ada kemiripan dengan definisi biaya tenaga kerja langsung dan biaya tenaga kerja tidak langsung dalam perhitungan Cost of Gold Sold (COGS) atau HPP suatu produk. Dimana bahan baku langsung dan biaya tenaga kerja langsung yang merupakan sesuatu yang lebih dominan pengaruhnya dalam fungsi produksi maupun penghitungan biayanya.
[elementor-template id="26379"]
Bahan penolong adalah barang yang digunakan dalam proses produksi tetapi bukan merupakan bagian dari bahan baku utama untuk produk yang dihasilkan. Bahan penolong merupakan item yang dapat melengkapi fungsi, meningkatkan efisiensi atau keamanan produksi tetapi bukan menjadi bagian utama dari produk jadi.
Contoh bahan penolong adalah plastik pembungkus dan label harga pada pembuatan produk kemeja sedangkan bahan baku pembuatan kemeja adalah kain katun, kancing dan benang. Contoh lainnya adalah dalam produksi roti membutuhkan terigu, telur dan gula sebagai bahan utama tetapi membutuhkan bahan penolong seperti plastik dan kardus.
Untuk menentukan perbedaannya dalam proses produksi, maka harus terlebih dahulu melihat fungsi dan penggunaan masing-masing bahan dalam suatu proses produksi.
Kriteria bahan baku terdiri dari :
• Fungsi : jika bahan tidak tersedia maka produk jadi tidak dapat dihasilkan atau tidak dapat berfungsi.
• Penggunaan : memiliki porsi yang lebih besar (banyak) daripada bahan yang lain.
Sedangkan kriteria bahan penolong terdiri dari :
• Fungsi : tanpa adanya bahan ini produk jadi masih bisa dihasilkan, meskipun hasil jadi tidak sesuai dengan harapan atau fungsinya.
• Penggunaan : memiliki porsi yang kecil dari keseluruhan bahan yang dipakai.
Dari penjelasan diatas bisa disimpulkan bahwa bahan baku dan bahan penolong dibutuhkan dalam membuat produk tetapi kebutuhan bahan baku jauh lebih besar daripada bahan penolong. Tanpa adanya bahan baku maka produksi tidak bisa berjalan dan tidak bisa menghasilkan produk jadi. Sedangkan jika bahan penolong tidak ada, produksi masih bisa tetap berjalan tetapi hasilnya tidak maksimal atau produk jadi tidak berfungsi dengan baik.
Bahan baku memiliki porsi yang dominan dalam suatu proses produksi, karena itu biaya yang dikeluarkan untuk bahan baku lebih besar daripada bahan penolong. Efeknya adalah jika harga bahan baku naik maka langsung mempengaruhi harga jual suatu produk. Tetapi jika harga bahan penolong yang naik maka tidak akan berpengaruh signifikan terhadap kenaikan harga jual produk tersebut.
Untuk mencatat dan menghitung penggunaan bahan baku dan bahan penolong, sebaiknya menggunakan software akuntansi yang mudah digunakan seperti Harmony. Dengan menggunakan Harmony, Anda bisa membuat laporan keuangan dimanapun dan kapanpun tanpa perlu takut kehilangan data. Coba pakai Harmony GRATIS 30 hari dengan mendaftar disini. Ikuti update informasi dari Harmony dengan mengikuti media sosialnya di Facebook, Instagram dan LinkedIn.