Perkembangan gaya dalam berbisnis saat ini semakin beragam. Misalnya dengan menjalankan bisnis sebagai reseller atau dropship. Dua teknik ini sebenarnya sama-sama bertujuan untuk menjual produk. Namun, ada perbedaan dropship dan reseller dalam praktiknya.
Masih banyak orang yang belum paham betul perbedaan reseller dan dropship ini dan cenderung menganggap keduanya memiliki mekanisme yang sama dan hanya penyebutannya saja berbeda. Supaya tidak salah menilai dan tidak salah dalam menerapkan strategi penjualan dan bisnis, berikut ini akan dibahas pengertian lengkap dengan perbedaan reseller dan dropship.
Untuk menjadi reseller, pelaku usaha harus menyetok produk terlebih dahulu, meskipun produk tersebut tidak atau belum dibayarkan seluruhnya. Sedangkan, dropship tidak perlu stok produk.
Table of Contents
Reseller merupakan kata dasar dari Bahasa Inggris Resell yang berarti menjual kembali. Sedangkan reseller merujuk pada pelaku yang menjual kembali produk yang telah dibeli dari pihak lain. Jadi, bisnis reseller adalah bisnis yang melakukan metode membeli suatu produk dan menjualnya dengan harga yang lebih tinggi dari harga beli agar mendapatkan keuntungan.
Sebenarnya, praktik reseller secara konvensional bisa dilihat dari toko-toko atau warung yang biasa berada di dekat pemukiman warga. Bahkan, umumnya para pedagang di pasar menerapkan praktik reseller, karena pelaku usaha membeli terlebih dahulu produknya kemudian menjualnya kembali.
Untuk menjadi reseller, pelaku usaha harus menyetok produk terlebih dahulu, meskipun produk tersebut tidak atau belum dibayarkan seluruhnya. Misalnya untuk bisnis minimarket yang bisa menjalin kerjasama dengan produsen atau supplier untuk menyetok produk terlebih dahulu dan membayar pada waktu sesuai dengan kesepakatan. Keuntungan yang diperoleh dari reseller adalah selisih harga jual dan harga beli produk.
Baca Juga : Penjelasan Lengkap Prinsip Etika Bisnis dan Contohnya
Seiring perkembangan zaman, peran reseller mengalami penyempitan makna, yaitu dikhususkan bagi pelaku usaha yang menyetok dan menjual produk secara online saja.
Dalam menjual produk, pedagang tidak harus selalu membayar produk dan menyetok produk terlebih dahulu dari suppliernya. Ada mekanisme berjualan tanpa harus menyetok produk terlebih dahulu. Mekanisme ini disebut dengan dropship dan pelaku usahanya biasa disebut dengan dropshipper.
Ciri khas dari bisnis dropship adalah pelaku usaha, yaitu dropshipper tidak perlu membayar produk kepada supplier. Namun, penjual hanya perlu memasarkan produk secara online maupun offline. Jika terjadi pembelian, penjual tidak perlu memikirkan pengiriman produk dan pengepakan karena akan dilakukan langsung oleh supplier atau penyedia produk.
Keuntungan yang didapatkan dari mekanisme dropship diperoleh dari banyak produk yang bisa dijual karena biasanya produsen atau supplier telah menentukan harga jual produk masing-masing. Dropship merupakan istilah perang dagang yang lebih identik untuk kegiatan jual beli secara online. Saat ini, dropship sangat digemari oleh generasi muda karena dinilai sebagai salah satu bentuk bisnis yang akan membawa sukses di usia muda.
Dari pengertian kedua mekanisme bisnis ini, dapat diketahui beberapa perbedaan dropship dan reseller yang paling mencolok. Perbedaan reseller dan dropship dapat ditinjau dari 6 aspek, yaitu stok barang, modal, pemasaran, keuntungan, risiko, dan proses pengiriman. Untuk lebih mudanya, perbedaan reseller dan dropship dapat dilihat dalam rincian berikut ini:
• Ditinjau dari stok barang, reseller diharuskan untuk membeli barang sebagai stok dengan jumlah tertentu dari supplier, sedangkan dropship tidak mengharuskan pedagang membeli stok terlebih dahulu.
• Karena harus menyediakan stok produk, maka reseller tentu harus memiliki modal yang lebih besar dibandingkan dropship, bahkan dropship bisa saja dilakukan tanpa perlu modal sama sekali.
• Dari segi pemasaran, reseller bisa menawarkan produk secara langsung melalui toko online karena memiliki stok barang yang ingin dijual, sementara pemasaran bisnis dropship hanya mungkin bisa dilakukan secara online karena tidak memiliki stok produk.
• Dari segi harga dan keuntungan, reseller bisa menentukan margin penjualan secara bebas dan mendapatkan keuntungan yang kompetitif, sementara dropship mendapatkan keuntungan yang cenderung datar karena harga diatur oleh supplier.
[elementor-template id="26379"]
• Ditinjau dari risiko yang mungkin didapatkan, reseller memiliki tingkat resiko kerugian yang lebih tinggi daripada dropshipper karena banyak faktor seperti produk rusak atau tidak laku terjual.
• Untuk keperluan pengiriman produk, reseller harus mengemas dan melakukan pengiriman produk sendiri kepada konsumen, sementara dropship tidak harus memikirkan masalah packing dan pengiriman produk karena akan dilakukan oleh supplier.
Dari pengertian dan perbedaan dropship dan reseller di atas, Anda tentu saja sudah bisa menilai sendiri bisnis yang paling cocok untuk Anda. Perbedaan reseller dan dropship pastinya akan berpengaruh kepada keunggulan dan kekurangan dari kedua teknik tersebut.
Sangat penting bagi Anda untuk memperdalam pengetahuan kedua teknik bisnis ini. Selain itu, satu hal yang sangat penting bagi Anda yang ingin memulai usaha sebagai reseller maupun bisnis dropship adalah pengelola keuangan untuk mengukur kinerja usaha atau bisni online Anda.
Pemanfaatan software akuntansi Harmony akan sangat membantu untuk mengevaluasi efektivitas usaha reseller atau dropship yang Anda lakukan. Software akuntansi Harmony sangat mudah digunakan, sehingga Anda akan memiliki banyak waktu untuk lebih fokus terhadap penjualan karena pencatatan keuangan bisa dilakukan dengan cepat. Dapatkan promo FREE Trial selama 30 hari, khusus bagi Anda yang mendaftar di sini. Cek juga akun Facebook, Instagram dan LinkedIn Harmony untuk info finansial menarik lainnya setiap hari.
Bagaimana jika Anda adalah pebisnis yang sibuk sehingga tidak sempat membuat laporan keuangan? Jangan khawatir, Anda bisa menggunakan Harmony Accounting Service yaitu jasa pembuatan laporan keuangan dengan harga terjangkau yang dikerjakan oleh profesional berpengalaman dalam bidang akuntansi.